Keputusan pembelian oleh konsumen tidak terjadi begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang menjadi variabel dalam
penelitian ini adalah faktor lingkungan, faktor perbedaan individu, faktor proses psikologis dan atribut produk. Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses
keputusan pembelian konsumen dianalisis dengan menggunakan alat analisis biplot. Alat analisis ini digunakan dengan tujuan untuk melihat variabel yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam memutuskan pembelian merek shampo antiketombe.
Penelitian ini dilanjutkan dengan mencari posisi relatif dari merek shampo antiketombe yang dikonsumsi konsumen terhadap atribut yang dimilikinya
dengan menggunakan metode analisis biplot. Alat analisis ini dapat menyajikan hubungan antara objek pengamatan dengan peubah, hubungan antar peubah dan
kesamaan antar objek pengamatan serta dapat memperlihatkan penciri masing- masing objek. Posisi relatif dari merek shampo antiketombe terhadap atribut-
atributnya menunjukkan penilaian konsumen terhadap shampo antiketombe tersebut.
Hasil dari analisis perilaku konsumen di atas diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengembangan
produk shampo antiketombe sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Alur kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai perilaku konsumen wanita dalam pembelian shampo antiketombe mengambil lokasi di wilayah kotamadya Bogor. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan cara sengaja purposive, mengingat keberadaan kota Bogor sebagai daerah penyangga ibukota negara dan sebagai konsentrasi perguruan
tinggi sehingga masyarakat kota atau kabupaten Bogor menjadi pasar yang memiliki potensi cukup tinggi untuk pengembangan dan pertumbuhan kegiatan
ekonomi, termasuk pengembangan dan pertumbuhan pasar shampo antiketombe. Penelitian ini dilakukan bulan Juni - September 2004.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung antara
pewawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Kuesioner merupakan suatu daftar atau bentuk formal berisikan suatu
rangkaian pertanyaan yang terumuskan dengan baik untuk mendapatkan informasi Singarimbun, 1989. Data primer yang terdapat di dalam kuesioner yang telah
disediakan tersebut terdiri dari data demografi, proses keputusan pembelian konsumen shampo antiketombe, variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam
memutuskan pembelian shampo antiketombe dan penilaian konsumen terhadap atribut shampo antiketombe yang dikonsumsi Lampiran 1. Data sekunder
diperoleh dengan membaca literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu antara lain berasal dari fasilitas internet, majalah, perpustakaan LSI IPB dan
MMA IPB, Kantor Statistik Kotamadya Bogor.
3.4. Metode Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Dengan metode ini sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu Singarimbun, 1989. Sampel purposive merupakan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian.
Sampel yang diambil adalah individu yang menurut pertimbangan peneliti dapat didekati, mudah dan murah untuk dilaksanakan Soeratno dan Arsyad, 1993.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah wanita, karena wanita umumnya memiliki rambut lebih panjang daripada pria sehingga konsumsi
shampo antiketombe oleh konsumen wanita dapat dikatakan lebih banyak daripada pria. Rambut panjang cenderung menimbulkan pemicu ketombe seperti
lembab dan keringat, sehingga membutuhkan perawatan khusus. Sementara yang menjadi sampel adalah wanita usia 15-24 tahun yang menggunakan shampo
antiketombe dan terpilih menjadi responden. Pada usia 15-24 tahun biasanya wanita mulai menentukan shampo antiketombe yang sesuai dengan selera dan
cocok dengan rambutnya. Pada usia 15-24 tahun konsumen juga mulai banyak
memperhatikan dan kritis terhadap apa yang dipakainya, serta memiliki keinginan yang besar untuk mencoba-coba shampo antiketombe yang diinginkan.
Untuk pengambilan sampel di lapangan, dipilih beberapa lokasi pusat perbelanjaan dan tempat wisata, yaitu: Plaza Jambu Dua, Plaza Bogor, Plaza
Ekalokasari dan tempat wisata Kebun Raya Bogor. Diperkirakan di lokasi ini lebih mudah mendapatkan wanita yang memenuhi syarat untuk dijadikan
responden dan mewakili wanita di kodya bogor. Banyaknya sampel yang dijadikan responden adalah 160 orang. Penelitian 160 responden dan dilakukan
secara sengaja berdasarkan kebutuhan penelitian. Survei terhadap 160 responden menunjukkan bahwa shampo antiketombe merek Clear, Pantene, Sunsilk dan
Rejoice merupakan shampo antiketombe yang paling banyak dikonsumsi. Dengan pertimbangan demikian sehingga shampo antiketombe merek Clear, Pantene,
Sunsilk dan Rejoice dipilih sebagai shampo antiketombe yang diteliti.
3.5. Metode Pengumpulan Data