Persoalan menyusun organisasi yang sesuai didalam manajemen dapat mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Dengan
adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap bertahan.
Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengidentifikasi jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh
masing-masing tipe karyawan. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya
yang dibutuhkan dalam meraih tujuan organisasi.
2. Unsur-Unsur Struktur Organisasi.
Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Terdapat enam unsur kunci
yang perlu disampaikan ke manajer ketika merancang struktur organisasinya. Menurut Robbins, 2006:586 unsur-unsur struktur organisasi adalah sebagai
berikut: a. Spesialisasi Pekerjaan.
Spesialisasi pekerjaan adalah sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan terpisah-pisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah
pekerjaan dapat dikerjakan oleh lebih dari satu individu seluruh pekerjaan dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah dengan tiap langkah diselesaikan oleh
seorang individu berlainan. Jadi individu-individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukan mengerjakan seluruh kegiatan,
spesialisasi kerja disebut juga dengan pembagian tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
b. Departementalisasi. Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk pengelompokkan. Salah
satu cara paling populer untuk mengelompokkan kegiatan adalah menerut fungsi yang dijalankan. Keunggulan utama dari tipe pengelompokkan ini adalah
memperoleh efisiensi dengan mengumpulkan spesialis yang sama. Suatu cara lain untuk melakukan departementalisasi adalah atas dasar geografi atau teritori
Pengelompokkam kegiatan dapat dilakukan dengan cara: 1. Menurut fungsi yang dijalankan.
2. Menurut tipe produk yangdihasilkan organisasi. 3. Atas dasar geografik atau teritori.
4. Tipe tertentu dan pelanggan. c. Rantai Komando.
Rantai komando adalah garis wewenang yang tidak terputus-putus yang terentang dari puncak organisasi ke eleson terbawah dan memperjelas siapa
melapor ke siapa. Dua konsep komplementer yaitu: 1. Wewenang, mengacu ke hak-hak yang inheren dalam posisi manajerial
untuk memberi perintah dan mengharapkan perintah itu dipatuhi. Untuk mempermudah koordinasi, posisi manajerial diberi tempat dalam rantai
komando, dan tiap manajer diberi derajat wewenang agar mampu mematuhi tangggung jawabnya.
2. Kesatuan komando, membantu mengamankan konsep garis wewenang yang tidak terputuskan. Kesatuan ini menyatakan bahwa seseorang
seharusnya mempunyai satu dan hanya satu atasan yang kepadanya ia bertanggung jawab langsung. Jika kesatuan komando ini terputus,
Universitas Sumatera Utara
bawahan mungkin harus berurusan dengan tuntutan atau prioritas beberapa atasan yang berkonflik.
d. Rentang Kendali. Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diatur manajer secara
efektif dan efisien. Rentang kendali sangat penting karena sangat menentukan banyaknya tingkatan dan manajer yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.
e. Sentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan
dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Tingkat di mana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi. Konsep
ini hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak-hak yang inheren dalam posisi seseorang, dikatakan bahwajika manajemen puncak mengambil keputusan utama
organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari personil tingkat lebih-bawah, maka organisasi itu tersentralisasikan.
f. Formalisasi. Formalisasi adalah tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan.
Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksanaan pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan
harus dikerjakan, dan bagimana seharusnya ia mengarjakannya. Para karyawan dapat diharapkan agar selalu menangani masukan yang sama dalam cara yang
persis sama, yang menghasilkan suatu keluaran yang konsisten dan seragam. Dimana ada formalisasi yang tinggi, disitu terdapat uraian jabatan job
description yang eksplisit, banyak aturan organisasi, dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi. Dimana
Universitas Sumatera Utara
formalisasi itu rendah perilaku kerja relatif tidak terprogram dan para karyawan mempunyai banyak kebebasan untuk menjalankan keleluasan dalam bekerja.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi