Tahapan Pengajaran Ibadah Shalat untuk Anak

banyak dilakukan penelitian untuk melihat manfaat mengerjakan shalat secara teratur bagi kesehatan tubuh. 35 Dapat disimpulkan dari berbagai manfaat shalat tersebut di atas bahwa sesungguhnya shalat, disamping fungsi-utamanya sebagai sarana beribadah kepada-Nya, mengembangkan keimanan kepada suatu zat Maha Kuasa dan Maha Penyayang yang kepadanya kita dapat mempertautkan kecintaan dan keimanan, serta memperhalus akhlak adalah fasilitas yang dianugerahkan-Nya kepada kita untuk meningkatkan kualitas hidup kita sehari-hari. Banyak orang bersusah-payah mencari jalan dalam mencapai hal ini dengan mengembangkan berbagai bentuk meditasi transendental, hipnosis, mencari konsultasi psikologis dan medis, bahkan lari kepada obat-obat penenang atau, kalau tidak, mesti hidup dalam kebingungan serta tekanan stress dan depresi, sementara sebagai Muslim telah diajari teknik-teknik yang fool proof yang datang dari Dia Yang Maha tahu.

4. Tahapan Pengajaran Ibadah Shalat untuk Anak

Karena pentingnya shalat, maka shalat sudah seharusnya menjadi amal ibadah pertama yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Memang, mengajari anak shalat bukan masalah mudah, melainkan dibutuhkan kerja keras di dalamnya. Nah, agar anak kelak rajin shalat, ada 4 fase atau masa pendidikan yang mesti kita terapkan. Fase-fase tersebut adalah: 35 Yazid bin Abdil Qadir Jawas, Sebaik-baik Amal Adalah Shalat, Jakarta: Pustaka at- Taqwa, 2009, h. 24. 1. Fase Meniru Masa meniru dimulai ketika anak berusia 2 tahun. Pada masa ini anak suka meniru apa saja yang dilakukan orang di sekelilingnya. Terutama kedua orang tuanya. Kadar peniruannya tergantung pada tingkat usianya. Ketika ia menjadi besar dan tumbuh dewasa, peniruannya lebih sempurna hingga memasuki masa berikutnya, yaitu masa memerintah. Dalam fase ini ada beberapa cara-cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membimbing anak dalam menanamkan kebiasaan melaksanakan ibadah shalat lima waktu, misalnya dengan mengajarkan mengambil wudhu ketika mendengar adzan berkumandang, segera mendirikan shalat; bapak shalat berjamaah ke mesjid dan ibu shalat shalat di rumah, mengajarkan takbir dan beberapa gerakan shalat kepada anak, membiarkan menirukan sebisanya gerakan shalat. Dengan ketika dapat dibiasakan hal itu kepada anak sehingga akan membekas pada hatinya. 2. Fase Pengajaran Fase selanjutnya adalah fase pengajaran. Rasulullah telah mewanti-wanti untuk memberikan pengajaran shalat terhadap anak- anak. Pada saat anak sudah berusia 3 atau 4 tahun, dapat diajarkan misalnya; mengenalkan lafal adzan kepada anak, mengajarkan gerakan-gerakan wudhu dan shalat, mengajarkan anak berjamaah ke masjid dengan dibimbing, mengajarkan surat al-Fatihah kepada anak dengan cara membacakannya berulang-ulang setiap hari, memberikan buku shalat yang bergambar, memutarkan VCD belajar shalat, mengajarkan doa-doa shalat yang pendek, meskipun anak sambil bermain dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anda dengan mengikutkannya di TK IslamTPA. 3. Fase Memerintah Fase selanjutnya, setelah mengajarkan anak shalat dan hal lain yang berkaitan dengannya, selanjutnya memasuki masa memerintah. Masa ini dimulai ketika anak berusia 7 tahun. Tepatnya sesudah mengajarinya shalat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi: د ْوأ اْوﺮ ْ هو ة ﱠﺼ ﺎ ْ آ ﻦْﻴﻨﺳ ْﺳ ءﺂﻨْأ . Artinya: “Perintahkanlah anak-anak kalian shalat apabila mereka telah berusia tujuh tahun .” HR Abu Dawud. Pada fase ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua mislnya: memberikan kontrol aktivitas anak-anak, mengingatkan anak-anak untuk siap-siap mendirikan shalat sebelum adzan berkumandang, mengajarkan cara wudhu yang benar, mengajarkan gerakan dan bacaan shalat secara lengkap. mengajak anak laki-laki shalat berjamaah di masjid dan anak perempuan shalat di rumah, membangunkan anak-anak saat tiba waktu shalat dan tidak membiarkan anak-anak meninggalkan shalat. 4. Fase Memukul Fase selanjutnya setelah melewati fase memerintah adalah fase memberikan hukuman untuk menekankan pentingnya kewajiban shalat, jika anak-anak tidak melaksankan shalat. Tentunya hukuman ini Masa ini dimula ketika anak telah berusia 10 tahun. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadisnya yang berbunyi: ﺮْﺸ ءﺂﻨْأ ْ هو ﺎﻬْﻴ ْ هْﻮ ﺮْﺿاو . Artinya: “…dan pukullah mereka apabila telah berumur sepuluh tahun.” HR Abu Dawud. Hal ini berlaku apabila anak enggan mengerjakan shalat setelah diperintahkannya. Tentu saja, maksudnya bukan pukulan yang menciderai atau menyakitkan, tapi yang cukup memberinya pelajaran. Dengan kata lain, jika pada usia ini mereka melaksanakan shalat dengan baik maka orang tua tidak boleh memukul mereka. Hikmah dari semua ini adalah agar anak jera dan sekali-kali tidak berani meninggalkan shalat. Di antara beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua pada fase ini misalnya: mengontrol pelaksanaan shalat anak. meminta anak untuk melakukan praktik shalat di depan orang tua. membaguskan gerakan dan bacaan anak yang kurang bagus, mengajarkan syarat dan rukun shalat, mengajarkan adab dan etika di masjid, mengajarkan variasi doa dalam shalat, menjelaskan beberapa 36 Suhadi, Shalat A-Z, h. 31. kesalahan dalam shalat, mengajarkan cara berbaris yang rapat dan lurus ketika shalat, mengajarkan cara berdzikir sesudah shalat.

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA

A. Sejarah Berdirinya

Sejak tahun 1997 relawan Puspita telah mendampingi anak-anak jalanan diberbagai tempat dimana terdapat banyak komunitas anak-anak jalanan, seperti di Stasiun Beos Kota, Jatinegara, Senen, juga di terminal Pulogadung, Kp.Rambutan, Kp. Melayu dan banyak lagi tempat lainnya. Mulai tahun 2000 tepatnya pada bulan Mei, kami sepakat untuk lebih berkonsentrasi di satu titik wilayah dampingan dengan harapan apa yang kami berikan dalam pelayanan ini akan lebih terfokus dan termenej dengan rapih. Tempat yang kami sepakati adalah wilayah Duren Sawit Jakarta Timur. Tahun 2000 hingga 2002 kami mengontrak sebuah rumah dengan bantuan banyak donatur, dan pada tahun 2002 kedutaan besar Swiss membantu kami untuk membeli sebuah rumah dengan ukuran 100 M2, lalu rumah ini dibangun dua lantai lewat bantuan PT. Bogasari. Selama 6 tahun berjalanan, program pendampingan anak-anak jalanan di Rumah Sahabat Anak Puspita, sangat terbantu dengan banyaknya donasi dari seluruh lapisan masyarakat yang juga mempunyai kepedulian yang sama, bahkan sejak awal berdirinya hingga pertengahan tahun 2006, seluruh biaya pendidikan anak beasiswa dibantu oleh PT.Bogasari. Hingga saat ini lebih dari 400 anak telah kami dampingi dan lebih dari 200 anak telah terbantu sekolahnya. 1 1 Bulletin Cilik Anak Puspita edisi perdana 2006. 49