Ajaran Tidak Menjadi Dukun
4. Ajaran Tidak Menjadi Dukun
Kegiatan perdukunan bukan hal yang langka lagi. Bahkan kegiatan perdukunan ini sudah tersebar di seluruh pelosok daerah di Indonesia. Perdukunan sendiri merupakan suatu aktifitas yang di pimpin atau dilaksanakan oleh dukun. Sedangkan kata dukun sendiri memiliki makna yang sangat luas. Oleh sebagian
terhormat seperti halnya kepala suku atau pendeta. Dukun memiliki berbagai jenis macam sebutan . Dukun pada masa sekarang seringkali disebut guru, orang tua ( wong tuwa), orang pintar, paranormal atau juga sering disebut penasehat spriritual. Mereka adalah orang yang dianggap memiliki ilmu yang tinggi, kekuatan gaib atau daya luwih yang dapat dipergunakan untuk menolong orang lain. Ilmu itu didapat secara turun temurun dan secara gaib, atau juga dipelajari dengan cara berguru kepada orang lain. Menurut Kamus Antropologi dukun mempunyai tiga pengertian, pertama dukun merupakan seorang individu yang mempunyai keahlian yang bersangkutan dengan pelaksanaan adat atau keagamaan. Kedua, dukun adalah orang ahli yang menyembuhkan penyakit yang diakibatkan oleh gangguan roh halus dan kekuatan-kekuatan gaib. Ketiga, seorang disebut dukun karena ia mempunyai keahlian dalam ilmu gaib.
Seorang yang taat beragama janganlah sekali-kali hidup yang bersentuhan dengan dunia perdukunan. Sebagai orang yang beragama, dasar atau patokan hidup manusia adalah agama sehingga apabila seseorang memiliki tiang yang kuat dalam hidupnya maka hidupnya akan tentram dunia dan akhirat. Menghambakan diri terhadap Tuhan adalah lambang dalam konsep kepercayaan yang timbul dari dalam hati manusia, karena dia telah menerima hakikat kaidah dan sumber pertamanya. Sejak manusia mulai dapat berpikir, pasti dirinya telah sadar bahwa diluar dirinya ada kekuatan lebih, kemudian dengan bimbingan orang tua dan guru, ia akan mengetahui kewajiban dirinya sebagai manusia yaitu mengabdi atau menghambakan diri
Tuhan, sekalipun dirinya memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan wajar dari seorang manusia biasa yang lazim disebut dukun.
Fungsi kepercayaan manusia terhadap Tuhan dan pengaruhnya atas jiwa manusia adalah manusia beragama yang senantiasa mengembang luaskan kekuatan orang beriman serta menambah kekuatan jasmani atau rohaninya. Apabila manusia disetiap saat selalu ingat dan percaya pada Tuhan pencipta alam, pasti akan merasa tenang dan tenteram dalam hidupnya.
Menjadi seorang dukun juga salah satu perbuatan dosa, selain dirinya
menganggap bahwa dirinya mampu ‟mengetahui‟ apa-apa yang belum diketahui sebelumnya (meramal nasib seseorang, meramal tentang hari baik pernikahan, mengetahui seseorang telah di rasuki oleh roh halus, dan lain-lain), menganggap bahwa dirinya mampu mengobati orang sakit tanpa obat, mampu mengetahui hidup mati seseorang, itu merupakan salah satu perbuatan syirik. Maka janganlah sekali-kali menjadi serorang dukun dan janganlah sekali-kali percaya akan bualan seorang dukun karena semua yang dia utarakan adalah bohong besar. Dalam naskah ini dijelaskan bahwa dukun yang tercela adalah dukun yang meminta imbalan yang berlebihan, apabila tidak dituruti sang dukun akan mengumpat habis-habisan, ada pula dukun yang meminta upah terlebih dahulu sebelum mengobati, walaupun pasien kelak tidak kunjung sembuh upah yang telah diberikan kepada sang dukun tidak dapat dikembalikan lagi.
masa sekarang, banyak penipuan berkedok dukun baik itu berdalih dalam hal apapun seperti contohnya, dukun yang dapat menggandakan uang, dukun yang berjasa dalam urusan jodoh seseorang, dukun yang dapat melancarkan rejeki seseorang, dan sebagainya. Disebutkan pula ada seorang dukun wanita yang sangat nistha, yaitu selalu membual siapa saja yang berobat kepadanya pasti akan sembuh baik lelaki maupun perempuan. Dukun tersebut menceritakan caranya mengobati yang sangat memalukan dan membuka rahasia orang yang diobati, dalam contoh ini pada saat sekarang dukun-dukun dengan model seperti itu dapat lazim disebut dengan istilah dukun cabul. Ki Ageng Sela mangatakan hendaknya seseorang janganlah seskali-kali percaya terhadap dukun apalagi menjadi seorang dukun, lebih baik mencari ilmu pengetahuan utuk bekal kehidupan yang lebih baik. Seperti pada kutipan di bawah ini pada Pupuh IV bait 5-6, 14-15, 18-19 sebagai berikut : Kutipan
Dene dhukun tukang sembur / tukang japa tukang jampi / nisthane yen ingawadan / dhangane saking sireki / tan wruh yen ken dhukun liya / ingkang jinalukan jampi //
Terjemahan : Adapun dukun tukang sembur, tukang mantra dan juru obat, dikata sangat rendah
dan tercela, dukun itu selalu berkata bahwa kesembuhannya dari dirinya, tidak tahu bahwa dukun lain dimintai obat.
Kutipan
Wus adate among dhukun / endi dhukun kang niliki / tinuturan radi dhangan / tur maksih panggah kang sakit / ki dhukun menthek tyasira / ciptane saking sireki//
Sudah menjadi kebiasaan bicara dengan dukun, setiap dukun yang menjenguk diberitahu kalau si sakit sudah agak membaik, meskipun si sakit masih tetap sakit, ki dukun besar hatinya ia mengira kesembuhan itu dari dirinya.
Kutipan
Wlakang kawet samandhuwur/ tinlusur dennya nambani/ iku dhukun dadi cacad/ kwirangan denodhal-adhil/ aja tulad kang mangkana/ becik wong dadi mantri//
Terjemahan : Cara ia mengobati dengan meraba dan memijit-mijit pangakal paha, kemaluan
lelaki keatas, demikian itu dukun tercela, hal-hal memalukan dibeberkan, jangan meniru hal semacam itu lebih baik jadi mantri.
Kutipan
Jer wus pangolahing dhukun / sajen sarat myang wejani / gelem jaluk gelem tampa / sadurunge angsung jampi / nambani mangka tan waras / wejani pasthi tan mulih//
Terjemahan : Tidak ada orang kembali menggugat kembali biaya ataupun sarat dan upah,
bahkan mau menerima dan meminta sebelum memberkan pengobatan, meskipun mengobati tidak sembuh, upah itu tidak dikembalikan.
Kutipan
Dene maninge kang dhukun / dhukun alul memetangi / ana gelar senggrang arta / ana gelar mesajani /ana gelar kekethikan / ana jimat saratneki//
Terjemahan : Adapun macam-macam dukun, ada dukun ahli menghitung, ada dengan cara
disergah dengan keras, ada cara pemberitahuan denagn diam-diam, ada pula yang memberikan jimat sebagai sarat.
Kutipan
Utawa lamun winuwus / Ki ageng Sela maleri / aja sira dhedhukunan / aja dadi dhukun kaki / prayoga golek kawigyan / tatakramane praja di//
Apabila dibicarakan, Ki Ageng Sela melarang dengan berkata ‟ lebih baik engkau jangan berdukun dan jangan menjadi dukun serta lebih baik engkau mancari kepandaian sopan santun bernegara.
Fakta ilmu hitam, penggunaan kekuatan-kekuatan gaib untuk merugikan orang lain, hampir tidak ada yang meragukannya. Kekuatan yang diperoleh melalui pengalamn mistik dapat dipergunakan untuk tujuan yang baik dan tujuan yang jahat. Kekuatan itu tidak hanya memberikan kemampuan yang menyembuhan melainkan juga untuk membuat orang menjadi sakit (Magniz Suseno ,1989 :182 ).
Dalam kebanyakan daerah terdapat seorang dukun, seorang pria ataupun seorang wanita yang mempunyai kekuatan untuk memperoleh waktu-waktu yang baik dan tempat-tempat yang menguntungkan, menyembuhkan penyakit- penyakit dan dari padanya dapat memperoleh jimat untuk segala macam keperluan. Dalam berbagai keperluan dan kesulitan orang pergi ke dukun, misalnya ingin mengetahui mengapa tidak kunjung memiliki keturunan, menentukan hari baik pernikahan, tetapi juga untuk menangkis ilmu hitam.
Perdukunan di dalam ajaran agama Islam merupakan perbuatan syirik. Baik itu dukunnya ataupun yang berdukun. Syirik adalah salah satu perbuatan menyekutukan Allah baik Dzat-Nya, perbuatan maupun sifat-sifatnya. Diterangkan dalam QS.An- Nisa‟ ayat 48 yang artinya ” Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia nmengampuni dosa selain darinya ( syirik) bagi siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang, menyekutukan Allah maka sesungguhnya ia tela h berbuat dosa besar ”.
a. Syirik istiqnal yaitu pengakuan terhadap dua Tuhan
b. Syirik tab‟idh yaitu pengakuan bahwa Tuhan terdiri dari banyak Tuhan
c. Syirik taqrib yaitu menyembah kepada selain Allah dengan maksud supaya lebih dekat dengan Allah
d. Syirik taqlid yaitu menyembah selain Allah karena ikut-ikutan adat nenek moyang
e. Syirik sebab yaitu menyandarkan akibat kepada selain Allah
f. Syirik gharadh yaitu mengerjakan ibadah karena riya‟ dan sum‟ah