of Georgia College studi Pendidikan ditemukan dalam menggunakan Contextual Teaching and Learning strategi diidentifikasi. Pertama, siswa melaporkan bahwa
mereka belajar lebih banyak di Contextual Teaching and Learning kelas strategi dari dalam kursus tradisional lainnya di wilayah subjek yang sama. Alasan yang
diberikan untuk keberhasilan siswa adalah bahwa mereka belajar materi dalam konteks konkret, yang memperkuat memori. Kedua, siswa lebih sangat
termotivasi dalam Contextual Teaching and Learning kelas karena mereka merespon dengan baik untuk strategi terkait. Ketika siswa melihat relevansi dunia
nyata dari apa yang mereka belajar, mereka menjadi lebih tertarik dan termotivasi; ini terutama berlaku bagi siswa yang mengabaikan sekolah membosankan.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Purwoyoso 01
Semarang belum optimal dan mengakibatkan siswa pasif dan berdampak pada hasil belajar yang tidak mencapai ketuntasan belajar. Dapat dikatakan demikian
karena pembelajaran masih sebagian besar berpusat pada guru, namun guru belum mampu memaksimalkan kegiatan siswa di kelas dari materi yang diajarkan. Siswa
yang mengalami ketuntasan belajar hanya 33,34 atau sebanyak 9 siswa dari 27 siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti bersama kolabolator mencari pemecahan masalah yaitudengan menggunakan pendekatan kontekstual dan teori
belajar Piaget dalam pembelajaran. Berikut adalah kerangka berpikir dari
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu menggunakan pendekatan kontekstual dan teori belajar Piaget:
3
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir
Keterampilan guru,
aktivitas siswa, iklim pembelajaran, materi
pembelajaran, media
pembelajaran dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran
matematika melalui pendekatan kontekstual dan teori belajar
Piaget meningkat
Kondisi Awal
Tidakan
Kondisi akhir Menerapkan pendekatan kontekstual dan teori belajar
Piaget dalam pembelajaran matematika: 1. Meminta siswa membangun pengetahuannya dengan
memanipulasi benda konkret 2. Membentuk kelompok dengan anggota heterogen
3. Berdiskusi dengan anggota kelompok 4. Meminta siswa menanyakan hal yang belum diketahui
5. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi 6. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi
kelompok 7. Guru memberiikan umpan balik dan evaluasi
8. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran 9. Penilaian
1. Kurangnya kegiatan menemukan, menggali, berdiskusi, dan berpikir kritis
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran 3.
Materi kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata 4.
Hasil belajar rendah
1. Adanya kegiatan
menemukan, menggali,
berdiskusi, dan
berpikir kritis 2. Siswa aktif dalam
pembelajaran 3. Guru
mengaitkan materi pembelajaran
dengan masalah
dalam kehidupan
sehari-hari 4. Hasil
belajar meningkat
Kualitas pembelajaran Matematika meningkat
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN