Frekuensi Kanker berdasarkan Merokok di Indonesia Frekuensi jenis Kanker
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indarti, usia rata- rata pada kasus kanker payudara pada penelitiannya adalah 46 tahun
Indarti, 2005. Proporsi kanker paru pada penelitian Roosihermiatie lebih
besar pada
kelompok usia
51-70 tahun
71,43 Roosihermiatie, 2012. Pada penelitan Natphopsuk proporsi
penderita kanker serviks lebih besar pada kelompok yang ≥40 tahun
76,7 dibandingkan dengan kelompok 40 tahun Natphopsuk, 2012. Penelitian Nainggolan menunjukan proporsi terbesar kanker
kolon pada usia ≥60 tahun 29,4 Nainggolan, 2009. Pada penelitian Gao, proporsi kanker payudara terbesar pada usia 50-59
tahun 33,9 Gao, 2013. Kanker paling sering didiagnosis pada saat usia pertengahan dan
lebih tua, namun sel-sel kanker tersebut dapat berkembang sejak usia muda. Sehingga, sangat penting untuk melakukan deteksi kanker
sejak dini WHO, 2015. 2.
Jenis Kelamin Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi kejadian kanker
payudara lebih besar pada jenis kelamin perempuan 98,2. Proporsi kanker kolon terbesar terjadi pada jenis kelamin laki-laki 56,2.
Pada kanker parubronkus, proporsi kejadian kanker terbesar pada jenis kelamin laki-laki 54,8. Sedangkan proporsi kanker
nasofaring terbesar terjadi pada jenis kelamin perempuan 55,3. Berdasarkan penelitian Hosseini, proporsi kanker paru lebih
besar pada jenis kelamin laki-laki 73,6 Hosseini, 2014.
Sedangkan penelitian Roosihermiatie 2012 menunjukan bahwa proporsi kanker paru terbesar juga pada jenis kelamin laki-laki
100. Penelitian Nainggolan menunjukan bahwa proporsi terbesar kejadian kanker kolon pada jenis kelamin perempuan 69,4
Nainggolan, 2009. Menurut penelitian Etzel, proporsi kejadian kanker paru lebih besar pada jenis kelamin laki-laki 53,6
dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan 46,4 Etzel, 2003. Insidens kanker di Indonesia menurut laporan WHO 2012
menyebutkan bahwa pada kanker payudara pada jenis kelamin perempuan sebesar 30,5. Kanker paru pada jenis kelamin
perempuan 5,8 sedangkan pada laki-laki sebesar 18,2. Kanker serviks sebesar 13,0 pada perempuan. Kanker prostat 9,8 pada
laki-laki. Kanker kolon pada jenis kelamin perempuan 7,3 sedangkan pada laki-laki 11,5. Kanker nasofaring pada perempuan
2,3 dan pada laki-laki 6,7. Jika dilihat berdasarkan status merokok, kejadian kanker lebih
banyak terjadi pada perempuan yang tidak merokok dan laki-laki perokok. Hal ini sejalan dengan data riskesdas tentang jumlah
perokok di Indonesia yang sebagian besar adalah laki-laki. 3.
Tempat tinggal Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa proporsi kejadian
kanker serviks lebih besar di perkotaan 56,3. Proporsi kejadian kanker payudara lebih besar di perkotaan 62,0. Pada kanker
prostat, proporsi kejadian kanker lebih besar di pedesaan 51,4.