yang patogen dapat memberikan infeksi pada bayinya dan ibunya sendiri mungkin tidak menderita sakit.
3. Infeksi postnatal bayi berada di luar kandungan Bayi sesudah lahir akan dipengaruhi oleh keadaan yang ada di
sekitarnya yang merupakan sumber infeksi, antara lain : 1 Tangan yang merawat bayi.
2 Alat-alat yang berhubungan dengan cairan : alat resusitasi, alat pembantu pernafasan, isap lendir.
3 Minum dan obat-obatan yang kurang memperhatikan kebersihan. 4. Infeksi sebelum dan waktu lahir
Ibu yang sakit waktu hamil, bayi yang dilahirkan akan menderita sakit pula. Banyak terjadi pada infeksi intra uterine, ibu tidak nampak
menderita sakit, diagnosis ibu baru ditemukan setelah bayi lahir abortus, preterm atau meninggal waktu lahir. Infeksi yang terjadi baik sebelum
maupun waktu persalinan disebabkan oleh gonokokus, kandida albikan, herpes virus hominis, bakteri usus, dan cytomegali. Infeksi bakteri yang
terjadi waktu bayi melalui jalan lahir, kadang-kadang dapat berkembang menjadi sepsis yang berat, dapat menyebabkan kematian bayi dalam waktu
48 jam.
2.3.3 Faktor Pelayanan Kesehatan
2.3.3.1 Perawatan Antenatal
Pelaksanaan antenatal care sangat penting karena dapat memberikan gambaran keadaan ibu hamil, janin dalam kandungan, dan kesejahteraan umum.
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. Alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu: membangun rasa percaya antara ibu dan petugas kesehatan,
terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi, memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya, mengidentifikasi kehamilan risiko
tinggi, dan memberikan pendidikan kesehatan yang deperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan Wiknjosastro, 2008: 278.
Pemeriksaan kehamilan yang baik adalah apabila diperiksa pada tenaga kesehatan yang terlatih sejak dini dan dilakukan secara teratur karena akan
terdeteksi masalah kesehatan dan implikasinya. Sesuai dengan anjuran Depkes RI 1999, pada triwulan I konsepsi tiga bulan minimal 1 kali ibu memeriksakan
diri, triwulan II 4 – 6 bulan minimal 1 kali, sedangkan triwulan III 7 – 9 bulan
minimal 2 kali memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Hasil penelitian Ambarwati 2006 menunjukkan bahwa responden yang tidak lengkap
pemeriksaan antenatal mempunyai risiko 4,037 kali lebih besar untuk terjadinya kematian perinatal dibandingkan ibu yang lengkap pemeriksaan antenatal
Ambarwati, 2006.
2.3.3.2 Penolong Persalinan
Ibu yang mendapat pertolongan persalinan oleh dukun berisiko lebih besar untuk melahirkan bayi mati dibandingkan dengan ibu yang melahirkan oleh
tenaga kesehatan. Tingginya kematian bayi diantaranya disebabkan oleh belum memadainya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan rendahnya cakupan
penanganan kasus obstetri. Hasil penelitian Alisjahbana dalam Ambarwati 2006 menunjukkan bahwa hampir 90 persalinan berlangsung di rumah dan 80-90
persalinan ditolong oleh tenaga tidak terlatih. Faktor ini dapat mempengaruhi produk kehamilan dan kelangsungan hidup bayi. Pertolongan oleh dukun
menimbulkan berbagai masalah dan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal Manuaba, 1998: 19.
2.3.3.3 Rujukan