III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Potensi pasar shampo antiketombe di Indonesia sangat besar. Hal ini salah satunya didukung oleh rentannya penduduk Indonesia menderita ketombe akibat
iklimnya yang tropis, suhu tinggi dan udara lembab. Kondisi ini mendorong para produsen untuk memperkenalkan berbagai merek shampo antiketombe yang
menawarkan beragam manfaat khusus di samping manfaat utamanya menghilangkan ketombe. Produsen berusaha menciptakan kesan di mata
konsumen bahwa produknya yang terbaik dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Upaya penyesuaian produk dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen tentu memerlukan pemahaman tentang perilaku konsumen.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis proses keputusan pembelian konsumen shampo antiketombe, mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen shampo antiketombe, dan mengetahui penilaian konsumen terhadap shampo antiketombe yang dikonsumsi.
Konsumen shampo antiketombe yang diteliti pada penelitian ini adalah konsumen wanita yang berumur 15-24 tahun yang pernah mengkonsumsi shampo
antiketombe. Wanita umumnya memiliki rambut lebih panjang daripada pria sehingga konsumsi shampo antiketombe oleh konsumen wanita dapat dikatakan
lebih banyak daripada pria. Rambut panjang cenderung menimbulkan pemicu ketombe seperti lembab dan keringat, sehingga membutuhkan perawatan khusus.
Pada usia 15-24 tahun biasanya wanita mulai menentukan shampo antiketombe yang sesuai dengan selera dan cocok dengan rambutnya. Selain itu pada usia ini
konsumen mulai banyak memperhatikan dan kritis terhadap apa yang dipakainya, serta keinginan yang besar untuk mencoba-coba shampo antiketombe yang
diinginkannya Penelitian perilaku pembelian konsumen dimulai dengan menganalisis
proses keputusan pembelian konsumen shampo antiketombe pada setiap tahap prosesnya. Tahap proses keputusan pembelian konsumen tersebut adalah
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan
evaluasi pascapembelian. Analisis proses keputusan pembelian konsumen dilakukan dengan menggunakan alat analisis tabulasi deskriptif.
Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Potensi Pasar Shampo
Antiketombe Perilaku Pembelian Konsumen
Wanita Usia 15 – 24 Tahun
Proses Keputusan
Pembelian Konsumen
Penilaian Konsumen terhadap
Merek Shampo Antiketombe
Pengaruh Lingkungan:
Teman dan keluarga
Perbedaan Individu:
Harga, pengetahuan dan gaya hidup
Proses Psikologis:
Iklan
Atribut Produk:
Merek, kewangian, kemasan, sistem
distribusi, kualitas, manfaat khusus, busa,
kekentalan, volumeisi
Tabulasi Deskriptif
Analisis Biplot
Analisis Biplot
Analisis Perilaku Pembelian Konsumen sebagai Masukan bagi Berbagai Pihak yang Berkepentingan
Ketombe
Keputusan pembelian oleh konsumen tidak terjadi begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang menjadi variabel dalam
penelitian ini adalah faktor lingkungan, faktor perbedaan individu, faktor proses psikologis dan atribut produk. Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses
keputusan pembelian konsumen dianalisis dengan menggunakan alat analisis biplot. Alat analisis ini digunakan dengan tujuan untuk melihat variabel yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam memutuskan pembelian merek shampo antiketombe.
Penelitian ini dilanjutkan dengan mencari posisi relatif dari merek shampo antiketombe yang dikonsumsi konsumen terhadap atribut yang dimilikinya
dengan menggunakan metode analisis biplot. Alat analisis ini dapat menyajikan hubungan antara objek pengamatan dengan peubah, hubungan antar peubah dan
kesamaan antar objek pengamatan serta dapat memperlihatkan penciri masing- masing objek. Posisi relatif dari merek shampo antiketombe terhadap atribut-
atributnya menunjukkan penilaian konsumen terhadap shampo antiketombe tersebut.
Hasil dari analisis perilaku konsumen di atas diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengembangan
produk shampo antiketombe sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Alur kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian