3.9. Asai Viabilitas Bakteri Kitinolitik Dalam Enkapsulasi
Jumlah koloni kultur bakteri kitinolitik ditentukan dengan menggunakan standard plate count. Satu gram cabai merah terenkapsulasi diambil, kemudian digerus lalu
dicampurkan dengan 10 ml akuades steril, dipipet sebanyak 0,1 ml lalu ditumbuhkan pada media MGMK Suryanto, 2001. Jumlah koloni bakteri
kitinolitik yang tumbuh dihitung pada media MGMK yang ditandai dengan zona bening di sekitar koloni. Perhitungan jumlah koloni dilakukan pada minggu ke-
1,2,3 dan 4. Kombinasi perlakuan enkapsulasi sel bakteri Bacillus sp. BK17 dan
Enterobacter sp. PB17 terhadap benih cabai merah dengan menggunakan matriks pembawa alginat, tapioka, gum arabik dan CMC dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini. Tabel 1. Kombinasi perlakuan enkapsulasi benih dengan 4 matriks pembawa
No Kombinasi
enkapsulasi Keterangan
1. A + Benih cabai + Alginat + konidia S. rolfsii
2. T + Benih cabai + Tapioka + konidia S. rolfsii
3. G + Benih cabai + Gum arabik + konidia S. rolfsii
4. 5.
6. 7.
8. C +
A - T -
G - C -
Benih cabai + CMC + konidia S. rolfsii Benih cabai + Alginat
Benih cabai + Tapioka Benih cabai + gum arabik
Benih cabai + CMC
9. ABK17
Benih cabai + Alginat + Bacillus sp. BK17 + konidia S. rolfsii
10. APB17
Benih cabai + Alginat + Enterobacter sp. PB17 + konidia S. rolfsii
11. TBK17
Benih cabai + Tapioka + Bacillus sp. BK17 + konidia S. rolfsii
12. TPB17
Benih cabai + Tapioka + Enterobacter sp. PB17 + konidia S. rolfsii
13. GBK17
Benih cabai + Gom arabik + Bacillus sp. BK17 + konidia S. rolfsii
14. GPB17
Benih cabai + Gom arabik + Enterobacter sp. PB17 + konidia S. rolfsii
15. 16.
CBK17 CPB17
Benih cabai + CMC + Bacillus sp. BK17 + konidia S. rolfsii Benih cabai + CMC + Enterobacter sp. PB17 + konidia S.
rolfsii
Universitas Sumatera Utara
3.10. Asai Patogenitas S. rolfsii terhadap Benih Cabai Terenkapsulasi di
Rumah Kasa
Benih cabai yang telah dienkapsulasi ditanam pada polibeg yang telah diisi dengan campuran kompos, tanah dan pasir nisbah 2:1:1 Mulyati, 2009 dengan
3 perlakuan. Perlakuan pertama benih yang sudah terenkapulasi oleh bakteri Enterobacter sp. PB17 dan Bacillus sp. BK17 ditanam pada media tanam diberi
suspensi jamur S. rolfsii. Perlakuan kedua benih yang sudah terenkapulasi oleh bakteri Enterobacter sp. PB17 dan Bacillus sp. BK17 ditanam pada media tanam
tidak diberi suspensi jamur S. rolfsii. Perlakuan ketiga. Benih yang tidak dienkapsulasi oleh bakteri Enterobacter sp. PB17 dan Bacillus sp. BK17 ditanam
pada media yang diberi suspensi S. rolfsii dan tidak diberi suspensi S. rolfsii Masing-masing perlakuan dibuat sebanyak 5 ulangan. Kemudian pengamatan
dilakukan selama 30 hari. Peubah yang diamati adalah tanaman yang terserang
rebah kecambah, tinggi tanaman, jumlah daun selama persemaian 30 hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kemampuan Antagonis Bakteri Kitinolitik secara In Vitro