Jenis Penerjemahan Teori Penerjemahan

19 menganggap terjemahannya sudah baik. Hal ini karena dorongan latar belakang yang ia miliki, maka penyerasian yang dilakukan orang lain cukup membantu dalam menghasilkan terjemahan yang baik dan komunikatif, kedua karena penerjemah sebaiknya merupakan kerja tim. Ada yang menerjemah dan ada pula yang “mengedit” untuk menghindari kesalahan.

4. Jenis Penerjemahan

a. Penerjemahan kata demi kata Methoda penerjemahan ini ialah yang mengalihkan teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran “mentah” biasanya kata-kata teks sasaran langsung diletakan di bawah teks sumber, dan kata-kata yang bersifat cultural dipindahkan apa adanya. Umumnya methoda ini dipergunakan sebagi tahapan para penrjemah pada penerjemahan teks yang sulit atau sukar untuk memahami mekanisme bahasa sumber Bsu terhadap bahasa sasaran Bsa. b. Penerjemahan literal Penerjemahan jenis ini mencari padanan terdekat kontruksi gramatikal yang terdapat dalam bahasa sumber Bsu dalam bahasa sasaran Bsa. Penerjemahan kata demi katanya dilakukan terpisah dari konteks .umumnya methoda ini digunakan pada tahap awal pengalihan. 20 c. Penerjemahan setia Penerjemahan setia mencoba memproduksi makna kontekstual Bsu dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Kata-kata yang bersifat budaya dialih bahasakan tetapi menyimpang dari tata bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan. Penerjemahkan ini berpegang teguh pada maksud dan tujuan Bsu, maka tidak heran jika hasil terjemahan ini terasa “kaku” d. Penerjemahan semantic Penerjemahan semantic ialah methoda penerjemahan yang mempertimbangkan unsure estetika teks Bsu dengan mengkompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran. Bila dibandingkan dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantic lebih “luwes” dan fleksiber, karena tidak terikat oleh Bsu seperti penerjemahan setia. Kata-kata yang bersifat budaya boleh diterjemahkan dengan kata yang netral dan bersifat fungsional penerjemahan yang memberikan penekanan pada Bsa. Pada terjemahan ini, seorang penerjemah berusaha untuk menghasilkan dampak relatife sama dengan apa yang diharapkan oleh penulis terhadap pembaca versi Bsu. Model terjemahan ini terbentuk penerjemahan bebas dan komunikatif. 21 1. Penerjemahan Bebas Methoda ini lebih mengutamakan isi dan mengorbankan strukrur gramtikal Bsu. Terkadang methoda ini terbentuk frasa yang lebih panjang atau lebih pendek dari naskah aslinya. 2. Penerjemahan komunikatif Methoda penerjemahan ini mngupayakan reproduksi makna kontekstual sedemikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun ini langsung dapat dipahami oleh pembaca “Methoda ini mengupayakan reproduksi makna konseptual yang demikian rupa, sehingga aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat dimengerti”. 12 Adapula jenis “penerjemahaan yang menggunakan methoda penerjemahan langsung dan penerjemahan tak langsung”. Penerjemahan langsung yaitu penerjemahan yang diungkapkan secara lisan maupun tertulis yang diterjemahkan secara langsung begitu teks sumber selesai diucapkan atau dituliskan. Penerjemah tidak langsung yaitu methoda yang sering dengan persiapan terlebih dahulu. Begitu teks sumber dihadirkan, maka tidak secara spontan teks terjemahan dapat diartikan. 22

B. Teori Diksi