Al-Balad dengan tema Kota atau Negeri Kota Makkah

C. Al-Balad dengan tema Kota atau Negeri Kota Makkah

Ayat-ayat yang masuk dalam tema ini adalah Qs al-Tin 95 : 3; Qs al- Balad 90 : 1-2; Qs al-Naml 27 : 91; Qs Ibrahim 14 : 35; dan Qs al-Baqarah 2 : 126.

Ayat-ayat ini disusun berdasarkan urutan turunnya wahyu, semuanya masuk dalam ayat-ayat Makiyyah kecuali surah al-Baqarah yang merupakan ayat Madaniyah .

Ayat-ayat diatas mengandung kata-kata al-Balad dengan ( لﺍ ) al Ma’rifah dan didahului dengan isim isyarah Hâdzâ dan Hâdzihî . Kecuali pada surah al-

Baqarah 2 : 126 tanpa menggunakan al hanya balad saja.

Kata al-Balad, al-Baldah dan balad ditafsirkan oleh Sayyid Quthb dalam Fî Zhilâl al-Qur’ân semuanya dengan kota atau negeri Makkah, baitullah al-Haram . Demikian juga M. Quraish Shihab dalam al-Mishbâh menafsirkan dengan negeri yang maksudnya adalah kota Makkah, baitullah al-Haram . Tidak ada perbedaan penafsiran antara keduanya.

Penafsiran tersebut juga sejalan dengan makna yang diungkapkan Ensiklopedi al-Qur’an atas kata al-balad dan balad pada semua surah di atas dengan menunjuk pada wilayah luas tertentu yaitu menunjuk kepada wilayah

Makkah dan sekitarnya. 41

Kata al-Balad dan balad dengan makna Makkah ini, diterangkan oleh ‘Aisyah ‘Abdurrahman secara rinci, yaitu ketika kata Hâdzâ al-Balad (Negeri ini) tertera dalam al-Qur’an al-Karim dalam bentuk tunggal ( mufrad ) dan di- ma’rifat- kan dengan al serta diisyaratkan dengan hâdzâ, maka itu menunjukkan

41 . Penyusun Ensiklopedi al-Qur’an, Ensiklopedi al-Qur’an …, Hal 282.

bahwa al adalah untuk al-‘Ahd (suatu hal yang sudah diketahui); dan negeri yang dimaksudkan adalah negeri Makkah. Adapun balad dalam bentuk mufrad ( tunggal) dan nakirah (tersamar), hanya terdapat satu kali yang mengarah pada Makkah. Hal ini menunjukkan bahwa pengkhususan kata al-Balad dengan Makkah di dalam al-Qur’an tidaklah pada ma’rifat- nya tetapi dengan al ‘Ahdiyah ( al untuk sesuatu hal yang sudah diketahui) dan isim isyarah (kata

tunjuk) yang menunjukkan ketentuan, pengkhususan dan penghadiran. 42 Sebagaimana pada penafsiran Sayyid Quthb maupun M. Quraish

Shihab atas ayat-ayat di atas, semua penafsiran atas kata balad dan derivasinya mengarah pada kota Makkah, atau negeri Harâm. 43 Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Ankabut 29 : 67 yang berbunyi 44 : ﺎـﻨﻤﺃ ﺎـﻤﺭﺤ ﺎـﻨﻠﻌﺠ ﺎﻨﺃ , Makkah dinamai ( ﺎـﻨﻴﻤﺃ ) amînan karena kota itu aman. 45 Kota itu menjaga siapa yang memasukinya seperti orang yang dipercaya menjaga apa yang dipercayakan kepadanya. Sehingga kedua-duanya saling menjaga. 46 Al-Balad dalam ayat

diatas adalah Makkah, al-Harâm atau negeri Makkah. 47

42 . ‘Aisyah ‘Abdurrahman, al-Tafsîr al-Bayânî li al-Qur’ân al-Karîm, Kairo : Dâr al-Ma’ârif, Cet-5, hal 169.

43 . Muhammad bin Jarîr al-Thabarî, Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîl Ayyi al-Qur’ân..., Juz 15, hal 265-266.

44 . Muhammad bin Ahmad al-Anshârî al-Qurthûbî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân ...,Juz 20, Hal 105.

45 . Muhammah al-Syaukanî, Fath al-Qadîr: AlJâmi’ Bain Fannî al-Riwâyah…, Juz 5, hal 588. 46 . Abi al-Su’ûd Muhammad bin Muhammad al-‘Ammâdî, Tafsîr Abî al-Su’ûd al-Musamma

Irsyâd al-‘Aql al-Salîm ilâ Mazâyâ al-Qur’an al-Karîm …, Juz 9, hal 175. 47 . Muhammad bin Jarîr al-Thabarî, Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîl Ayyi al-Qur’ân..., juz 15, hal

212. Abi al-Su’ûd Muhammad bin Muhammad al-‘Ammâdî, Tafsîr Abî al-Su’ûd al-Musamma Irsyâd al-

Hâdzihi al-Baldah di sini adalah Makkah, 48 merupakan pengkhususan dari berbagai tempat untuk dijadikan rumah Allah al-Harâm, menjadikannya negeri yang dicintai rasulnya, negeri yang aman tidak ada pertumpahan darah, tidak seorang pun yang berbuat zhalim, tidak boleh memotong

hewan, 49 pohonnya tidak boleh ditebang. 50

Hâzhâ al-Balad adalah Makkah yang dimuliakan oleh Allah dengan menjadikannya aman. 51 Negeri yang aman penduduknya. 52 Ibrahim telah

berdo’a kepada Tuhannya untuk menjadikannya aman, yaitu memberikan keamanan. 53

Balad di sini adalah lembah dari satu negeri yaitu Makkah. 54 Ibrahim telah berdo’a, mendo’akan keluarganya dan orang lain untuk aman dan hidup secara nyaman. 55

‘Aql al-Salîm ilâ Mazâyâ al-Qur’an al-Karîm ..., Juz 9, hal 160. Muhammad bin Ahmad al-Anshârî al- Qurthûbî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân …, juz 20, hal 54-55.

48 . Muhammad Jamâluddin al-Qâsimî, Tafsîr al-Qâsim al-Musamma Mahâsin …, Juz 7, Hal 511.

49 . Muhammah al-Syaukanî, Fath al-Qadîr: AlJâmi’ Bain Fannî al-Riwâyah wa al-Dirâyah min ‘Ilm al-Tafsîr …, Juz 4, Hal 193. Muhammad bin Jarîr al-Thabarî, Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîl Ayyi ..., juz

11, hal 28. 50 . Muhammad bin Ahmad al-Anshârî al-Qurthûbî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân …, Juz 13,

Hal 220. 51 . Abi al-Su’ûd Muhammad bin Muhammad al-‘Ammâdî, Tafsîr Abî al-Su’ûd al-Musamma

Irsyâd al-‘Aql al-Salîm ilâ Mazâyâ al-Qur’an al-Karîm …, Juz 5, Hal 50, lihat Muhammad bin Ahmad al- Anshârî al-Qurthûbî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân …, juz 9, hal 313.

52 . Muhammad bin Jarîr al-Thabarî, Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîl Ayyi al-Qur’ân..., Juz 8, Hal 264. 53 . Muhammah al-Syaukanî, Fath al-Qadîr: AlJâmi’ Bain Fannî al-Riwâyah wa …, Juz 3, Hal

138. 54 . Abi al-Su’ûd Muhammad bin Muhammad al-‘Ammâdî, Tafsîr Abî al-Su’ûd al-Musamma

Irsyâd al-‘Aql al-Salîm ilâ Mazâyâ al-Qur’an al-Karîm …, Juz 1, Hal 158.

Selain ayat dengan kandungan makna di atas, terdapat ayat-ayat lain dengan menggunakan kata-kata selain al-Balad , yaitu dengan kata qoryah pada

3 ayat, yaitu Qs al-Nisa 4 : 75, al-An’am 6 : 92 dan al-Syura 42 : 7. Serta kata Makkah pada Qs al-Fath 48 : 24 dan Bakkah pada Qs Ali Imran 3 : 96. Ayat-ayat itu adalah :

a. al-An’am 6 : 92

Artinya : Dan ini (al-Qur'an) adalah kitab yang telah kami turunkan yang diberkahi, membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) ummul Qura (mekkah) dan orang-orang yang diluar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (al-Qur'an) dan mereka selalu memelihara shalatnya) (Qs al-An'am 6 : 92)

Ummu al-Qurâ adalah Makkah, 56 tempat yang agung, rumah yang pertama kali dibangun untuk manusia, merupakan kiblat seluruh umat,

55 . Muhammad bin Ahmad al-Anshârî al-Qurthûbî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân …, Juz 1, Hal 118. Muhammah al-Syaukanî, Fath al-Qadîr: AlJâmi’ Bain Fannî al-Riwâyah wa al-Dirâyah min…,

juz 1, hal 181. 56 . Muhammad bin Ahmad al-Anshârî al-Qurthûbî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân …, Juz 7, Hal

tempat manusia berhaji. 57 Makkah dan sekitarnya baik dari arah timur maupun barat. 58

Sayyid Quthb menyatakan bahwa Mekkah dinamakan Ummul Qura, karena di sana berdiri Baitullah yang merupakan bangunan pertama yang didirikan untuk digunakan manusia menyembah Allah semata tanpa sekutu. Dijadikan sebagai tempat keamanan bagi manusia dan seluruh makhluk

hidup. Darinya kemudian keluarlah dakwah umum kepada seluruh umat manusia di segenap penjuru bumi. Sementara sebelumnya tidak pernah ada dakwah yang ditujukan untuk seluruh manusia secara umum seperti itu. Kepadanya kaum beriman berhaji dengan dakwah ini, untuk kembali kepada

baitullah yang darinya keluar dakwah Islam itu. 59

Dalam tafsir al-Mishbâh , M. Quraish Shihab menyatakan, kata yang dimaksud dengan ( ﺀﺍﺭﻘﻟﺍ ﻡﺍ ) Ummul Qura yang secara harpiah berarti ibu desa- desa adalah Mekkah. Penamaan ini disebabkan karena Mekkah merupakan kota tertua dan paling terkenal di kawasan itu. Sebelumnya masyarakat kawasan Hijaz dan sekitarnya masih menetap di kemah-kemah serta berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Boleh jadi juga kota Makkah dinamai demikian karena arah yang dituju oleh masyarakat Arab, bahkan umat Islam

57 . Muhammah al-Syaukanî, Fath al-Qadîr: AlJâmi’ Bain Fannî al-Riwâyah wa …, Juz 2, Hal 174.

58 . Muhammad bin Jarîr al-Thabarî, Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîl Ayyi al-Qur’ân..., Juz 5, Hal 316. 59 . Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân, juz 2, hal 1148.

hingga dewasa ini adalah ke kota tersebut, baik dalam shalat maupun haji. Ini seperti halnya anak yang selalu mengarah kepada ibunya. Mengarah dan berkunjung ke sana karena di sana terdapat ka’bah yang menjadi pusat kegiatan. Dia juga ummul Qura karena Allah swt. Menjadikan ka’bah sebagai

( ﻰﻨﻤﺍﻭ ﺱﺎﻨﻠﻟ ﺔﺒﺎﺜﻤ ) matsabatan li an-nas wa amna / tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman sama dengan anak-anak yang berkumpul di sekeliling ibunya dan merasa aman berdekatan dengannya.

Ada pendapat lain tentang mengapa Mekkah dinamai ummul Qura , yaitu karena kota Mekkah adalah pusat planet bumi dan pusat penetapan waktu. 60

b. al-Syura 42 : 7

Artinya : Demikianlah kami wahyukan kepadamu al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk syurga dan segolongan masuk neraka . (Qs al-Syura 42 : 7)

60 . M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbâh…, juz 4, hal 196-198.

Ummul Qura ialah Mekkah al-Mukarramah , tempat terletaknya rumah Allah yang kuno. Allah telah memilih Mekkah dan negeri sekitarnya sebagai tempat risalah terakhir. Jika dicermati dari aneka peristiwa melalui berbagai situasi dan problematika realitas kehidupan manusia, terdapat sisi hikmah Allah dari pemilihan wilayah bumi ini pada masa itu untuk menjadi tempat risalah terakhir yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia yang nampak

jelas keuniversalannya sejak awal kelahirannya. 61

Penamaan Makkah dengan Ummul Qura dalam ayat-ayat di atas adalah bukan berarti bahwa ajaran Islam hanya terbatas untuk penduduk kota

Mekkah dan sekitarnya, atau bahwa pada mulanya Rasul saw hanya bermaksud menyampaikan risalah beliau terbatas untuk penduduk Mekkah dan sekitarnya, tidak kepada seluruh manusia. Ini tidak dapat dibenarkan karena sejak dini pada periode Mekkah ayat-ayat al-Qur’an sudah secara tegas dan gamblang menyatakan bahwa Allah tidak mengutus Muhammad saw kecuali membawa rahmat untuk seluruh alam.

M. Quraish Shihab merujuk kepada Syekh Mutawalli al-Sya’rawi 62 yang mengemukakan uraian lain yaitu ayat ini menggunakan kata ( ﺎﻬﻟﻭﺤ ﻥﻤﻭ ) waman

61 . Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân, juz 5, hal 3142. 62 . Syekh Mutawalli al-Sya’rawi lahir di Mesir tahun 1912. Meninggal dunia pada usia 87

tahun. Ulama yang menyenangi ilmu tasawuf, berjiwa besar, dan revolusioner ini adalah Alumni Universitas Al-Azhar, fakultas bahasa Arab, Kairo-Mesir. Lulus dengan predikat Cum Laude (Mumtaz).

Asy-Sya'rawi. http: //www.qultummedia.com/ kabar_qultum

karyanya

yang

monumental

adalah

kitab

Tafsir

haulaha / dan siapa yang berada di sekelilingnya. Kata ( لﻭﺤ ) haula menurutnya adalah “ sekeliling sesuatu” . Ia adalah yang melingkari suatu titik, titik kecil atau besar. Setiap titik atau pusat dilingkari oleh suatu lingkaran yang boleh jadi lingkaran itu kecil katakanlah dua puluh kilometer, dan boleh jadi lebih besar, seratus kilometer, bahkan lebih. Betapa pun luas dan besarnya, atau sempit dan kecilnya, ia tetap merupakan dan dinamai lingkaran. Ini berarti kata di sekelilingnya atau yang mencakup seluruh tempat. Memang satu lingkaran betapa pun kecil atau besarnya selalu bernilai tiga ratus enam puluh derajat. Pendapat ini sejalan dengan pendapat al-Baghawi yang menafsirkan ayat di atas dengan penduduk bumi seluruhnya dan pendapat al-Qusyairi yang menyatakan bahwa Bumi mengelilingi Ka’bah, sedang Mekkah adalah

pusat bumi. 63

c. al-Fath 48 : 24

Artinya : Dan dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Makkah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Qs al-Fath 48 : 24).

63 . M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbâh…, juz 12, hal 459-460.

Terdapat dua pendapat tentang ( ﻥﻁﺒـﺒ ) bi Bathni Makkah, yaitu pertama maksudnya Makkah, kedua maksudnya Hudaibiyah. Sebab kedua-duanya

disandarkan pada harâm. 64

Menurut Sayyid Quthb ayat ini menyatakan bahwa Allah memberikan anugerah kepada mereka (kaum muslimin) dengan menahan tangan segolongan musuh yang hendak menyulitkan mereka dan memberitahukan

musuh yang menghalang-halangi mereka untuk memasuki Masjidil Haram : menghalang-halangi sampainya hidayah ke tempatnya. Allah membelai mereka (kaum muslimin) dengan mengungkapkan hikmah yang ada di balik urungnya kunjungan ke Baitullah pada tahun ini, keutamaan yang terdapat dalam kerelaan mereka menerima kajadian itu, dan penurunan ketentraman ke dalam hati mereka. Semua itu dilakukan demi sesuatu yang menurut-Nya lebih besar daripada yang mereka lihat. Yaitu penaklukan Mekkah dan kemenangan agama ini atas seluruh agama lain atas ketetapan Allah dan

pengaturan-Nya. 65

M. Quraish Shihab memasukkan ayat ini ke dalam kelompok IV pembahasan surah al-Fath, kelompok IV ini terdiri dari ayat 18 s.d 29. 66 Kata

64 . Muhammad bin Ahmad al-Anshârî al-Qurthûbî, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân …, Juz 16, Hal 239.

65 . Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân, juz 5, hal 3328. 66 . M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbâh…, juz 13, hal 198.

Makka ( ﻙـﻤ ) menunjuk ke kota yang berada di Saudi Arabia di mana Ka’bah yang merupakan kiblat kaum muslimin berlokasi di sana. Kata Makkah terambil dari kata ( ﺭﻀـﻟﺍ لﻴﺼـﻔﻟﺍ ﺔـﹼﻜﻤ ) Makka al-Fashîl al-Dhar’ yakni anak unta mengisap semua air susu (induknya). Ini berarti bahwa ia sangat lapar. Nama tersebut mengisyaratkan bahwa kota itu pada mulanya –sebelum zam zam ditemukan- tidak terdapat sumber air, sehingga penghuninya bagaikan

menghisap dan menghabiskan air yang ditemukan di sana. 67

Kota mekkah bukan hanya menunjuk areal di mana terdapat Masjid al- Harâm, tetapi mencakup seluruh wilayah haram. Atas dasar itu sementara ulama memahami kalimat ( ﺔﹼﻜﻤ ﻥﻁﺒﺒ ) bi bathn Makkah dalam arti di Hudaibiyah.

Ada juga yang memahami dalam arti pusat kota Mekkah. 68

Dalam surah Ali Imran 3 : 96 kata ( ﺔـﹼﻜﺒ ) Bakkah maksud sebenarnya adalah Makkah. Ini karena tempat keluar dan pengucapan huruf bâ’ dan mîm dapat dikatakan sama. Memang banyak kosa kata bahasa Arab yang huruf

mîm dan bâ’- nya saling menempati tempatnya, seperti ( ﺏﺯﻻ ) lâzib dan ( ﻡﺯﻻ ) lâzim , atau ( ﺩـﺒﺭﺃ ) arbad dan ( ﺩـﻤﺭﺃ ) armad serta lain-lain. Ada juga yang memahami kata bakkah terambil dari bahasa orang Kaldani yaitu bahasa yang

67 . Ibid, hal 206. 68 . M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbâh…, juz 13, hal 207.

digunakan oleh Nabi Ibrâhîm as. Kata ini bermakna kota, seperti ba’la bakka di

Libanon yang maknanya kota Dewa Ba’al. 69

Dari penafsiran pada tema kota dan negeri kota secara khusus, kata al- Balad memiliki arti kota atau negeri Makkah al-Mukarramah. Hal ini diketahui berdasarkan tafsiran para mufassir pada ayat-ayat di atas. Kota atau negeri Makkah sebagai hasil penafsiran dari ayat-ayat al-Balad di atas, juga dipahami

karena redaksional ayat yang menunjukkan pada kota atau negeri Makkah. Redaksional itu adalah al-‘Ahdiyah ( al untuk sesuatu hal yang sudah diketahui) dan isim isyarah (kata tunjuk) yang menunjukkan ketentuan, pengkhususan dan penghadiran.

Dalam tema ini, penjelasan M. Quraish Shihab lebih panjang dan dilengkapi dengan berbagai data dan penjelasan ilmiah. Walaupun secara substantif Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab sepakat dengan makna balad dan derivasinya dalam ayat-ayat pada tema ini adalah Makkah. Namun penjelasan dari keduanya yang membuat tafsiran keduanya berbeda. Perbedaan itu bukanlah perbedaan yang prinsifil, sebab hanya berbeda dalam gaya penyampaiannya saja. hal ini juga dapat dilihat dari penafsiran keduanya atas ayat-ayat sinonim al-Balad, seperti ummul Qurâ, Makkah dan Bakkah yang

69 . Ibid., hal 207.

maksudnya juga Makkah al-Mukarramah. Bagi penulis itu adalah khazanah dan merupakan pengetahuan yang saling melengkapi.

Berdasarkan penafsiran atas ayat-ayat pada tema ini, karakter-karakter yang dapat diambil dari penafsiran Sayyid Quthb dan M. Quraish Shihab adalah :