mental spiritual. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri,
melalui dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Oleh karena itu, sasaran bimbingan agama adalah
membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman, dan ketakwaan kepada Allah SWT.
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama
a. Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan secara umum yaitu, supaya orang perorang atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi
semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-
pilihan secara bijaksana, serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai. Bantuan itu tidak hanya berfungsi
bila seseorang sudah menghadapi suatu masalah aktual yang harus segera diselesaikannya dengan membuat pilihan atau mengambil
tindakan penyesuaian diri, tetapi sudah dapat berfungsi jauh sebelumnya, bila orang menyadari bahwa aneka tugas hidup
menantang dia untuk mengembangkan segala potensinya. Tujuan bimbingan menurut Aunurrahim Faqih dalam bukunya
”Bimbingan dan Konseling Dalam Islam” dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus, sebagai berikut:
1 Tujuan Umum
Membantu individu guna mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
2 Tujuan Khusus
a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,
maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan
kata lain membantu individu mencegah timbulnya masalah bagi dirinya sendiri.
b. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi
dan kondisi. c.
Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau telah baik agar tetap baik atau
menjadi lebih baik.
16
b. Fungsi Bimbingan Agama
Secara teoritikal fungsi bimbingan secara umum adalah sebagai fasilitator dan motivator client dalam upaya mengatasi dan
memecahkan problema kehidupan client dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Fungsi ini dapat dijabarkan dalam kegiatan
bersifat: 1.
Pemahaman, yaitu membantu anak agar memiliki pemahaman terhadap dirinya potensinya dan lingkungannya pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama. 2.
Preventif, yaitu upaya konselorpembimbing untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh anak klien.
16
Aunurrahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001, h. 36.
3. Pengembangan, yaitu konselorpembimbing berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan anak.
4. Perbaikan penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat
kuratif, berkaitan erat dengan upaya diberikan bantuan kepada anakklien yang telah mengalami masalah, baik yang menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. 5.
Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan keterampilan, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
6. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan
khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan individu anak. 7.
Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif
terhadap program pendidikan, peraturan-peraturan, dan norma agama.
17
3. Metode-Metode Bimbingan Agama