Tax Compliance Kepatuhan Pajak

111 | P a g e

A. Tax Compliance Kepatuhan Pajak

Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara dan untuk mencapai target penerimaan pajak harus dilakukan dengan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak . Kepatuhan Wajib Pajak ini dapat ditingkatkan dengan dua cara, yaitu pemberian pelayanan prima service excellent serta penegakan hukum law enforcement. Dalam pelayanan, Direktorat Jendral Pajak DJP telah memulai dengan pembentukan kantor pajak modern dimana komitmen dan integritas pegawai pajak yang tinggi merupakan pilar utama operasional suatu kantor pajak. Di bidang penegakan hukum, dengan adanya sanksi berupa denda yang cukup tinggi diharapkan Wajib Pajak akan lebih patuh. Kepatuhan Wajib Pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak Moh. Zain : 2004 sebagai Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana: - Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, - Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, - Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar - Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. Wajib pajak cenderung selalu mencari celah agar bisa terhindar dari kewajiban membayar pajak , bahkan Wajib Pajak yang terancam terkena sanksi sandera badan gidzeling karena tidak kooperatif, masih berupaya agar kewajiban dalam membayar Tujuan Instruksional Khusus : Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan: 1. Tax Compliance 2. Pentingnya Kepatuhan Kewajiban Perpajakan 3. Hambatan Pemungutan Pajak 12 BAB KESADARAN DAN KEPATUHAN KEWAJIBAN 112 | P a g e pajak itu dibuat ringan sehingga pemerintah setempat dalam hal ini kantor pajak dalam rangka mengejar target penerimaan pajak ini adalah langkah terobosan yang mengkondisikan Wajib Pajak benar-benar patuh melunasi kewajibannya. Batasan sebagai Wajib Pajak patuh diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.544KMK.042000 dimana persyaratan sebagai Wajib Pajak patuh ada 2 dua kriteria yaitu Wajib Pajak patuh terhadap kepatuhan formal dan Wajib Pajak patuh terhadap kepatuhan material, diantaranya: 1 Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2 dua tahun terakhir, 2 Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 tiga masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut, 3 Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa pajak berikutnya, 4 Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak dan tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 dua masa pajak terakhir, 5 Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun terakhir, 6 Wajib Pajak yang laporan keuangannya telah diaudit oleh akuntan publik dengan yang laporan keuangannya tidak diaudit. Bagi Wajib Pajak yang laporan keuangannya tidak diaudit, dalam jangka waktu dua tahun terakhir memenuhi persyaratan yaitu menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 28 UU No. 6 Tahun1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2009.

B. Pentingnya Kepatuhan Kewajiban Perpajakan