Indeks Kesukaran Daya Pembeda

Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi product moment diperoleh r tabe = 0,312. Item soal dikatakan valid jika r hitung 0.312. Hasil uji coba dari 40 soal diperoleh 32 soal yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16 , 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 35,37, 39 dan 40. Hasil lebih lengkap lampiran 10.

3.9.2 Realiabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi suatu instrumen, artinya apabila digunakan untuk mengukur berkali-kai akan menghasilkan data yang sama. Penelitian ini untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Rulon, dengan menggunakan teknik belah dua Arikunto, 2002: 161, sebagai berikut Keterangan: 11 r = reliabilitas tes k = Banyaknya butir soal M = Rata-rata skor total V t = Varians total Nilai r 11 yang kemudian dikonsultasikan dengan product moment pada tabel dengan ketentuan jika r 11 r tabel, maka tes tersebut reliable

3.9.3 Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran atara 0,00 sampai dengan 1,0 Arikunto, 2001: 207. Vt k M - Mk - 1 1 - k k r 11 B A B A JS JS JB JB IK Untuk mencari indeks kesukaran dalam penelitiana ini digunakan rumus sebagai berikut Keterangan : IK = P proporsi = Indeks kesukaran JB A = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas JB B = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = banyaknya siswa pada kelompok atas JS B = banyaknya siswa pada kelompok bawah Menurut Arikunto 2002:210 indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P = 0,00 - 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan perhitungan analisis tingkat kesukaran dari 40 soal pilihan ganda diperoleh : a Tujuh butir soal golongan sukar, yaitu soal nomor 9,17,20,29,36,38 b Tiga puluh dua soal tergolong sedang, yaitu soal nomor 2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,18,19,21,22,23,24,25,26,26,27,28,3 0,31,32,33,35,37,39,40 c Satu soal tergolong mudah yaitu soal nomor 1 A B A JS JB JB DP

3.9.4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa bodoh berkemampuan rendah Arikunto, 2002: 211. Indeks deskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Untuk menghitung daya pembeda dari alat yang diukur, maka digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : DP = D = daya pembeda soal JB A = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = banyaknya siswa pada kelompok atas. Klasifikasi daya pembeda Arikunto, 2002: 218 D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang. Berdasarkan perhitungan analisis daya pembeda dari 40 butir soal pilihan ganda diperoleh soal 30 yang signifikan sehingga dapat digunakan pada tes awal dan tes akhir penelitian dan 10 soal yang tidak signifikan sehingga tidak dapat digunakan pada tes awal dan tes akhir penelitian

3.10 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TIPE LEARNING COMMUNITY

0 7 172

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN VIRTUAL LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SKYPE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 5 42

PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 3 45

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHAN AJAR MODUL DIGITAL BERBASIS E-LEARNING XHTML EDITOR TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI:Kuasi Ekperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung.

0 1 40

MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING DENGAN APLIKASI MOODLE UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI MA/SMA KOTA BANDAR LAMPUNG.

1 2 104

Peranan E-learning dalam Menunjang hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

0 1 2

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS WEB PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KALASAN.

0 0 185

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS WEB PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KALASAN.

0 0 185

Sistem Pembelajaran E-Learning Tingkat SMA Berbasis Moodle

0 0 1

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA

0 0 14