orthogonal menghasilkan faktor-faktor yang tidak berkorelasi satu sama lain uncorreclated each other antara lain none, equimax, varimax, quartimax, orthomax.
-  None adalah pilih tidak untuk melakukan rotasi equimax solusi awal. -  Equimax  adalah  pilih  untuk  melakukan  rotasi  equimax  solusi  awal  gamma=jumlah
faktor2. -  Varimax adalah pilih untuk melakukan rotasi varimax solusi awal  gamma = 1
-  Quartimax adalah pilih untuk melakukan rotasi quartimax solusi awal gamma = 0 -  Orthomax  adalah  pilih  untuk  melakukan  rotasi  orthomax  solusi  awal,  kemudian
masukkan gamma nilai antara 0 dan 1. 2.  Oblique  rotation,  kalau  sumbu  tidak  dipertahankan  harus  tegak  lurus  sesamanya
bersudut 90
o
dan faktor-faktor tidak berkorelasi. Kadang-kadang dengan membolehkan korelasi  antar-faktor  bisa  menyederhanakan  matriks  faktor  pola  factor  pattern  matrix.
Oblique rotation harus dipergunakan kalau faktor dalam populasi berkorelasi sangat kuat Supranto, 2004.
6. Membuat Interpretasi Hasil Rotasi
Interpretasi  mengenai  faktor  bisa  dipermudah  dengan  mengenali  mengidentifikasi variabel  yang  mempunyai  nilai  loading  yang  besar  pada  faktor  yang  sama.  Faktor  tersebut
kemudian  bisa  diinterpretasikan  menurut  variabel-variabel  yang  mempunyai  nilai  loading  yang tinggi  dengan  faktor  tersebut.  Bantuan  di  dalam  interpretasi  yang  berguna  lainnya  ialah
mengeplot variabel dengan menggunakan factor loading sebagai titik koordinat. Variabel yang berada pada ujung atau akhir suatu sumbu ialah,            variabel-variabel
yang  nilai  loadingnya  tinggi  hanya  pada  faktor  tersebut,  katakan  faktor  1,  2  atau  3  dan  oleh karena  itu  variabel-variabel  tersebut  akan  memberikan  inspirasi  tentang  nama  yang  tepat  dari
Universitas Sumatera Utara
faktor  yang  bersangkutan  Supranto,  2010.  Sedangkan  variabel  yang  dekat  dengan  titik  asal perpotongan sumbu F
1
dan F
2
mempunyai muatan rendah low loading pada kedua faktor. Variabel  yang  tidak  dengan  sumbu  salah  satu  faktor  berarti  berkorelasi  dengan  kedua
faktor tersebut. Kalau suatu faktor tidak bisa diberi label sebagai faktor tidak teridentifikasi atau faktor umum. Variabel- variabel yang berkorelasi kuat nilai faktor loading yang besar dengan
faktor tertentu dan memberikan inspirasi nama faktor yang bersangkutan Supranto, 2004.
7. Menghitung Skor dan Nilai Faktor
Nilai  faktor  adalah  ukuran  yang  mengatakan  representasi  suatu  variabel  oleh  masing- masing  faktor.  Nilai  faktor  menunjukkan  bahwa  suatu  data  mewakili  karakteristik  khusus  yang
direpresentasikan oleh faktor. Nilai faktor ini selanjutnya digunakan untuk analisis lanjutan. Sebenarnya  analisis    tidak  harus  dilanjutkan  dengan  menghitug  skor  atau  nilai  faktor,
sebab  tanpa  menghitung  pun  hasil  analisis  faktor  sudah  bermanfaat  yaitu  mereduksi  variabel yang banyak menjadi variabel baru yang lebih sedikit dari variabel aslinya.
Masing-masing faktor dapat diekspresikan dengan persamaan sebagai berikut: F
1
= W
i1
X
1
+ W
i2
X
2
+ W
i3
X
3
+.....+ W
ik
X
k
Dimana : F
1
adalah faktor W
i
adalah bobot variabel terhadap faktor
k
adalah jumlah variabel X adalah variabel
Semakin  besar  bobot  W
i
suatu  variabel  terhadap  faktor,  maka  pengaruh  variabel terhadap  faktor  tersebut  semakin  erat,  yang  berarti  perubahan  variabel  memberikan  kontribusi
Universitas Sumatera Utara
yang  semakin  besar  pada  nilai  faktor.  Hal  ini  berlaku  untuk  keadaan  sebaliknya  Rangkuti, 2002.
8. Memilih Surrogate Variables