seksualitas,  sehingga  lansia  tersebut  tidak  ikut  terjebak  dalam  mitos  lama  yang  mengatakan bahwa seksual hanya milik kaum muda dan lansia tabu untuk masalah seksualitas.
e. Pengaruh Faktor Budaya
Berdasarkan  hasil  analisis,  faktor  budaya  terhadap  hubungan  seksual  pada  lanjut  usia lansia  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Tanah  Luas  Kabupaten  Aceh  Utara  Tahun  2013  yaitu
dengan nilai KMO di atas 0.5 yaitu 0.720 dan faktor loading  0.388 hal ini menunjukkan korelasi yang  positif  antar  variabel  pada  faktor  1  satu  bahwa  faktor  budaya  berpengaruh  terhadap
hubungan seksual pada lanjut usia lansia. Pada  usia  lanjut,  terdapat  berbagai  hambatan  untuk  melakukan  aktivitas  seksual,  salah
satunya  yaitu  hambatan  eksternal  yang  datang  dari  lingkungan  Warsono,  2010.  Menurut Darmojo    Martono  2006,  faktor  eksternal  yang  mempengaruhi  aktivitas  seksual  berupa
kebudayaan  yang  berkembang  di  masyarakat,  menganggap  bahwa  aktivitas  seksual  tidak layak lagi  dilakukan  oleh  para  lansia,  sehingga  menyebabkan  keinginan  dalam  diri  mereka  ditekan
yang dapat memberikan dampak penurunan aktivitas seksual  Oktaviani 2010.
5.2 Faktor Psikologis
Pada faktor psikologis terdapat 4 variabel, yaitu daya tarik, tabu, kecemasan, dan bosan. a.
Pengaruh Faktor Daya Tarik
Berdasarkan hasil analisis, faktor  daya tarik terhadap hubungan seksual pada lanjut usia lansia  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Tanah  Luas  Kabupaten  Aceh  Utara  Tahun  2013  yaitu
dengan nilai KMO di atas 0.5 yaitu 0.609 dan faktor loading  0.699 hal ini menunjukkan korelasi yang  positif  antar  variabel  pada  faktor  2  dua  bahwa  faktor  daya  tarik  berpengaruh  terhadap
hubungan seksual pada lanjut usia lansia.
Universitas Sumatera Utara
Variabel  yang  paling  berpengaruh  pada  tingkat  aktivitas  seksualitas  adalah  fungsi seksualitas yang optimal dan ketertarikan pada mitra seksual. Memasuki masa lansia umumnya
mulai  dihinggapi  adanya  kondisi  fisik  yang  bersifat  patologis  berganda,  misalnya  tenaga berkurang, energi menurun, gigi makin rontok, kulit keriput, tulang makin rapuh. Secara umum
kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.  Hal  ini  semua  dapat  menimbulkan  gangguan  atau  kelainan  fungsi  fisik,  psiologis  atau
sosial. Oleh karena itu perubahan fisik pada pasangan tersebut menyebabkan menurunnya daya tarik  terhadap  pasangan  yang  juga  berpengaruh  terhadap  hubungan  seksualitas  Jahja,  2011.
Bahwa kebahagian seksual dalam pernikahan bukan karena pengaruh fisik pasangan, melainkan perasaan cinta yang terpelihara Anonim, 2011.
b. Pengaruh Faktor Tabu