Tahap Terjemahan Teori Penerjemahan

16 a. Seorang penerjemah harus mengenal materi dan kecakapan mengungkapkan dalam bahasa penerima b. Seorang penerjemah harus mampu mengetahui bermacam disiplin ilmu, walau tidak begitu mendalam. Sebab akan memberikan daya untuk mengerti materi secara garis besar. c. Penerjemah harus benar-benar menguasai bahasanya sendiri dan mengikuti perkembangan. Hal ini akan berakibat fatal jika seorang penerjemah hanya cenderung menggunakan kata-kata yang ketinggalan zaman . selain itu pula Nida menambahkan satu hal lagi guna perlunya kelengkapan pengetahuan cross-cultural understanding, yakni mengenal persamaan dan perbedaan budaya dari dua bahasa yang terlihat.

3. Tahap Terjemahan

Penerjemah sebagi sebuah proses, memiliki beberapa tahap hingga menghasilakan terjemahan yang dinginkan , terlebih lagi hasil terjemahan yang baik ialah terjemahan yang mampu menghadirkan isi pesan yang akan harus dilakukan oleh penerjemah untuk mendapatkan hasil yang dianggap baik . beberapa tahap menerjemahkan sebagai berikut: a. Tahap analisis Setiap teks yang terdapat dalam naskah asli tentunya bukan hal yang sacral untuk dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini bisa dilakukan sekitar pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang, 17 karena tidak mungkin seorang penulis tidak ingin menyampaikan pesannya saat menulis. Meskipun naskah itu berupa teks ekpresif perwujudan perasaan. Analisis juga bisa dilakukan seputar gaya bahasa yang digunakan oleh penulis , struktur gramatikal, atau dalam pemilihan kata, frase, dan kalimat setelah mendapatkan gambaran jelas tentang naskah yang akan diterjemahkan barulah ia bisa melanjutkan proses selanjutnya. b. Tahap pengalihan Pada tahap ini, seorang penerjemah di uji kecakapan dan keterampilan nya dalam menerjemahkan sekaligus peguasaan pada bahasa sumber dan bahasa sasaran. Inti dari tahap ini ialah mengalihkan unsure yang terdapat dalam naskah bahasa sumber dengan naskah bahasa sasaran serta sepadan . baik bentuk dan isinya harus di sepadankan, meski kesepadanan bukan berarti kesamaan. Apakah pesan penulis dalam teks asli harus tetap dipertahankan dalam terjemahan. Dapatkah penerjemah mengubah pesan yang bisa dilakukan dan atas pertimbangan apa? Inilah pertanyaan yang kerap muncul disela-sela proses penerjemah. Namun demikian, seperti yang telah dijelaskan pada definisi penerjemah, seorang penerjemah harus mempertahankan maksud yang ingin disampaikan penulis, karena pada dasarnya terjemahan bukan sekedar mengalihkan huruf atau kata yang terdapat dalam bahasa sumber, tetapi lebih kepada pengalihan pesan yang 18 terdapat dalam bahasa sumber, tetapi lebih kepada pengalihan pesan yang terdapat dalam bahasa sumber , tetapi lebih kepada pengalihan pesan yang terdapat dalam bahasa sumber kepada bahasa sasaran . tidak heran bila seorang penerjemah yang telah memasuki tahap ini harus kembali ketahap lebih kepada pengalihan pesan yang terdapat dalam bahasa sumber kepada bahasa sasaran. Tidak heran bila seorang penerjemah yang telah memasuki tahpi ini harus kembali ketahap analisis atau sebaliknya sampai ia yakin betul bahwa pemahaman dan analisisnya sudah cukup baik. Setelah tahap analisis dan pengalihan dilalui dengan baik , tahap terakhir yang harus dilakukan ialah pada tahap penyerasian. c. Tahap Penyerasian Pada tahap ini hasil terjemahan yang telah diselesai kan diuji . apakah hasil terjemahan ini benar-benar telah melewati tahap analisis dan pengalihan dengan baik? Apakah hasil terjemahan telah cukup memenuhi syarat terjemahan yang harus menyesuaikan bahasanya yang masih terasa “kaku” untuk kemudian disesuaikan dengan kaidah yang berlaku ada bahasa sasaran. Penerjemah dapat melakukan tahap ini sendiri, atau bisa meminta bantuan orang lain untuk mengoreksinya. Ada dua hal yang mendasari ini, pertama, penerjemah kerap merasa kesulitan megoreksi kerjaannya sendiri, karena secara psikologis ia akan 19 menganggap terjemahannya sudah baik. Hal ini karena dorongan latar belakang yang ia miliki, maka penyerasian yang dilakukan orang lain cukup membantu dalam menghasilkan terjemahan yang baik dan komunikatif, kedua karena penerjemah sebaiknya merupakan kerja tim. Ada yang menerjemah dan ada pula yang “mengedit” untuk menghindari kesalahan.

4. Jenis Penerjemahan