Manfaat Program Jaminan Hari Tua JHT Pengertian Perusahaaan

Hari tua merupakan resiko kehidupan yang dapat mengakibatkan terputusnya upah, karena pada usia tua umumnya kemampuan bekerja sudah berkurang sehingga karyawan diberhentikan dari pekerjaannya. Dengan terputusnya pekerjaan dan upah dari perusahaan tentunya biaya hidup adalah hasil tabungan semasa kerja. Namun dapat dibayangkan kondisi tenaga kerja di Indonesia dengan upah yang belum begitu layak dengan kata lain hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kesempatan tenaga kerja untuk menyisihkan sebagian penghasilannya kemungkinannya kecil. Melihat permasalahan diatas, maka sangat perlu diadakan program yang berpengaruh bagi masa depan atau hari tua bagi karyawan terutama yang penghasilannya rendah. Program Jaminan hari tua diselenggarakan dengan cara atau sistem tabungan hari tua profident funid, dimana iuran dari pengusaha dan tenaga kerja setiap bulan dikredit pada rekening tenaga kerja secara individual, dan mendapat bunga setiap tahun.

a. Manfaat Program Jaminan Hari Tua JHT

Kemanfaatan dari jaminan hari tua berupa pembayaran saldo tabungan pada saat timbul hak peserta yaitu: 1. Mencapai umur 55 tahun. 2. Mengalami cacad total dan tetap sehingga tidak bisa bekerja lagi. 3. Meninggal dunia. 4. Mengalami PHK setelah peserta setidak-tidaknya lima tahun dengan masa tunggu 1 bulan. 5. Pergi ke luar negeri atau pulang ke negeri asal untuk tidak kembali lagi Sentanoe, 1993: 35. Besarnya saldo tabungan tersebut tergantung dari iuran, bunga dan masa kepesertaan. Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 besarnya iuran jaminan hari tua ditetapkan sebagai berikut: a. Pengusaha menanggung iuran sebesar 3,70. b. Tenaga kerja menanggung iuran sebesar 2 Kansil, 1997:140. Jadi besarnya iuran yang harus dibayar pengusaha setiap bulannya adalah sebesar 5,7 yang dihitung dari upah sebulan dari tenaga kerja. pembayaran jaminan hari tua dapat dibayarkan sekaligus atau secara berkala. Pembayaran sekaligus dapat dilakuukan apabila jaminan hari tua kurang dari Rp.3.000.000,-tiga juta rupiah. Pembayaran secara berkala dapat dilakukan apabila seluruh jaminan hari tua mencapai Rp.3.000.000,- atau lebih dilakukan paling lama 5 tahun PP No.14 1993 pasal 24. Pembayaran jaminan hari tua secara sekaligus atau berkala merupakan pilihan dari tenaga kerja yang bersangkutan sendiri.

b. Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan Hari Tua JHT

Setiap pengajuan klaim Jaminan Hari Tua, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan melampirkan: a. Kartu Peserta Jamsostek KPJ asli. b. Kartu Identitas diri KTPSIM fotokopi. c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial. d. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai secukupnya. e. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter. f. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan: 1. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia. 2. Fotokopi Paspor. 3. Fotokopi VISA. g. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 tahun dilampiri: 1. Surat keterangan meninggal dunia dari Rumah SakitKepolisianKelurahan. 2. Fotokopi Kartu Keluarga. h. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55 tahun telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa tunggu 6 enam bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan: 1. Fotokopi surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan. 2. Surat pernyataan belum bekerja lagi. 3. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri SipilPOLRIABRI. Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut PT Jamsostek Persero melakukan pembayaran JHT.

2.2.4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Program pemeliharaan kesehatan ini merupakan upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Jaminan ini meliputi upaya peningkatan kesehatan promotif dan pemulihan rehabilitatif. Iuran jaminan pemeliharaan besarnya 6 dari upah tenaga kerja sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3 sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga. Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau suami istri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 orang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 pasal 35 ayat 1 pelayanan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar meliputi: a. Perawatan rawat jalan tingkat pertama. b. Rawat jalan tingkat lanjutan. c. Rawat inap. d. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan kehamilan. e. Penunjang diagnostik. f. Pelayanan khusus. g. Pelayanan gawat darurat. Dalam penyelenggaraan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar, badan penyelenggara wajib: a. Memberikan kartu pemeliharaan kesehatan kepada setiap peserta. b. Memberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan Husni, 2003: 158.

2.3. Pengertian Perusahaaan

Kehadiran perusahaan begitu pesat dalam pembangunan baik di daerah maupun di kota-kota besar lainnya. Pembentukan badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari keuntungan baik itu milik swasta ataupun milik negara. Di dalam Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa perusahaan adalah: a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerjaburuh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 pasal 108 tentang peraturan perusahaan adalah: 1. Peraturan yang mempekerjakan pekerjaburuh sekurang-kurangnya 10 sepuluh orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 2. Kewajiban membuat peraturan perusahaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1. Adapun peraturan-peraturan perusahaan menurut pasal 111 adalah: 1. Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya memuat: a. Hak kewajiban pengusaha. b. Hak dan kewajiban pekerja. c. Syarat kerja. d. Tata tertib perusahaan. e. Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan. 2. Ketentuan peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Masa berlaku peraturan perusahaan, paling lama 2 tahun dan wajib diperbaharui setelah habis masa berlaku. 4. Selama masa berlakunya peraturan perusahaan, apabila serikat pekerja serikat buruh di perusahaan menghendaki perundingan pembuatan perjanjian kerja sama, maka pengusaha wajib melayani. 5. Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 4 tidak mencapai kesepakatan, maka peraturan perusahaan tetap berlaku sampai habis jangka waktu berlakunya. http:docs.google.compkbl.bumn.go.idfileUU-13-2003 ketenagakerjaan. pdf , diakses pada tanggal 18 Maret, pukul 12:58 WIB.

2.4. Pengertian Karyawan