82 | P a g e
D. Pencairan Tunggakan Pajak Penghapusan Piutang Pajak
Ada beberapa alasan piutang pajak bisa dihapus dari data administrasi kantor pajak. Piutang pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak dapat atau tidak
mungkin ditagih lagi, disebabkan beberapa hal, yaitu: a. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal
dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan;
b. Wajib Pajak danatau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayan lagi; c. Penagihan pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan
Surat Paksa kepada Penanggung Pajak melalui Pemerintah Daerah Setempat; d. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
e. Sebab lain sesuai hasil penelitian. Piutang pajak untuk Wajib Pajak Badan yang tidak dapat atau tidak mungkin
ditagih lagi, disebabkan beberapa hal, yaitu: a. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan pengurus, direksi, komisaris,
pemegang saham, pemilik modal, atau pihak lain yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau kurator tidak dapat ditemukan;
b. Wajib Pajak danatau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayan lagi; c. Penagihan pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan
Surat Paksa kepada dan pengurus, direksi, likuidator, kurator, pengadilan negeri, pengadilan niaga, atau Pemerintah Daerah Setempat;
d. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa; e. Sebab lain sesuia hasil penelitian.
Apabila Wajib Pajak yang meninggal dunia meninggalkan harta warisan da mempunyai ahli waris, mak tindakan penagihannya dapat dirujukan kepada ahli
warisnya atau kepada pelaksana surat wasiat. Namun apabila yang meninggal dunia meningglkan harta warisan tetapi tidak mempunyai ahli waris, maka harta warisan
akan dikeola oleh Balai Harta Peninggalan BHP, dengan demikian penagihannya dapat ditujukan kepada Balai Harta Peniggalan. Kemungkinan lain bila Wajib Pajka
yang meninggal dunia tidak meninggalkan harta warisan tetapi mempunyai ahli waris, tindakan penagihannya tetap dilakukan kepada ahli warisnya.
83 | P a g e
Penelitian yang dapat dilakukan adalah penelitian setempat atu penelitian administrasi. Penelitian setempat dilakukan dengan mendatangi alamat dan kondisi
nyata Wajib Pajak. Penelitian administrasi dilakuakn berdasarkan data yang ada di kantor pajka saja, tanpa perlu melihat keberadaan alamat dan kondisi nyata Wajib
Pajak. Tata cara penghapusan piutang pajak sendiri diatur dalam KEP-625PJ.2001,
yang berisi: a. Setiap bulan wajib dilakukan inventarisasi piutang-piutang pajak yang
diperkirakan tidak dapat ditagih lagi. Atas piutang tersebut dilakukan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian Setempat atau
Laporan Hasil Penelitian Administrasi. b. Setiap akhir tahun takwim, Kepala KPP mengirim Daftar Usulan Penghapusan
Piutang Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala Kanwil DJP, paling lambat tang 10 Januari tahun takwim berikutnya.
c. Kemudian Dirjen Pajak membuat dan menyampaikan Konsep Keputusan Menteri Keuangan dan Lampirannya kepada Menteri Keuanagan.
d. Setelah Menteri Keuangan menandatangani keputusan dimaksud, maka Kepala KPP membuat petikan Keputusan Menteri Keuangan tentang
pengahapusan Piutang pajak dari Salinan Keputusan Menteri Keuangan yang diterimanya.
Jadi, yang berwenang untuk menghapuskan piutang pajak adalah Menteri Keuangan.
84 | P a g e
RANGKUMAN
1. Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajaknya dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau
memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika
dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang-barang yang telah disita.
2. Sifat dari penagihan pajak adalah: a. Dapat dipaksakan;
b. Dapat menunjuk orang lain untuk ikut membayarnya; c. Dapat ditagih seketika;
d. Mempunyai hak mendahului terhadap utang yang lain atau lebih utama pelunasannya daripada utang yang lain;
e. Dapat dilakukan pencegahan atau penyanderaan terhadap Penanggung Pajak 3. Penagihan dapat dilakukan dengan serangkaian tindakan sebagai berikut:
a. Penerbitan Surat Teguran Surat Teguran adalah surat yang diterbitkan untuk menegur atau
memperingatkan Wajib Pajak agar melunasi utang pajaknya. Surat Teguran diterbitkan setelah tujuh hari dari jatuh temponya surat ketetapan pajak.
b. Penerbitan Surat Paksa Surat paksa diterbitkan setelah 21 sejak surat teguran diterbitkan. Surat Paksa
diterbitkan apabila: 1 Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah
diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. 2 Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan
sekaligus. 3 Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam
keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
c. Penyitaan Penyitaan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Jurusita Pajak untuk
menguasai barang Penanggung Pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi
85 | P a g e
utang pajak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Pelelangan
Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum yang dipimpin oleh Pejabat Lelang dengan cara penawaran harga secara terbuka lisan dan atau
tertutuptertulis yng didahului dengan pengumuman lelang. Pengumuman lelang diumumkan 14 hari setelah penyitaan dan lelang dilaksanakan sekurang-
kurangnya 14 hari setelah pengumuman lelang. Hak Mendahulu
Hak mendahulu memberikan kesempatan kepada Negara Direktur Jenderal Pajak untuk mendapatkan pembagian lebih dahulu dari kreditor lain atas hasil
pelelangan barang milik Penanggung Pajak. Setelah utang pajak dilunasi, barulah diselesaikan pembayaran kepada kreditor lainnya.
e. Penagihan Seketika Sekaligus Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah penagihan pajak tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran terhadap seluruh Utang Pajak dan semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak.Jurusita Pajak melaksanakan penagihan
seketika dan sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran berdasarkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus yang diterbitkan
oleh Pejabat Pajak f. Pencegahan dan Penyanderaan
Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap penanggung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan
alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Sedangkan penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan
Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu. Masa pencegahan dan penyanderaan paling lama 6 enam bulan dan dapat
diperpanjang selama lamanya 6 enam bulan.
g. Gugatan Gugatan adalah suatu upaya hukum terhadap pelaksanaan penagihan pajak dan
kepemilikan barang sebagaimana diatur dalam undang-undang yang diajukan dalam jangka waktu empat belas hari sejak Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, atau pengumuman lelang dilaksanakan.
86 | P a g e
4. Pencairan Tunggakan Pajak Piutang pajak dapat dihapus dari data administrasi kantor pajak apabila:
a. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau
ahli waris tidak dapat ditemukan; b. Wajib Pajak danatau Penanggung Pajk tidak mempunyai harta kekayan lagi;
c. Penagihan pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak melalui Pemerintah Daerah Setempat;
d. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
e. Sebab lain sesuai hasil penelitian.
LATIHAN
1. Apa yang menjadi dasar hukum penagihan pajak dan mengapa penagihan pajak disebut ‟benteng terakhir‟ kaitkan dengan sistem pemungutan pajak?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Surat Paksa dalam penagihan pajak Apa fungsi penagihan pajak dengan surat paksa?
3. Di dalam penagihan pajak, maka subjek yang ditagih adalah Penanggung Pajak. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan Penanggung Pajak dan mengapa
demikian ketentuan mengaturnya? 4. Jelaskan apakah setiap penagihan pajak harus selalu diakhiri dengan pelelangan
harta penanggung pajak apabila utang pajak tidak dilunasi? 5.
Jelaskan tentang tindakan ‟pencegahan‟ dan tindakan ‟penyanderaan‟ dalam pelaksanaan penagihan pajak
6.
Jelaskan pengertian ‟serangkaian‟ dalam pelaksanaan tindakan penagihan pajak
87 | P a g e
PERADILAN ADMINISTRASI PAJAK
A. Pengertian