ruang pori tanah. Sifat kimia tanah yang dianalisis meliputi karbon organik, nitrogen total, fosfor tersedia, kalsium, magnesium, kalium dan natrium dapat ditukar.
3.8.   Menjalankan Running model ANSWERS
Besarnya  laju  erosi  yang  terjadi  pada  lahan-lahan  di  wilayah  Sub  DAS  Aek Silang  hulu  diduga  dengan  menggunakan  model  ANSWERS  lalu  dibandingkan
validasi dengan hasil pengamatan lapangan.
1. Data Masukan Model
Data masukan model dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu: 1
Pengumpulan data curah hujan menggunakan alat penakar hujan otomatis ARR yang  terdapat  di  Tele.  Curah  hujan  direkam  pada  kertas  pias  berskala  satu  yang
menyebabkan  aliran,  kemudian  disesuaikan  dengan  curah  hujan  rata-rata  pada hari  yang  sama.  Hasil  pengukuran  curah  hujan  harian  secara  rinci  ditampilkan
pada Lampiran 22. 2
Morfologi DAS dibagi menjadi raster sel bujur sangkar dengan karakteristik unik. Karakteristik  topografi,  tanah,  vegetasi,  jaringan  sungai  dan  outlet  DAS  diinput
menggunakan  Arcview,  dikonversi  kedalam  format  surfer  dan  diinput  kedalam PCRaster  dalam  bentuk  ascii  file.  Deliniasi  DAS,  kemiringan  lereng,  jaringan
drainase dikonstruksi dengan menggunakan peta digital elevation model DEM. 3
Infiltrasi  dihitung  berdasarkan  6  parameter  fisik  tanah  yang  meliputi  porositas total,  kadar  air  kapasitas  lapang,  zona  control  infiltrasi,  koefisien  A  dan  P,
kelembaban  tanah.  Infiltrasi  air  kedalam  tanah  terjadi  sesaat  setelah  hujan
Universitas Sumatera Utara
dimulai,  selama  hujan  berlangsung  dan  beberapa  saat  setelah  kejadian  hujan ketika genangan air masih berada di permukaan tanah simpanan depresi mikro.
4 Penggunaan  lahan  meliputi  jenis,  luas  tutupan,  intersepsi,  kekasaran  permukaan
lahan, dan pengelolaan lahan faktor CP. 5
Karakteristik  saluran  meliputi    lebar  sungai  dan  kekasaran  saluran  koefisien Manning.
2. Proses Pembangunan dan pengelolaan model
Proses pembangunan dan pengelolaan model dapat dilihat pada Gambar 8.
a Rancangan Simulasi Penggunaan Lahan
Simulasi  perencanaan  penggunaan  lahan  dipilih  berdasarkan  beberapa pertimbangan; a perubahan penggunaan lahan terutama pada vegetasi hutan, kebun
campuran  dan  pemukiman,  b  penerapan  teknik  agroforestry  pada  lahan  pertanian, bekas  tebangan  dan  semak  belukar  c  penghutanan  kembali  lahan  bekas  tebangan
dan  hutan  tanaman  muda,  d  penghutanan  kembali  seluruh  arel  DAS  e mengkonversi  DAS  Aek  Silang  hulu  menjadi  lahan  pertanian,  seperti  terlihat  pada
Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Sketsa tahapan pelaksanaan penelitian
Mulai Pengumpulan Data Dasar
Kertas Pias Hujan dan TMA berpasangan
Nov94-Apr95 Pengukuran
Lapang Suvei  dan
Pengambilan Sampel
Informasi Geografis Elernen
Peta Kontur
Penetapan Persamaan
Rating Curve dan debit m
3
dt Perhitungan
Intensitas Hujan
mmjam Infiltrasi
Penggunaan Lahan
Alur Sungai Analisis Lab.
Sifat fisik kimia tanah
Pembentukan dan Penyusunan Data
Setiap elemen
Analisis Hidrograf Perhitungan dan Penyusunan Data Masukan Model File AND
Analisis Karakteristik
Aliran Sungai Pengecekan Input
Data Model Analisis Model
Keluaran File.ANS grafik hidrograf
Hidrograf Limpasan Lansung dan
Perhitungann Koef.Alp Data Observasi
Penyusunan Hidrograf aliran dan Perhitungann Koef.Alp
Prediksi Model Lakukan Simulasi
Perubahan Penggunaan lahan dan Agroteknologi
Alternatif Pengelolaan DTA Danau Toba Selesai
Perbandingan Ya
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Peta-peta DTA Danau Toba  yang digunakan
Jenis Peta Skala
Muatan data-informasi
Peta topografi 1 : 50.000  Jaringan sungai, kemiringan lahan dan arah
lereng, ketinggian tempat. Peta geologi
1 : 50.000  Batuan induk,  formasi  gerak  aliran permukaan dan bawah permukaan.
Peta tanah 1 : 50.000  Jenis tanah, profil tanah dan sifat fisik dan kimia
tekstur,  stmktur,  total  ruang pori,  kandungan bahan organik.
Peta isoeroden 1 : 50.000  Kepekaan    tanah    terhadap    erosi erodibilitas
tanah Peta isohiet
1 : 50.000  Kemampuan   hujan   untuk   mendatangkan erosi erosivitas hujan.
Peta RUTRW 1 : 50.000  Rencana peruntukkan lahan dimasa yang    akan
datang atau perkiraan    perubahan lahan untuk pemukiman.
Peta penggunaan lahan
1 : 50.000  Penggunaan lahan tahun 1 994 Peta dan data landsat 22 September 1994
Peta penggunaan lahan
1 : 50.000  Penggunaan lahan tahun 1 987 Peta penggunaan lahan dari Bakosurtanal, 1 987
Peta SRTM 1 : 50.000  Kemiringan elemen, arah lereng, elevasi rata-rata
setiap elemen dalam bentuk DEM
Masukan model yang ikut berubah berdasarkan perubahan penggunaan lahan di atas  adalah  antara  lain;  persentase  penutupan  permukaan  PER,  penggunaan  dan
pengelolaan lahan CP, volume intersepsi potensial PIT, koefisien kekasaran RC, tinggi kekasaran maksimum HU, koefisien mannings N, dan komponen infiltrasi
Skenario  penggunaan  lahan  yang  diujikan  secara  garis  besar  meliputi  upaya- upaya  untuk  menurunkan  besarnya  erosi  dan  sedimentasi,  sehingga  nilai  erosi  yang
terjadi berada di bawah erosi yang dapat ditoleransikan. Prediksi erosi aktual tahunan yang  terjadi  dihitung  dengan  cara  mengalikan  frekuensi  kejadian  hujan  dari  selang
kedalaman  hujan  tertentu  selama  satu  tahun  dengan  rata-rata  kehilangan  tanah  hasil
Universitas Sumatera Utara
keluaran  model  ANSWERS  pada  kelas  kedalaman  hujan  yang  sama,  sehingga  akan diperoleh  nilai  erosi  tahunannya  tonhatahun.  Erosi  yang  dapat  ditoleransikan
dihitung dengan persamaan berikut ini: T =
PT U
D DE
 
min
dimana : T          : Erosi yang dapat ditoleransikan mmtahun
DE       : Kedalaman Tanah Ekuivalen mm D
min
: Kedalaman Tanah Minimum mm U
: Masa Pakai Tanah tahun PT        : Laju Pembentukan Tanah mmtahun
Laju  pembentukan  tanah  adalah  0,55  mmtahun  Wood  dan  Dent,  1983. Simulasi  penggunaan  lahan  dilakukan  dengan  merubah  penggunaan  lahan  danatau
agroteknologi,  dan  lain-lain  seperti:  perbaikan  teras,  pengaturan  pola  tanam, penerapan  agroforestry.  Untuk  kepentingan  pemilihan  alternatif  penggunaan  lahan
dipilih  kejadian  hujan  tertinggi.  Alternatif  penggunaan  lahan  yang  dipilih  melalui model  ANSWERS  adalah  komposisi  penggunaan  lahan  yang  paling  efektif
menurunkan erosi dan sedimentasi tetapi produktivitas lahan tetap tinggi. Pembandingan ini dimaksudkan untuk melihat keeratan hubungan hasil prediksi
dengan  observasi.  Pembandingan  keberlakuan  hasil  ini  ditinjau  dari  perbedaan parameter  hidrograf  aliran  Tp,  Qp,  dan  Tb  dan  perbedaan  koefisien  aliran
permukaan prediksi model dengan observasi, pada waktu kejadian yang sama, dengan menggunakan uji beda ragam Uji-T.
Universitas Sumatera Utara
Nilai  t-test  hasil  perhitungan  dibandingkan  dengan  t-tabel.  Hidrograf  aliran keluaran  model  ANSWERS  dinyatakan  tidak  berbeda  dengan  hidrograf  aliran  hasil
pengukuran,  jika  nilai  t-hitung  lebih  kecil  dari  tabel,  dengan  demikian  model  dapat dianggap memenuhi kondisi aktual di lapangan.
b  Pemilihan Rencana Penggunaan Lahan
Penetapan hasil  simulasi  rencana  penggunaan lahan  adalah tahapan penilaian selanjutnya dari hasil simulasi Tabel 6.
Hasil-hasil  simulasi  yang  dapat  memperbaiki  tata  air  analisis  hidrograf  dan menurunkan  laju  sedimentasi  disarankan  untuk  diterapkan  dalam  perencanaan
pengelolaan DTA Danau Toba .
Tabel 6. Uraian simulasi penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian
SML URAIAN
Sml 0 Penggunaan lahan aktual saat ini
Skenario 1  Penerapan  teknik  agroforestry  pada  lahan  pertanian,  lahan bekas tebangan dan semak belukar seluas 990,7 ha
Skenario 2  Penghutanan kembali lahan bekas tebangan dan hutan tanaman muda seluas 375,8 ha
Skenario 3   Kombinasi skenario-1 dan skenario-2 Skenario 4  Penghutanan kembali seluruh areal DAS Aek Silang Hulu
Skenario 5 Pembukaan hutan areal konsesi PT. TPL seluas 532,5 ha
Skenario 6 Mengkonversi DAS Aek Silang Hulu menjadi lahan pertanian
Keterangan : Sml=simulasi
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya  dalam  pembangunan  dan  pengolahan  model  Answer  diberlakukan beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Curah hujan terjadi merata dalam DAS
2. Pengaruh iklim penyinaran matahari, suhu dll dianggap homogen
3. Erosi dianggap tidak terjadi pada bagian bawah permukaan tanah
4. Akumulasi sedimen dari suatu elemen ke elemen lain akan terjadi
5. Pada elemen saluran tidak terjadi erosi akibat hancuran butir hujan
6. Kondisi dalam tanah dianggap homogen
7. Bocoran diabaikan
8. Proses dinamis air di dalam tanah dapat didekati dengan struktur model
9. Evaporasi dari aliran permukaan diabaikan
10. Nilai intersepsi dianggap tetap untuk setiap kondisi intensitas hujan
11. Air intersepsi pada tajuk tanaman dianggab terevaporasi kembali
12. Infiltrasi dianggap tidak dipengaruhi oleh intensitas hujan
13. Interflow bersatu dengan aliran permukaan menuju saluran
3.9. Analisis Sosial Ekonomi DAS