4 Persalinan Lama Persalinan pada primigravida kehamilan pertama umumnya
berlangsung dalam waktu 18-20 jam dan pada multigravida kehamilan lebih dari satu selama 12-14 jam, mereka yang lebih lama
dari 24 jam disebut persalinan lama. Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat mengganggu aliran darah menuju janin, sehingga
janin dalam rahim menjadi dalam situasi yang berbahaya Manuaba, 1998: 292.
5 Perlukaan Kelahiran dalam Persalinan Persalinan selalu memberikan perlukaan pada bayi akibat
kelahiran. Perlukaan ini diantaranya adalah cephalhematoma yang terjadi akibat persalinan normal dan terutama pada persalinan dengan
cunam Manuaba,1998: 320.
2.3.2 Faktor Bayi
2.3.2.1 Asfiksia Neonatorum
Asfiksia neonatorum menurut Manuaba 1998 merupakan suatu keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan
O
2
dan makin meningkatkan CO
2
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia, dan
berakhir dengan asidosis. Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah :
1. Faktor Ibu - Preeklamsia dan eklamsia.
- Perdarahan abnormal. - Partus lama atau partus macet.
- Demam selama persalinan. - Infeksi berat malaria, sifilis, TBC, HIV.
- Kehamilan lewat waktu sesudah 42 minggu kehamilan ibu. - Penyakit ibu.
2. Faktor Tali Pusat - Lilitan tali pusat.
- Tali pusat pendek. - Simpul tali pusat.
- Prolapsus tali pusat. 3. Faktor Bayi
- Bayi prematur sebelum 37 minggu umur kehamilan. - Persalinan dengan tindakan sungsang, bayi kembar.
- Kelainan bawaan kongenital. - Air ketuban bercampur mekonium berwarna hijau JNPK-KRPOGI,
2007: 108. Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan
nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak. Yang dinilai ialah frekuensi jantung heart rate, usaha napas respiratory effort, tonus otot muscle tone, warna kulit colour, dan reaksi
terhadap rangsangan response to stimuli. Skor APGAR biasanya dinilai satu menit setelah bayi lahir yaitu pada saat bayi telah diberi lingkungan yang baik,
serta telah dilakukan penghisapan lendir dengan sempurna. Skor APGAR satu menit pertama menunjukkan beratnya asfiksia yang diderita dan sebagai pedoman
untuk menentukan cara resusitasi, sedangkan skor APGAR yang dinilai setelah lima menit bayi lahir mempunyai korelasi yang erat dengan morbiditas dan
mortalitas neonatal Wiknjosastro, 1999. Adapun tabel skor APGAR adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Skor APGAR 1
2 NA
Apperance warna kulit
Pucat Badan
merah, ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerah- merahan
Pulse Rate frekuensi nadi
Tidak ada Kurang dari 100
Lebih dari 100 Grimace
reaksi rangsangan Tidak ada
Sedikit gerakan
mimik grimace Batukbersin
Activity tonus otot
Tidak ada Ekstremitas dalam
sedikit fleksi Gerakan aktif
Respiration pernapasan
Tidak ada Lemahtidak
teratur Baikmenangis
Jumlah Sumber : Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga Cetakan Keempat, 1999.
Catatan : NA 1 menit lebihsama dengan tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4 – 6 bag and mask ventilation
NA 1 menit 0 – 3 lakukan intubasi
Atas dasar pengalaman klinis asfiksia neonatorum dapat dibagi : 1 Vigorous baby, skor APGAR 7-10. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan istimewa. 2 Mild moderate asfiksia asfiksia sedang, skor APGAR 4-6. Pada
pemeriksaan fisik terlihat frekuensi jantung 100xmenit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.
3 Asfiksia berat, skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung 100xmenit, tonus otot buruk, sianosis berat dan
kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada Wiknjosastro, 1999.
2.3.2.2 Berat Badan Lahir