usia 60 tahun, 70 tahun, dan bahkan 80 tahun sangat menggembirakan. Sebagai contoh, Persson 1980  di  Swedia  menemukan  bahwa  16  dari  266  wanita  berusia  70  tahun  tetap  aktif  secara
seksual. Dalam studi ini, 36 dari 91 wanita yang menikah masih tetap aktif Hawton, 1993.
2.1.7 Menopause
Menopause  adalah  saat  berhentinya  siklus  menstruasi  dalam  kehidupan  seorang perempuan.  Ini  berarti,  seorang  perempuan  berhenti  ovulasi  karena  jumlah  hormon  estrogen
yang diproduksi tidak cukup untuk menghasilkan periode menstruasi. Menopause terjadi pada saat yang berbeda pada seorang perempuan. Masa tersebut dapat
saja  terjadi  setiap  saat  usia  awal  40-an  sampai awal  50-an.  Apabila  perempuan  dalam  keluarga tertentu  mengikuti  pola  menopause  pada  usia  pertengahan  40-an  kemungkinan  besar  seorang
perempuan  dalam  keluarga  itu  mengalami  menopause  pada  usia  45  atau  46.  Apabila  seorang perempuan  menjalani  operasi  pengangkatan  kandungan  telur,  atau  jika  ovarium  telah  diradiasi
atau dikemoterapi, maka menopause akan terjadi lebih awal     Masland, 2006.
2.1.8 Perubahan Seksualitas pada Lansia
Seiring  proses  penuaan,  kemampuan  seksualitas  juga  akan  mengalami  penurunan. Kemampuan  untuk  mempertahankan  seks  yang  aktif  sampai  usia  lanjut  bergantung  pada
beberapa faktor, diantaranya yaitu : a.  Usia
Pada  usia  60  tahun  ke  atas  mulai  mengalami  kemunduran  dari  tahun-tahun  kreatif sebelumnya. Orang yang tua mulai cenderung merasa tidak berguna lagi. Masa lampau lebih
dibanggakan. Terasa sekali kemunduran pesat di bidang kekuatan fisik dan daya tahan mental.
Universitas Sumatera Utara
Masa tua bukan merupakan halangan untuk aktivitas seksual.  Laki-laki   dan  wanita dalam  kondisi  fisik  dan  emosional  yang  baik  masih    mampu  untuk  melakukan  aktivitas
seksual sampai usia lanjut Tukan, 1994. Seiring dengan bertambahnya usia, keingginan seseorang untuk melakukan hubungan
seks  umumnya  akan  menurun.  Hal  ini  biasanya  dipicu  karena  adanya  perubahan  hormon dalam tubuh, khususnya pada perempuan Kompas, 2012.
b.  Pendidikan Untuk  dapat  berkomunikasi  dengan  berhasil  maka  suami  istri  harus  mempunyai  taraf
pendidikan yang relatif sama Tukan, 1994. Orang yang berpendidikan, secara seksual akan mempunyai  beberapa  kualitas  diri  dan  kecakapan  tertentu  misalnya,  bertanggungjawab
terhadap  keputusan  seksual  yang  diambil  berkaitan  dengan  apa  yang  dibutuhkan  dan keinginan.
c.  Pengetahuan Pada  tingkat  individu,  pertumbuhan  pemahaman  seksualitas  seseorang  akan  menambah
perkembangan  pribadinya,  kepercayaan  diri,  kedewasaan,  dan  kecakapan  mengambil keputusan Halstead, 2006. Banyak pasangan yang masih menganggap bahwa hubungan seks
hanyalah  terbatas  penyaluran  kebutuhan  biologis  semata.  Ini  adalah  pemahaman  yang  salah besar.  Lebih  jauh,  hubungan  seks  haruslah  dipahami  sebagai  sarana  untuk  refreshing  dan
rekreasi.  Terlebih  lagi,  aktivitas  seks  merupakan  suatu  bentuk  atau  sarana  untuk  menjaga keharmonisan di dalam rumah tangga waspada, 2012.
d.  Penyakit Penurunan  fungsi  dan  potensi  seksual  pada  lanjut  usia  sering  kali  berhubungan  dengan
berbagai  gangguan  fisik  seperti  :  gangguan  jantung,  gangguan  metabolisme,  misal  diabetes
Universitas Sumatera Utara
millitus,  vaginitis  Narsevhybuntu,  2012.    Menurut  Stanley    Beare  2006,  obat-obatan berpengaruh  terhadap  aktivitas  seksual  lansia.  Konsumsi  berbagai  obat  yang  berbeda  dan
metabolisme  obat  tersebut  dipengaruhi  oleh  proses  penuaan,  sehingga  efek  dari  obat-obat tersebut dapat mempengaruhi siklus respon seksual Oktaviani, 2010.
e.  Budaya Menurut Darmojo dan Martono 2006, faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas seksual
berupa  budaya  yang  berkembang  di  masyarakat,  menganggap  aktivitas  seksual  tidak  layak lagi dilakukan oleh para lansia, sehingga  menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan
yang memberikan dampak penurunan aktivitas seksual. f.  Menopause
Perubahan  tubuh  dan  emosi  secara  umum  terjadi  pada  saat  menopause,  tetapi  tidak berlaku  disebabkan  atau  berhubungan  dengan  keadaan  tersebut.  Berhentinya  menstruasi
hanya merupakan salah satu aspek dari menopause. Sistem reproduksi menurun dan berhenti sebagai  akibatnya,  maka  tidak  lagi  memproduksi  hormon  ovarium  dan  hormon  progesteron
Jahja,  2011.  Di  samping  itu,  terjadi  pengurangan  pelumasan  selama  bangkitnya  gairah seksual.  Faktor-faktor  ini  dapat  menyebabkan  ketidaknyamanan  selama  bersenggama
Hawton, 1993. Menopause, yaitu masa berhentinya haid membawa banyak perubahan pada fisik seorang
wanita.  Akibat  dari  menopause  adalah  terjadi  perubahan  bentuk  tubuh,  buah  dada  wanita menjadi kurang menarik lagi, dan dinding vagina menjadi tipis. Menopause pada wanita tidak
selalu mempengaruhi kepuasan kontak seksual, meskipun ada perubahan-perubahan biologis- fisiologis tersebut   Hurlock, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan-perubahan  yang  terjadi  pada  alat-alat  seksual  wanita  dan  faalnya  karena proses menua, terutama disebabkan oleh menciutnya indung telur dengan akibat menurunnya
dan  kemudian  hilangnya  hormon  kewanitaan  terutama  estrogen.  Perubahan-perubahan  itu dapat diringkaskan sebagai berikut :
a.  Menstruasi  menjadi  tak  teratur  dan  semakin  sedikit,  lalu  lama-kelamaan  berhenti sama sekali.
b.  Buah dada menipis, menjadi lembek dan menggantung. c.  Rahim  dan  indung  telur menciut  dan  kemudian  fungsinya  sangat  berkurang.  Hal  ini
mengakibatkan  vagina  kehilangan  elastisitasnya,  kebasahannya,  sehingga  seringkali meradang.  Lama-kelamaan mengecil juga dan pada persetubuhan menimbulkan rasa
nyeri. d.  Rangsangan  menurun,  kemampuan  reaksi  terhadap  rangsangan  langsung  semakin
menurun  pula,  oleh  karena  itu  ada  kaitannya  dengan  kepekaan  persyarafan  alat kelamin Marsetio, M. 1991.
g.  Tabu, malu, bosan, dan kecemasan Tabu  bersangkut  paut  dengan  larangan  berbicara  dan  bertindak  terhadap  seks.  Faktor
psikologis  yang  mempengaruhi  penurunan  fungsi  dan  potensi  seksual  adalah  rasa  tabu  dan malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia. Kelelahan atau kebosanan karena
kurang  variasi  dalam  kehidupannya.  Disfungsi  seksual  karena  perubahan  hormonal  atau masalah kesehatan jiwa lainnya, misalnya cemas, depresi, pikun dsb Anonim, 2012.
h.  Pasangan hidup Lanjut  usia  masih  mempunyai  harapan  untuk  menikah  dan  masih  memiliki  minat  terhadap
lawan  jenis.  Hal  tersebut  ditunjukkan  dengan  usaha  berkunjung  ke  lawan  jenis  yang  sudah
Universitas Sumatera Utara
tidak  memiliki  pasangan.  Adanya  fenomena  keinginan  menikah,  pengacuhan  kebutuhan seksual lanjut usia yang berdampak pada kebahagiaan dan gangguan hemeostasis, teori-teori
yang  menunjukkan  perlu  adanya  kebutuhan  seksual  dipenuhi,  dan  masih  adanya  anggapan yang keliru mengenai pemenuhan kebutuhan seksual pada lanjut usia.
Namun, kondisi hubungan seksual dan nonseksual dengan pasangan hidup memberi pengaruh besar. Makin baik hubungan, makin memuaskan kehidupan seksualnya. Maka, seks
akan  bertambah  lama  sampai  tidak  ada  batasannya.  Akhirnya  salah  satu  penentu  lainnya adalah  tidak  adanya  pasangan.  Wanita  usia  lanjut  yang  tidak  mempunyai  pasangan  lagi
umumnya  akan  menekan  dorongan  seksnya  sampai  habis.  Sebaliknya,  pria  yang  sudah kehilangan  pasangan, sebagian akan menikah lagi Warsono, 2010.
2.2 Analisis Faktor