Bagan 2.1 Kerangka Teori
Aktivasi metabolik miscoding
Detoksifikasi perbaikan
metabolik Apoptosis
Ekskresi DNA normal
Rokok a.
Nikotin b.
Tar c.
monoksida Karsinogen
Pertumbuhan sel yang tidak
normal
Mengaktifkan tumor supresor
Kanker
Tumor promotor DNA
Mutasi di RAS, TP53 dan sel
penting lainnya
Meningkatkan kersinogen
Pengikat reseptor seluler Aktivasi Akt, PKA
dan faktor lain Apoptosis
Angiogenesis Transformasi
Kurang aktivitas fisik
Usia Jenis kelamin
Tempat tinggal Durasi merokok
19
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Merokok dipilih sebagai variabel independen karena merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kanker. Kandungan dalam rokok
memiliki zat yang memicu tumbuhnya sel kanker. Selain itu, perilaku merokok pada masyarakat Indonesia sangat tinggi. Berikut ini adalah kerangka konsep
penelitian yang akan dilakukan:
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Independen Merokok
1. Status Merokok
2. Durasi Merokok
Dependen Kanker
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Tempat tinggal
4. Aktifitas fisik
B. Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur 1
Kanker Semua responden yang sebelumnya pernah
didiagnonis terkena kanker oleh dokter Kuesioner
1. Tidak
2. Ya
Ordinal 2
Status Merokok
Status merokok responden dalam 1 bulan terakhir
Kuesioner 1.
Tidak pernah merokok tidak pernah merokok
sama sekali 2.
Pernah Merokok tidak merokok dalam 1 bulan
terakhir namun sebelumnya pernah
merokok baik setiap hari maupun kadang-kadang
3. Merokok masih merokok
baik setiap hari maupun kadang-kadang
Ordinal
3 Durasi
merokok Lama waktu kebiasaan merokok responden
yang ditentukan berdasarkan umur responden saat merokok pertama kali hingga umur pada
saat berhenti atau umur saat menjadi responden Riskesdas 2013 dalam satuan tahun
Kuesioner 1.
20 tahun 2.
≥20 tahun Ordinal
4 Usia
Usia reponden mulai dari lahir sampai ulang tahun terakhir
Kuesioner 1. 10-19 tahun
2. 20-29 tahun 3. 30-39 tahun
4. 40-49 tahun 5. 50-59 tahun
6. 60-69 tahun 7. 70-79 tahun
8. ≥80 tahun Ordinal
5 Jenis
Kelamin Jenis kelamin dari responden
Kuesioner 1.
perempuan 2.
laki-laki Nominal
6 Tempat
tinggal Klasifikasi tempat tinggal responden
Kuesioner 1.
Pedesaan 2.
perkotaan Nominal
7 Aktivitas
Fisik Frekuensi aktivitas fisik individu dalam
seminggu terakhir Kuesioner
dengan bantuan kartu
peraga 1.
Cukup, apabila MET ≥ 600minggu
2. Tidak
cukup, apabila
MET 600minggu
Ordinal
22
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian epidemiologi deskriptif dengan desain Cross Sectional. Cross Sectional dipilih karena pengukuran variabel
dilakukan dalam waktu yang sama. Penelitian ini melakukan analisis data sekunder Riset Kesehatan Dasar tahun 2013.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan pada tahun 2013 di seluruh Indonesia. Data Riskesdas merupakan
data nasional yang diambil pada Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 dengan jumlah Provinsi yang terpilih sebanyak 33 provinsi. Pemanfaatan data
Riskesdas dianalisis pada bulan April hingga Mei 2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian Riskesdas 2013 adalah seluruh rumah tangga di 33 provinsi, 497 kabupatenkota. Sampel rumah tangga dan
anggota rumah tangga dalam Riskesdas 2013 dirancang terpisah dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas 2013.
Pemilihan sampel mempertimbangkan hal-hal berikut: a.
Blok sensus yang sudah tidak ditemukanhilang karena bencana banjir, longsor, gempa bumi, seperti di Mentawai dan beberapa
Kabupaten di Kalimantan lainnya