Uji Prasyarat Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Berganda

45 2. Banyaknya kelas Banyaknya kelas sesuai dengan jumlah skala likert yang digunakan dalam penelitian ini, maka banyaknya kelas adalah 4. 3. Panjangnya kelas interval , maka = 13,75 dibulatkan menjadi 14 Maka panjangnya kelas interval variabel disiplin belajar adalah 13,75 dan dibulatkan menjadi 14. Tabel 3.9. Kategori Variabel Lingkungan Teman Sebaya X2 No. Interval Kriteria 1. 60 – 73 Sangat Baik 2. 46 – 59 Baik 3. 32 – 45 Tidak Baik 4. 18 – 31 Sangat Tidak Baik Sumber: data primer diolah, 2015

3.6.2. Uji Prasyarat Analisis Regresi Linier Berganda

Sebelum melakukan pengujian dengan regresi linier berganda, maka dilakukan uji normalitas dan uji linieritas sebagai berikut:

3.6.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti yang telah dikemukakan oleh Ghozali 2011:160 bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. 46 Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan histogram, normal probability plot, atau uji Kolmogorov- Smirnov K-S. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S, dengan kriteria: jika Sig 0,05 maka data residual berdistribusi tidak normal, dan jika Sig 0,05 maka data residual berdistribusi normal.

3.6.2.2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Hasil pengujian ini memberikan informasi apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat, atau kubik Ghozali, 2011:166. Jika data berbentik linear maka penggunaan analisis regresi pada pengujian hipotesis dapat dipertanggungjawabkan. Akan tetapi jika tidak linear maka harus digunakan analisis non linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada output SPSS dalam kolom Linearity pada ANOVA Table pada taraf signifikansi 0,50. Variabel dikatakan mempunyai hubungan linear sapabila signifikansi kurang dari 0,05.

3.6.3. Analisis Regresi Berganda

3.6.3.1. Persamaan Regresi

Rachman Tu’u, 2004:32 disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang muncul dari dalam dirinya sesuai dengan peraturan dan tata tertib untuk 47 memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berkualitas. Disiplin penting karena alasan berikut: 1 disiplin yang muncul karena kesadaran diri siswa berhasil dalam belajar. Sebaliknya siswa yang kerap kali melanggar peraturan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dalam belajarnya, 2 tanpa disiplin yang baik, suasana kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3 orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4 disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan mrupakan prasyarat kesuksesan sesorang yang dalam hal ini siswa Tu’u, 2004:34. Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Sehingga siswa harus memiliki ketaatan terhadap tata tertib belajar yang memuaskan apabila siswa mampu mengatur waktu dan kegiatan belajarnya. Sehingga dalam pencapaian dikatakan hasil belajarnya baik, selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukung oleh adanya tingkat disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin siswa dalam belajar dan berperilaku yang baik. 48 Selain disiplin belajar faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah lingkungan teman sebaya. Singgih Gunarsa Tu’u, 2004:109 mengatakan remaja yang berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki usia dan status yang sama akan lebih merasa aman dan terlindungi dari rasa ancaman atau gangguan dari luar. Rasa aman dan terlindungi dapat menimbulkan rasa persatuan yang kuat antar anggota-anggota kelompok. Kelompok ini memiliki sifat-sifat positif dalam memberikan kesempatan luas untuk melatih cara bersikap, bertingkah laku dan hubungan-hubungan sosial. Tetapi, kelompok remaja juga memiliki sifat-sifat negatif bila ikatan mereka menjadi kuat, kelakuan berlebihan dan merusak. Orang tua, keluarga dan anak bertanggung jawab untuk memilih lingkungan teman bergaulnya, di sekolah atau di luar sekolah. Dalam hal ini, orang tua dan keluarga bisa mengambil langkah membatasi dan menentukan teman bergaul bagi anak- anaknya. Sikap ini untuk mewaspadai perubahan perilaku yang buruk pada anak. Intensitas pertemanan antar siswa di sekolah yang tinggi memiliki pengaruh yang besar dalam kegiatan belajar mengajar. Teman sebaya mampu memberikan dukungan sekaligus suasana yang membangun apabila di dalam kelas. Siswa akan lebih merasa nyaman jika bertanya mengenai materi pelajaran dengan teman sebayanya karena apabila bertanya dengan guru biasanya akan muncul suatu ketakutan sendiri. Dengan demikian lingkungan teman sebaya berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas pengaruh yang diberikan masing-masing variabel dituangkan dalam koefisen regresi, namun selain variabel yang ditentukan tentu ada variabel lain diluar variabel tersebut yang ikut mempengaruhi atau disebut 49 variabel pengganggu. Dari beberapa rujukan teori tersebut, maka akan diketahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode linier berganda dengan model sebagai berikut Ahmadi, 2004:138: Keterangan : Y : Variabel Dependen Hasil Belajar Ekonomi a : konstanta β 1. β 2 : koefisien regresi X 1 : Variabel bebas disiplin belajar X 2 : Variabel Bebas lingkungan teman sebaya e : error, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI, CARA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 16 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014 2015

1 9 167

PENGARUH LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TEBING TINGGI T.A 2015/2016.

0 2 27

Pengaruh Disiplin, Kesiapan Belajar, Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi : survei pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung.

0 3 20

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG.

0 3 58

Pengaruh Disiplin Belajar Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi : Suatu Kasus Pada Siswa Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 23 Bandung.

2 7 65

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMAN 14 BANDUNG.

0 0 40

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 MINGGIR.

1 73 149

PENGARUH FASILITAS BELAJAR, RELASI TEMAN SEBAYA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI IIS MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 3 DEMAK TAHUN AJARAN 20162017

0 1 67

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMAN 10 PONTIANAK

0 1 10

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS

0 1 9