3.3.3.2. Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak 1 dan Ekstrak 2
Ekstrak 1 dibuat larutan induk 1000 ppm : dengan melarutkan 0,025 g dengan pelarut etanol dalam labu takar 25 mL. Kemudian dari larutan induk dibuat lagi variasi konsentrasi larutan
25, 50, 125, 250 ppm untuk diuji aktivitas antioksidannya. Dilakukan perlakuan yang sama untuk membuat variasi ekstrak 2.
3.3.3.3. Uji Aktivitas Antioksidan a. Uji Larutan Blanko
Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,3 mM ditambahkan 2,5 mL etanol, dihomogenkan dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah itu, diukur absorbansi
dengan panjang gelombang maksimum = 518 nm.
b. Uji Sampel
Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,3 mM ditambahkan 2,5 mL sampel, dihomogenkan dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah itu, diukur absorbansi
dengan panjang gelombang maksimum = 518 nm. sampel yang dipakai : ekstrak 1 dan ekstrak 2.
3.3.4. Pembuatan Film Galaktomanan yang Diinkorporasi dengan Ekstark 1 dan
Ekstrak 2
Sebanyak 0,9 gram galaktomanan dilarutkan dengan 50 mL akuades, ditambahkan 0,5 gram ekstrak 1, 0,6 gram monogliserololeat, dan 0,2 gram gliserol dalam 100 mL larutan pada labu
takar 100 mL, kemudian diaduk selama 2 jam dengan magnetik stirer, lalu dituang sebanyak 75 mL ke plat kaca berukuran 13×13 cm, setelah itu dikeringkan pada oven Blower selama
20 jam pada suhu 35
o
C. Dengan prosedur yang sama dilakukan untuk ekstrak 2.
Universitas Sumatera Utara
3.3.5. Aplikasi Edible Film Galaktomanan yang Diinkorporasi dengan Ekstrak 1 dan
Ekstrak 2 pada Daging Ikan Nila Oreochromis Niloticus
3.3.5.1. Penyiapan Sampel Daging Ikan Nila
Sebanyak 400 gram daging ikan Nila dibersihkan dan dipotong kecil-kecil, lalu dihaluskan, kemudian dipisahkan menjadi 4 bagian sampel, sampel yang pertama sebanyak 100 gram
daging ikan nila kondisi segar tanpa penyimpanan S
1
, sampel yang kedua sebanyak 100 gram daging ikan nila disimpan selama 5 hari pada suhu penyimpanan 4
o
C S
2
, sampel ketiga sebanyak 100 gram daging ikan nila dilapisi dengan edible film galaktomanan yang
diinkorporasi dengan ekstrak 1 kemudian disimpan selama 5 hari pada suhu ± 4
o
C S
3
dan sampel keempat sebanyak 100 gram daging ikan nila dilapisi dengan edible film yang
diinkorporasi dengan ekstrak 2 kemudian disimpan selama 5 hari pada suhu ± 4
o
C S
4
, kemudian dilakukan ekstraksi lipida.
3.3.5.2. Ekstraksi Minyak Sampel Daging Ikan Nila Hara, 1978
Sebanyak 100 gram sampel daging ikan nila yang telah dipreparasi S
1
diblender dengan penambahan 400 mL heksana : isopropanol 3:2. Campuran diblender selama 2 menit.
Kemudian suspensi difiltrasi dengan penyaring Buchner hingga residu menjadi kering. Residu kembali diblender dengan 180 mL heksana : isopropanol 3:2 selama 1 menit,
disaring dan residu yang diperoleh dicuci lagi dengan 150 mL heksana : isopropanol 3:2, disaring. Filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan pada corong pisah. Kemudian dicampurkan
dengan penambahan 80 mL larutan Na
2
SO
4
6,67 dan dihomogenkan selama 1 menit, didiamkan dan dipisahkan. Lapisan atas ditambahkan dengan 5 gram Na
2
SO
4
anhidrous, disaring dan dipekatkan dengan menggunakan alat rotarievaporator. Ditimbang minyak yang
diperoleh.
Dengan prosedur yang sama seperti diatas dilakukan untuk sampel “S
2,
S
3
, dan S
4
”. Kemudian minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi sampel “S
1
” dilakukan uji GC sedangkan yang diperoleh dari hasil ekstraksi “S
2
, S
3
, dan S
4
” dianalisis dengan Spektrofotometer FT-IR.
Universitas Sumatera Utara
3.3.5.3. Penentuan Bilangan Peroksida
Sebanyak 0,5 gram sampel minyak ikan hasil ekstraksi dari sampel daging ikan nila S
1,
S
2
, S
3
, dan S
4
dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Kemudian ditambahkan 30 mL campuran larutan asam asetat glasial-kloroform dengan perbandingan 3:2. Setelah itu,
ditambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh, ditutup dan dikocok selama ± 2 menit. Kemudian ditambahkan 30 mL air suling dan dilakukan titrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,0036N hingga larutan kuning pucat, ditambahkan 1 mL indikator amilum 1 yang kemudian dititrasi kembali
dengan Na
2
S
2
O
3
0,0036N sampai warna yang terbentuk hilang, dihitung dan dicatat volume Na
2
S
2
O
3
0,0036N yang dipakai.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Penelitian 3.4.1. Isolasi Minyak Atsiri Rimpang Jahe Ekstrak 1 dengan Metode Hidrodestilasi
Menggunakan Alat Stahl
750 gram rimpang jahe yang telah dirajang Dimasukkan ke dalam labu destilasi 1000
mL Ditambahkan 200 mL air suling
Dirangkai pada alat sthal Dipanaskan selama 5 jam
Minyak atsiri rimpang jahe Dimasukkan ke dalam
botol vial Ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrous Didekantasi
Ditimbang Ditutup rapat dan
disimpan dalam lemari pendingin
Diinkorporasi pada galaktomanan Destilat
Residu ampas rimpang jahe + Air
ekstrak 1
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Pembuatan Ekstrak Etanol Ampas Rimpang Jahe Ekstrak 2
ampas rimpang jahe basah Dikeringkan pada oven blower pada suhu 35
o
C selama 2 hari serbuk ampas jahe kering
Disokletasi dengan menggunakan 150 mL pelarut etanol 96 selama 5 jam
Filtrat II
Dirotarievaporator
ekstrak etanol rimpang jahe kering ekstrak 2 Ditimbang
Diinkorporasi pada galaktomanan Diblender halus sebanyak 25 gram
filtrat 1 residu 1
Disoklet kembali dengan 125 mL etanol
96 selama 3 jam
residu II
Dikeringkan pada oven Blower dengan suhu 35
o
C
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Uji Sifat Antioksidan Ekstrak 1 dan Ekstrak 2 3.4.3.1. Pembuatan Larutan DPPH
11,85 mg serbuk DPPH dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
ditambahkan etanol p.a hingga garis batas dihomogenkan
larutan DPPH 0,3 mM
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.2. Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak 1 dan Ekstrak 2
0,025 gram sampel dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL
ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan sampel hingga garis tanda
dihomogenkan 25 mL larutan induk 1000 ppm
dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan
sampel hingga garis tanda dihomogenkan
100 mL larutan 250 ppm dibuat variasi 125 ppm dan 50 ppm
dipipet 5 mL dengan pipet volum dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL
ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan sampel hingga garis
tanda dihomogenkan
25 mL larutan 50 ppm dipipet 12,5 dengan pipet volum
dimasukkan kedalam labu takar 25 mL ditambahkan dengan pelarut yang sesuai
dengan sampel hingga garis tanda dihomogenkan
25 mL larutan 125 ppm dipipet 5 mL dengan pipet volum
dimasukkan kedalam labu takar 25 mL ditambahkan dengan pelarut yang sesuai dengan
sampelhingga garis tanda dihomogenkan
25 mL larutan 25 ppm
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.3. Uji Aktivitas Antioksidan Ramawasmy, 2011
a. Uji Larutan Blanko
1 mL larutan DPPH 0,3 mM dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2,5 mL etanol p.a dihomogenkan
dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum = 518 nm
Hasil
b. Uji Sampel
1 mL DPPH 0,3 mM ditambahkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2,5 mL sampel dihomogenkan
dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum = 518 nm
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.4. Pembuatan Edible Film Galaktomanan yang Diinkorporasi dengan Ekstrak 1 dan
Ekstrak 2
0,9 gram galaktomanan Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Dilarutkan dengan 50 akuades dalam 100 mL larutan Ditambahkan 0,5 gram ekstrak 1
Ditambahkan 0,6 gram monogliserololeat Ditambahkan 0,2 gram gliserol
Diaduk selama 2 jam dengan magnetik stirer Dituangkan sebanyak 75 mL ke plat kaca berukuran 13 x 13 cm
Dikeringkan pada oven blower selama 20 jam pada suhu 35
o
C Edible Film
Dilakukan prosedur yang sama untuk ekstrak 2 Aplikasi pada Daging Ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
3.4.5. Aplikasi Edible Film Galaktomanan yang Diinkorporasi dengan Ekstrak 1 dan
Ekstrak 2 pada Daging Ikan Nila Oroechromis Niloticus
3.4.5.1. Penyiapan Sampel Daging Ikan Nila
400 g daging ikan nila dibersihkan
dipotong kecil-kecil dihaluskan
dipisahkan menjadi 4 bagian sampel 100 g daging ikan nila
sampel S
1
disimpan selama 5 hari pada suhu 4
o
C dilapisi dengan
edible film
disimpan selama 5
sampel S
2
hari pada suhu 4
o
C 100 g daging ikan nila
100 g daging ikan nila 100 g daging ikan nila
galaktomanan dilapisi dengan
edible film galaktomanan
ekstrak 2
disimpan selama 5 hari pada suhu 4
o
C sampel S
3
sampel S
4
ekstrak 1
3.4.5.2. Ekstraksi Minyak Sampel Daging Ikan Nila
Universitas Sumatera Utara
sampel S
1
ditambahkan 400 ml n-heksana : isopropanol 3:2 diblender selama 2 menit
larutan suspensi disaring dengan corong Buchner
residu I ditambahkan 180 ml n-heksana : isopropanol
3:2 selama 1 menit disaring dengan corong Buchner
residu II dicuci dengan 150 ml n-heksana: isopropanol
3:2 selama 1 menit disaring dengan corong Buchner
filtrat I
filtrat II
filtrat bening kekuningan
residu III
Filtrat III
Universitas Sumatera Utara
filtrat bening kekuningan dimasukkan kedalam corong pisah
ditambahkan dengan 80 mL larutan Na
2
SO
4
6,67 dihomogenkan selama 1 menit
didiamkan dipisahkan
lapisan bawah bening
lapisan tengah bening keruh
dipindahkan kedalam Erlenmeyer ditambahkan 5 gram Na
2
SO
4
anhidrous disaring
residu filtrat bening
kekuningan dipekatkan dengan alat rotarievaporator
ditimbang minyak ikan
lapisan atas bening kekuningan
Dengan prosedur yang sama dilakukan untuk sampel S
2,
S
3
, dan S
4
Minyak hasil ekstraksi dari sampel S
1
dilakukan analisa GC Minyak hasil ekstraksi dari sampel S
2
, S
3
, dan S
4
dilakukan penentuan bilangan peroksida dengan titrasi Iodometri dan Spektroskopi FT-IR.
Universitas Sumatera Utara
3.4.5.3. Penentuan Bilangan Peroksida
0,5 gram minyak sampel S
2
dimasukkan kedalam Erlenmeyer ditambahkan 30 mL asam asetat
glasial : kloroform 3:2 ditambahkan 0,5 KI jenuh
ditutup dikocok selama 2 menit
ditambahkan 30 mL aquadest dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0.0036 N larutan kuning pucat
ditambahkan 1 mL indikator amilum 1 dititrasi kembali dengan Na
2
S
2
O
3
0,0036 N larutan bening
dicatat volume Na
2
S
2
O
3
0,0036 N yang terpakai
dihitung bilangan peroksida Hasil
Dengan prosedur yang sama dilakukan untuk sampel S
3
dan S
4
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Isolasi Minyak Atsiri Rimpang Jahe Segar Ekstrak 1
Minyak atsiri jahe segar ekstrak 1 diperoleh dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat stahl. Proses ini dilakukan secara triplo. Hasilnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1. Minyak Atsiri Jahe Segar yang Diperoleh dengan Metode Hidrodestilasi
Parameter Hasil Destilasi
Rata-rata
I II
III
Berat minyak g Kadar minyak
0,74 0,097
0,75 0,1
0,71 0,095
0,73 0,097
Keterangan : berat sampel jahe gajah segar sebesar 750 gram
Minyak atsiri yang diperoleh dianalisis komponen senyawa kimianya dengan GC-MS dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.2 dan kromatogram pada lampiran 1. Pada
kromatogram tersebut terdapat 41 komponen senyawa kimia pada minyak atsiri jahe segar dimana komponen senyawa-senyawa tersebut disesuaikan dengan data Library Wiley 229.
Universitas Sumatera Utara
Hasil interpretasi menunjukkan komponen-komponen kimia senyawa atsiri utama 3 pada jahe segar seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Komponen Senyawa Kimia Minyak Atsiri Jahe Segar ekstrak 1 Peak
Waktu retensi Kandungan
Senyawa yang mungkin 27
17,952 20,21
Geranial 12
9,914 14,87
1,8-Sineol 24
16,944 14,23
Neral 6
7,250 12,32
Kamfen 5
6,723 4,26
Beta Ocimene 9
8,428 3,21
Beta Myrcene 33
24,100 3,00
Zingiberen
4.1.2. Hasil Ekstraksi Ampas Rimpang Jahe Kering dengan Metode Sokletasi Ekstrak 2
Ampas jahe sisa hidrodestilasi dikeringkan dioven blower pada suhu 35
o
C selama 2 hari. Ampas jahe yang telah kering diekstraksi dengan etanol 96 sebanyak 150 mL dengan alat
soklet, secara triplo. Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat rotarievaporator dan dikeringkan pada oven Blower dengan suhu 35
o
C sehingga diperoleh hasil dalam bentuk jeli yang berwarna cokelat dan dihitung persentasenya. Hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Ekstraksi Ampas Rimpang Jahe Kering Ekstrak 2
Parameter Hasil Sokletasi
Rata-rata I
II III
Berat ekstrak kering g Kadar ekstrak kering
4,2 12
4,1 11,7
4,0 11,4
4,1 11,7
Keterangan: berat sampel serbuk ampas jahe kering sebanyak 5 gram
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak 1 dan Ekstrak 2