3.4.4. Pembuatan Edible Film Galaktomanan yang Diinkorporasi dengan Ekstrak 1 dan
Ekstrak 2
0,9 gram galaktomanan Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Dilarutkan dengan 50 akuades dalam 100 mL larutan Ditambahkan 0,5 gram ekstrak 1
Ditambahkan 0,6 gram monogliserololeat Ditambahkan 0,2 gram gliserol
Diaduk selama 2 jam dengan magnetik stirer Dituangkan sebanyak 75 mL ke plat kaca berukuran 13 x 13 cm
Dikeringkan pada oven blower selama 20 jam pada suhu 35
o
C Edible Film
Dilakukan prosedur yang sama untuk ekstrak 2 Aplikasi pada Daging Ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
3.4.5. Aplikasi Edible Film Galaktomanan yang Diinkorporasi dengan Ekstrak 1 dan
Ekstrak 2 pada Daging Ikan Nila Oroechromis Niloticus
3.4.5.1. Penyiapan Sampel Daging Ikan Nila
400 g daging ikan nila dibersihkan
dipotong kecil-kecil dihaluskan
dipisahkan menjadi 4 bagian sampel 100 g daging ikan nila
sampel S
1
disimpan selama 5 hari pada suhu 4
o
C dilapisi dengan
edible film
disimpan selama 5
sampel S
2
hari pada suhu 4
o
C 100 g daging ikan nila
100 g daging ikan nila 100 g daging ikan nila
galaktomanan dilapisi dengan
edible film galaktomanan
ekstrak 2
disimpan selama 5 hari pada suhu 4
o
C sampel S
3
sampel S
4
ekstrak 1
3.4.5.2. Ekstraksi Minyak Sampel Daging Ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
sampel S
1
ditambahkan 400 ml n-heksana : isopropanol 3:2 diblender selama 2 menit
larutan suspensi disaring dengan corong Buchner
residu I ditambahkan 180 ml n-heksana : isopropanol
3:2 selama 1 menit disaring dengan corong Buchner
residu II dicuci dengan 150 ml n-heksana: isopropanol
3:2 selama 1 menit disaring dengan corong Buchner
filtrat I
filtrat II
filtrat bening kekuningan
residu III
Filtrat III
Universitas Sumatera Utara
filtrat bening kekuningan dimasukkan kedalam corong pisah
ditambahkan dengan 80 mL larutan Na
2
SO
4
6,67 dihomogenkan selama 1 menit
didiamkan dipisahkan
lapisan bawah bening
lapisan tengah bening keruh
dipindahkan kedalam Erlenmeyer ditambahkan 5 gram Na
2
SO
4
anhidrous disaring
residu filtrat bening
kekuningan dipekatkan dengan alat rotarievaporator
ditimbang minyak ikan
lapisan atas bening kekuningan
Dengan prosedur yang sama dilakukan untuk sampel S
2,
S
3
, dan S
4
Minyak hasil ekstraksi dari sampel S
1
dilakukan analisa GC Minyak hasil ekstraksi dari sampel S
2
, S
3
, dan S
4
dilakukan penentuan bilangan peroksida dengan titrasi Iodometri dan Spektroskopi FT-IR.
Universitas Sumatera Utara
3.4.5.3. Penentuan Bilangan Peroksida
0,5 gram minyak sampel S
2
dimasukkan kedalam Erlenmeyer ditambahkan 30 mL asam asetat
glasial : kloroform 3:2 ditambahkan 0,5 KI jenuh
ditutup dikocok selama 2 menit
ditambahkan 30 mL aquadest dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0.0036 N larutan kuning pucat
ditambahkan 1 mL indikator amilum 1 dititrasi kembali dengan Na
2
S
2
O
3
0,0036 N larutan bening
dicatat volume Na
2
S
2
O
3
0,0036 N yang terpakai
dihitung bilangan peroksida Hasil
Dengan prosedur yang sama dilakukan untuk sampel S
3
dan S
4
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Isolasi Minyak Atsiri Rimpang Jahe Segar Ekstrak 1
Minyak atsiri jahe segar ekstrak 1 diperoleh dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat stahl. Proses ini dilakukan secara triplo. Hasilnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1. Minyak Atsiri Jahe Segar yang Diperoleh dengan Metode Hidrodestilasi
Parameter Hasil Destilasi
Rata-rata
I II
III
Berat minyak g Kadar minyak
0,74 0,097
0,75 0,1
0,71 0,095
0,73 0,097
Keterangan : berat sampel jahe gajah segar sebesar 750 gram
Minyak atsiri yang diperoleh dianalisis komponen senyawa kimianya dengan GC-MS dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.2 dan kromatogram pada lampiran 1. Pada
kromatogram tersebut terdapat 41 komponen senyawa kimia pada minyak atsiri jahe segar dimana komponen senyawa-senyawa tersebut disesuaikan dengan data Library Wiley 229.
Universitas Sumatera Utara
Hasil interpretasi menunjukkan komponen-komponen kimia senyawa atsiri utama 3 pada jahe segar seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Komponen Senyawa Kimia Minyak Atsiri Jahe Segar ekstrak 1 Peak
Waktu retensi Kandungan
Senyawa yang mungkin 27
17,952 20,21
Geranial 12
9,914 14,87
1,8-Sineol 24
16,944 14,23
Neral 6
7,250 12,32
Kamfen 5
6,723 4,26
Beta Ocimene 9
8,428 3,21
Beta Myrcene 33
24,100 3,00
Zingiberen
4.1.2. Hasil Ekstraksi Ampas Rimpang Jahe Kering dengan Metode Sokletasi Ekstrak 2
Ampas jahe sisa hidrodestilasi dikeringkan dioven blower pada suhu 35
o
C selama 2 hari. Ampas jahe yang telah kering diekstraksi dengan etanol 96 sebanyak 150 mL dengan alat
soklet, secara triplo. Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat rotarievaporator dan dikeringkan pada oven Blower dengan suhu 35
o
C sehingga diperoleh hasil dalam bentuk jeli yang berwarna cokelat dan dihitung persentasenya. Hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Ekstraksi Ampas Rimpang Jahe Kering Ekstrak 2
Parameter Hasil Sokletasi
Rata-rata I
II III
Berat ekstrak kering g Kadar ekstrak kering
4,2 12
4,1 11,7
4,0 11,4
4,1 11,7
Keterangan: berat sampel serbuk ampas jahe kering sebanyak 5 gram
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak 1 dan Ekstrak 2
Uji aktivitas antioksidan ekstrak 1 dan ekstrak 2 dilakukan dengan metode DPPH radikal bebas untuk memperoleh nilai IC
50
, dengan mengamati perubahan absorbansi DPPH menggunakan alat spekstrofotometer UV-Visible Absorbansi yang diukur pada Lampiran 2
pada panjang gelombang maksimum 518 nm. Hasilnya ditunjukkan pada table 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak 1 dan Ekstrak 2.
Parameter
Sampel Ekstrak I
Ekstrak II
IC
50
μgmL 1.363, 298
1.124, 464
4.1.4. Hasil Pembuatan Edible Film Galaktomanan yang Diinkorporasi dengan Ekstrak