Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Operasional Guna Meningkatkan Efektifitas Dan Efisiensi Pada PT. INDOSAT Tbk Cabang Medan

(1)

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL GUNA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PADA PT. INDOSAT

Tbk CABANG MEDAN

Diajukan Oleh:

Nama : YULIA AGUSTINA NIM : 040522204

Departemen : Akuntansi

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

2010  


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Guna Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Pada PT. Indosat Tbk Cabang Medan”. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam penulisan skripsi Program S1 Extensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber dan informasi yang telah diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, Maret 2010 Yang membuat pernyataan,

Yulia Agustina NIM: 040522204


(3)

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan, bantuan dan dukungan yang diterima penulis dalam penyusunan skripsi ini kepada:

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Dra. Sri Mulyani, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan pada penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Ibu Risanty, SE,

M.Si, Ak selaku Dosen Pennguji II yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Medan.

6. Bapak Pimpinan PT. Indosat Tbk Cabang Medan serta seluruh Staf yang telah


(4)

7. Orang tuaku tercinta, Ayahanda H. Asnir Hasyim dan Ibunda Alhm. Hartati, Tante Nurni, Kak Yenni, Kak Yessi, Kak Yelli dan Adinda Yandi serta sepupu, ipar dan keponakan penulis yang telah banyak memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

8. Buat teman-teman ku tersayang, Tapi Rumondang, Dewi Astuti, Silviaty,

Indri, Lismayani, Dewi dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Medan, Maret 2010

Penulis,


(5)

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perencanaan biaya operasional yang diterapkan oleh PT. Indosat Tbk Cabang Medan telah disusun dan dilaksanakan dengan efektif dan efisien, dan juga mengetahui apakah pengawasan biaya operasional yang dilakukan oleh perusahaan dilaksanakan secara baik dan juga dapat mengetahui tindakan perbaikan apa yang akan diambil perusahaan apabila terjadi penyimpangan pada biaya operasional.

Penelitian yang dilakukan adalah berupa studi kasus, dengan pengumpulan data primer, data sekunder dan teknik analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan atau dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan penyusunan anggaran biaya operasional dengan baik sehingga dapat dipakai sebagai alat pengukur efektifitas dan efisiensi biaya operasional. Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan adanya perencanaan dan pengawasan biaya operasional ini adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya operasional. Oleh karena itu, menurut penulis harus dilakukan perencanaan dengan benar serta diikuti dengan pengawasan yang baik, akan dapat tercapainya tujuan perusahaaan.


(6)

ABSTRACT

Intention of this research is to know whether/what planning of operating expenses applied by PT. Indosat Tbk Cabang Medan have been compiled and executed effectively and efficient, as well as knowing whether observation of operating expenses by company executed well as well as can know the repair action of what will be taken by company in the event of deviation at operating expenses.

Research of taken is in the form of case study, with the data collecting primary, data of sekunder and descriptive analysis technique. Data collecting with the technique of bibliography or documentation.

Pursuant to research which have been inferential that company have the compilation of operational budget better usable so that as a means of measure efectivity and operating expenses efficiency. As for benefit obtained by a company with the existence of planning and this operating expenses observation is to improve the efektifity and operating expenses efficiency. Therefore, according to writer must be done planning truly is and also followed with the good observation, will be able to reach of targett company.


(7)

 

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ………. v

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB – I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Konseptual ... 6


(8)

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional ... 8

1. Pengertian Biaya Operasional ... 8

2. Klasifikasi Biaya Operasional ... 11

B. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional 13 1. Pengertian Perencanaan ... 13

2. Pengertian Pengawasan ... 15

3. Tujuan dan Manfaat Perencanaan dan Pengawasan ... 17

C. Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Biaya Operasional 18 1. Pengertian Anggaran ... 18

2. Jenis-jenis Anggaran ... 19

3. Kegunaan dan Kelemahan Anggaran ... 22

4. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 23

D. Pengawasan Biaya Operasional ... 26

1. Tekhnik Pengawasan Biaya Operasional ... 31

a. Pengawasan menggunakan anggaran ... 31

b. Pengawasan menggunakan standart ... 33

E. Prosedur Pengeluaran Biaya Operasional ... 34

1. Bentuk anggaran Biaya Penjualan ... 35

2. Bentuk anggaran Biaya Administrasi dan Umum ... 37

3. Analisis Penyimpangan Biaya Operasional ... 38


(9)

 

B. Sumber dan Jenis Data ... 42

C. Teknik Pengumpulan Data ... 43

D. Metode Analisis Data ... 43

BAB – IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 45

A. Gambaran Umum ... 45

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 45

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 49

B. Deskripsi Data ... 62

1. Unsur-unsur Biaya Operasional ... 62

2. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional ... 64

3. Pengawasan Anggaran Biaya Operasional ... 67

C. Analisa Hasil Penelitian ... 69

1. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional ... 69

2. Pengawasan Biaya Operasional ... 70

3. Realisasi dan Anggaran Biaya Operasional ... 73

BAB – V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Anggaran Biaya Penjualan ……… 36


(11)

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 1.1 Kerangka Konseptual ……… 6


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi

Lampiran 2 : Laporan Realisasi Anggaran

Lampiran 3 : Laporan Anggaran Tahun 2008


(13)

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perencanaan biaya operasional yang diterapkan oleh PT. Indosat Tbk Cabang Medan telah disusun dan dilaksanakan dengan efektif dan efisien, dan juga mengetahui apakah pengawasan biaya operasional yang dilakukan oleh perusahaan dilaksanakan secara baik dan juga dapat mengetahui tindakan perbaikan apa yang akan diambil perusahaan apabila terjadi penyimpangan pada biaya operasional.

Penelitian yang dilakukan adalah berupa studi kasus, dengan pengumpulan data primer, data sekunder dan teknik analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan atau dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan penyusunan anggaran biaya operasional dengan baik sehingga dapat dipakai sebagai alat pengukur efektifitas dan efisiensi biaya operasional. Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan adanya perencanaan dan pengawasan biaya operasional ini adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya operasional. Oleh karena itu, menurut penulis harus dilakukan perencanaan dengan benar serta diikuti dengan pengawasan yang baik, akan dapat tercapainya tujuan perusahaaan.


(14)

ABSTRACT

Intention of this research is to know whether/what planning of operating expenses applied by PT. Indosat Tbk Cabang Medan have been compiled and executed effectively and efficient, as well as knowing whether observation of operating expenses by company executed well as well as can know the repair action of what will be taken by company in the event of deviation at operating expenses.

Research of taken is in the form of case study, with the data collecting primary, data of sekunder and descriptive analysis technique. Data collecting with the technique of bibliography or documentation.

Pursuant to research which have been inferential that company have the compilation of operational budget better usable so that as a means of measure efectivity and operating expenses efficiency. As for benefit obtained by a company with the existence of planning and this operating expenses observation is to improve the efektifity and operating expenses efficiency. Therefore, according to writer must be done planning truly is and also followed with the good observation, will be able to reach of targett company.


(15)

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya setiap perusahaan harus mempunyai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan secara umum adalah untuk memperoleh laba maksimal dengan pengobanan tertentu dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan berasal dari pendapatan usaha dikurangi dengan semua biaya yang terjadi selama periode usaha. Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba usaha.

Dalam suatu perencaanaan, jumlah dan unsur-unsur biaya operasional perlu dianggarkan terlebih dahulu untuk memperoleh suatu ukuran daya guna yang tepat. Anggaran adalah penjabaran dari fungsi perencanaan. Anggaran memberikan kepada manajemen suatu proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana sebelum rencana dilaksanakan, karena pada waktu mempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan menyelidiki semua faktor-faktor yang mempengaruhi, dan harus membuat analisa yang diteliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.

Setiap perusahaan umumnya anggaran biaya operasionalnya terdiri dari anggaran biaya penjualan dan anggaran biaya administrasi dan umum. Anggaran


(16)

biaya penjualan sebagai alat koordinasi bagian penjualan, agar semua petugas penjualan baik pengawas maupun tenaga penjualan dapat bekerjasama untuk merencanakan kegiatan promosi. Dengan kata lain anggaran biaya penjualan adalah anggaran yang merencanakan lebih terinci tentang biaya-biaya yang terjadi serta terdapat di lingkungan bagian penjualan serta biaya-biaya yang terhubung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian penjualan. Sedangkan anggaran biaya administrasi dan umum adalah anggaran yang direncanakan secara terinci tentang biaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta biaya-biaya lain yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan.

Dalam pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perusahaan. Perencanaan disusun sebagai dasar pengawasan atas pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Perencanaan adalah suatu proses penetuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang untuk menghadapi ketidakpastian dan alternatif yang mungkin terjadi dengan menggunakan sumber-sumber yang ada secara ekonomis dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

Perencanaan ini dinyatakan dalam bentuk anggaran atau yang lebih dikenal dengan nama budget. Anggaran sebagai suatu sistem cukup memadai


(17)

 

evaluasi seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran merupakan taksiran angka-angka yang didasarkan pada data organisasi masa lalu digabung dengan ramalan pada masa yang akan datang.

Setelah membuat rencana berdasarkan anggaran maka semua penyimpangan biaya operasional dari rencana yang kiranya penting bagi manajemen yang harus mempertimbangkan laporan realisasi anggaran pada periode sebelumnya khususnya biaya operasional. Dengan adanya laporan realisasi biaya operasional dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik yang bersifat menguntungkan maupun yang bersifat merugikan, selain itu juga dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan tersebut serta dapat diupayakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengurangi penyimpangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Tindakan yang akan diambil tersebut bertujuan agar biaya-biaya yang sebenarnya tidak menguntungkan dapat dikendalikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dengan demikian tingkat efisiensi yang tinggi dalam perusahaan dapat dicapai yang juga akan berpengaruh pada tingkat laba.

Sejalan dengan tujuan di atas maka tingkat biaya operasi harus direncanakan terutama dalam hubungannya dengan proyeksi arus kas keluar dan pengawasan terhadap biaya tersebut. Anggaran tersebut berfungsi sebagai dasar didalam melakukan pengawasan atas pelaksanaan perencanaan tersebut. Suatu perencaaan yang baik apabila di koordinasikan dengan baik dan tepat maka dapat membantu manajemen di dalam melakukan pengawasan.


(18)

PT. Indosat Tbk merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Indonesia yang berfungsi untuk menyediakan fasilitas pertelekomunikasian bagi kemanfaatan umum dan usaha lainnya yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Dalam menjalankan usahanya, PT. Indosat Tbk Cabang Medan banyak melakukan transaksi keuangan dan mengeluarkan biaya operasional, dimana terlebih dahulu disusun suatu anggaran sebagai tolok ukur pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya akan dihadapkan dengan realisasi guna menemukan penyimpangan yang terjadi serta untuk mengetahui apakah penyimpangan itu terjadi karena perencanaan yang kurang baik atau pada sistem pengawasannya yang kurang baik. Dalam melakukan pengawasan, PT. Indosat Tbk Cabang Medan dibantu Satuan Pengawas Intern yang berfungsi untuk mengecek apakah unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain bekerja dengan semestinya. Dari hasil penelitian sementara, penulis menemukan masalah bahwa antara anggaran dengan laporan realisasi biaya operasional perusahaan pada tahun 2008 terdapat varians yang cukup besar, khususnya biaya administrasi dan umum, dan hal ini menunjukkan kurangnya pengawasan pada biaya tersebut, sehingga memungkinkan dapat terjadinya penyelewengan kas yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Guna Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Pada PT. Indosat Tbk Medan.”


(19)

 

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang

diterapkan perusahaan sehingga dapat tercapai efektifitas dan efisiensi?

2. Tindakan perbaikan apa yang akan diambil oleh perusahaan bila terjadi

penyimpangan pada biaya operasional?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam peneitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan biaya operasional

yang diterapkan perusahaan telah disusun dan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Untuk mengetahui tindakan perbaikan apa yang akan diambil perusahaan

apabila terjadi penyimpangan pada biaya operasional yang terjadi di dalam perusahaan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian penulis adalah:

1. Bagi penulis, untuk dapat mengetahui aplikasi dari ilmu yang diperoleh

secara teoritis dan menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam hal praktek-praktek yang dilakukan perusahaan secara nyata, terutama menyangkut maslaah penganggaran.


(20)

2. Bagi perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran berupa saran-saran bagi pimpinan perusahaan dalam hal penganggaran serta kondisi yang diperlukan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi perusahaan.

3. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan referensi yang mungkin diperlukan

dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.

E. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka konseptual untuk membantu melakukan pemahaman dan pembahasan masalah seperti dibawah ini:

PT. Indosat Tbk Cabang Medan

Perencanaan Anggaran Biaya Operasional

Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Realisasi Anggaran Biaya Operasional

Analisa Beda Anggaran B. Operasional dan Realisasi

Investigasi

Tindakan Koreksi Pengawasan Anggaran Biaya


(21)

 

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pola deduktif – induktif untuk sampai pada kesimpulan berupa pemecahan atas masalah yang sebelumnya dikemukakan. Sebagai langkah awal, penulis akan memaparkan teori-teori sehubungan dengan variable yang sedang diteliti yaitu anggaran biaya operasional.

Anggaran operasional memiliki 2 fungsi yaitu perencanaan dan pengawasan. Pertama, penulis akan meninjau fungsi perencanaan dari anggaran operasional, menguraikannya antara lain tentang prosedur penyusunan anggaran operasional dan bagaimana proses realisasi yang dilakukan. Sedangkan dari fungsi pengawasan, penulis akan menguraikan tentang laporan apakah ada penyimpangan antara perencanaan anggaran operasional dan realisasi anggaran operasional tersebut.

Selanjutnya jika ada penyimpangan diantara keduanya maka akan di lakukan proses investigasi kenapa hal ini terjadi dan dilakukan proses koreksi pada objek tersebut. Hasil penelitian ini kemudian dibandingkan dengan teori sehingga di dapatlah kesimpulan atas masalah yang dihadapi apakah perencanaan dan pengawasan di perusahaan tersebut sudah efektif dan efisien.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional 1. Pengertian Biaya Operasional

Dalam menjalankan aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya overhead dimana ketiga biaya ini disebut biaya produksi. Biaya lainnya untuk kelancaran penjualan atau pemasaran dan administrasi biaya operasional.

Biaya dapat diartikan sebagai biaya perolehan, harga pokok atau juga dapat diartikan sebagai semua pengorbanan mulai dari bahan baku kemudian barang dalam proses sampai barang tersebut bisa dijual. Pengertian biaya ini akan kabur bila dibandingkan dengan ongkos (expense), dimana kedua pengertian ini sering digunakan secara rancu.

Biaya operasional menurut Nafarin (2000:76) “Biaya operasional adalah biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum”.

Menurut Erlina (2002:1) pengertian biaya adalah sebagai berikut: Biaya adalah keseluruhan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan barang dan jasa sedangkan pengertian ongkos (expense) merupakan keseluruhan pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk


(23)

 

merealisasi hasil, diluar menghasilkan barang dan jasa atau proses produksi. Beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan.

Jadi sebagai kesimpulan penulis mengambil pengertian yang menyebutkan bahwa menurut Warren, Reeve dan Fess (2005:45) “Ongkos (expense) adalah jumlah aktiva yang terpakai atau jasa yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan sedangkan biaya adalah pengeluaran kas (komitmen membayar kas dimana depan) dengan tujuan menghasilkan pendapatan”. Jumlah yang terpakai itu maksudnya adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh penghasilan selain dari biaya untuk memperoleh barang dan jasa (produksi), misalnya: biaya penjualan, biaya gaji dan penyusutan.

Penggolongan biaya dapat dibedakan atas berdasarkan item, tingkah laku, hubungannya dengan produksi, periode akuntansi, biaya untuk perencanaan dan pengawasan, dan pengambilan keputusan.

1. Berdasarkan item, biaya ini dibedakan atas dua, yaitu:

a. Manufacturing Cost (Biaya Pabrikasi) b. Commercial Expenses (Biaya Operasional)

2. Berdasarkan tingkah lakunya, biaya ini dibedakan atas dua yaitu:

a. Variabel Cost (Biaya Variabel) b. Fixed Cost (Biaya Tetap)

3. Berdasarkan hubungannya dengan produksi, biaya ini dibedakan atas:

a. Direct Material Cost b. Direct Labour Cost


(24)

c. Overhead

4. Berdasarkan periode akuntansi, biaya ini dibedakan atas dua, yaitu

a. Capital Expenditure b. Revenue Expenditure

5. Berdasarkan biaya untuk perencanaan dan pengawasan, yang dibedakan atas:

a. Standart Cost b. Historical Cost

6. Berdasarkan pengambilan keputusan, terbagi atas:

a. Marginal Cost b. Opportunity Cost c. Relevant Cost

Dalam hal ini yang dibatasi hanyalah klasifikasi biaya berdasarkan itemnya supaya ruang lingkupnya dapat dibatasi. Berdasarkan itemnya biaya terbagi atas Manufacturing cost dan Commercial expense. Manufacturing cost (Biaya Pabrikasi) adalah keseluruhan biaya yang bertujuan untuk merubah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya disini terbagi atas 3 jenis yaitu:

a. Direct Material Cost b. Direct Labour Cost c. Overhead


(25)

 

Adapun yang dimaksud dengan Commercial expense (biaya operasional) adalah keseluruhan biaya sehubungan dengan operasional diluar kegiatan proses produksi termasuk didalamnya adalah:

a. Biaya penjualan

b. Biaya administrasi dan umum

2. Klasifikasi Biaya Operasional

Telah diuraikan sebelumnya bahwa biaya operasional digolongkan dalam dua golongan besar, yaitu biaya penjualan dan biaya umum. Adapun jenis-jenis dari masing-masing biaya tersebut adalah sebagai berikut:

1. Biaya Penjualan

Termasuk dalam kelompok biaya penjualan adalah:

a. Gaji karyawan penjualan

b. Biaya pemeliharaan bagian penjualan

c. Biaya perbaikan biaya penjualan

d. Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan

e. Biaya penyusutan gedung bagian penjualan

f. Biaya listrik bagian penjualan

g. Biaya telepon bagian penjualan

h. Biaya asuransi bagian penjualan

i. Biaya perlengkapan bagian penjualan


(26)

k. Biaya lain-lain

2. Biaya administrasi dan umum

Termasuk dalam kelompok biaya administrasi dan umum adalah:

a. Gaji karyawan kantor

b. Biaya pemeliharaan kantor

c. Biaya perbaikan kantor

d. Biaya penyusutan peralatan kantor

e. Biaya penyusutan gedung kantor

f. Biaya listrik kantor

g. Biaya telepon kantor

h. Biaya asuransi kantor

i. Biaya perlengkapan kantor

j. Biaya lain-lain

Supriono mengelompokkan biaya operasional ke dalam biaya pemasaran dan biaya administrasi: (1) Biaya pemasaran adalah meliputi semua biaya dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran (2) Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang terjadi dan berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.

Biaya pemasaran ini meliputi semua biaya yang terjadi untuk mencari atau menimbulkan pesanan dari pembeli kepada perusahaan, terdiri atas:


(27)

 

 Biaya penjualan meliputi: gaji penjual, komisi, bonus, biaya perjalanan

dinas, gaji kantor penjualan, perlengkapan kantor penjualan, biaya telepon penjualan, dan lain-lain.

 Biaya untuk memenuhi atau melayani pesanan yaitu semua biaya yang

terjadi dalam rangka memenuhi pesanan atau melayani pesanan yang diterima dari pembeli.

 Gaji dan upah, meliputi: gaji, insentif dan bonus, premi, lembur pajak

pendapatan, upah borongan dan lain-lain

 Kesejahteraan karyawan meliputi: perobatan karyawan, rekreasi olahraga,

dan lain-lain

 Biaya reperasi dan pemeliharaan meliputi dan pemeliharaan untuk

kendaraan bermotor, taman dan halaman kantor, bangunan kantor, dan lain-lain.

 Biaya penyusutan aktiva tetap meliputi biaya penyusutan untuk kendaraan

kantor, bangunan kantor dan lain-lain.

 Biaya administrasi dan umum lainnya seperti: biaya cetak, alat tulis,

perlengkapan kantor, biaya listrik dan air, biaya telepon dan fax kantor dan lain-lain.

B. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional 1. Pengertian Perencanaan

Setiap perusahaan yang ingin bertahan, tumbuh ataupun menginginkan bekerjanya perusahaan secara lancar memerlukan adanya perencanaan.


(28)

Perencanaan merupkan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka dalam pengertian mampu menyesuaikan diri terhadap ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan yang ada. Fungsi manajemen yang pokok adalah perencanaan, pengorganisasian dan fungsi pengawasan.

Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi, menentukan program dan memberikan gambaran kepada pihak manajemen mengenai teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapainya manajemen harus mengetahui data yang relevan terutama yang menyangkut penghasilan dan biaya dimasa yang akan datang.

Perencanaan merupakan fungsi yang menempati urutan pertama dan sebagai landasan bagi fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Menurut Carter dan Usry (2004:87) ”Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur srategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan”.

Sedangkan pengertian perencanaan menurut Nafarin (2000:3) adalah: ”Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”.


(29)

 

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan merupakan suatu proses penentuan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dimasa yang akan datang untuk menghadapi berbagai ketidakpastian dan alternatif yang mungkin terjadi. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan-keputusan dan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan untuk melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

Ada dua jenis perencanaan yaitu:

a. Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek dibagi dalam dua kategori yaitu berdasarkan frekuensi dan jenis keputusan. Beberapa keputusan mempunyai kaitan dengan kegiatan-kegiatan sekarang dan dapat dibuat harian atau mingguan. Keputusan-keputusan seperti ini ditandai oleh keteraturan dari frekuensinya dan disebut keputusan-keputusan operasi jangka pendek.

Kategori kedua berkaitan dengan keputusan-keputusan non rutin jangka pendek, keputusan-keputusan ini membutuhkan lebih banyak analisis jika dibandingkan keputusan-keputusan operasi jangka pendek.


(30)

Perencanaan jangka panjang melibatkan pengambilan keputusan yang pengaruhnya menjangkau beberapa tahun kedepan. Biasanya tiga sampai lima tahun bahkan bisa pula lebih lama. Keseluruhan perencanaan jangka panjang kadangkala disebut perencanaan strategi.

2. Pengertian Pengawasan

Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya di kemudian hari.

Menurut Harahap (2001:10) ”Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya”.

Pengawasan menurut Carter dan Usry (2004:12) ”usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan-perbedaan yang penting”.

Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menentukan, mengkoreksi


(31)

penyimpangan- 

penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Apabila dalam pelaksanaan ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan perbaikan agar rencana sejalan dengan pelaksanaan.

Pengawasan perlu dilakukan agar tercapainya kegiatan yang efektif dan efisien. Untuk mendukung pengawasan yang baik maka perlu mengetahui suatu pengukur dari kegiatan yang efektif dan efisien tersebut.

Menurut Hansen dan Mowen (2002:483) ”Ukuran efisien merupakan ukuran keuangan yang mencakup laporan biaya aktifitas, anggaran, fleksibel, laporan realisasi. Ukuran keuangan ini dirancang untuk menilai seberapa baik penggunaan sumber daya. Sedangkan ukuran efektif yang merupakan ukuran non keuangan mencakup kinerja aktivitas yang dilakukan, pekerja yang terlibat dan ukuran ini harus mendukung tujuan umum yaitu perbaikan berkelanjutan”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengawasan terdiri dari suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah yang bersifat umum, yaitu:

a. Menetapkan alat pengukur (standart)

b. Mengadakan penilaian (evaluasi)

c. Mengadakan tindakan perbaikan (koreksi)

3. Tujuan serta manfaat perencanaan dan pengawasan

Tujuan utama perencanaan adalah untuk menentukan program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan diwaktu yang akan datang. Manfaat dari perencanaan menurut Hasibuan (2001: 10) antara lain adalah:

a. Perencanaan menimbulkan aktivitas yang teratur

b. Perencanaan membantu kita memvisualisasikan kemungkinan pada masa


(32)

c. Perencanaan memberikan dasar untuk pengawasan

d. Perencanaan meransang prestasi kerja

e. Perencanaan membantu seorang manajer mencapai status

Sedangkan tujuan utama pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan sesuai dengan interuksi-interuksi yang ditetapkan. Tahap berikutnya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan perencanaan. Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun pada waktu yang akan datang.

Adapun manfaat dari pengawasan menurut Hasibuan (2001:14) bagi perusahaan adalah:

a. Mempersatukan pengertian-pengertian tentang kebijaksanaan dan

prosedur-prosedur.

b. Menemukan penilaian apakah perencanaan telah dilaksanakan secara

efektif

c. Menentukan dan mengukur penyimpangan yang terjadi

d. Mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan dari standard.

e. Menyegerakan tindakan koreksi yang perlu untuk pencapaian tujuan.

C. Perencanaan dan Penyusunan Biaya Operasional 1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran memberikan proyeksi yang dapat dipercaya mengenai


(33)

 

hasil-hasil dari rencana sebelum rencana dilaksanakan karena pada waktu mempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan menyelidiki semua faktor-faktor yang mempengaruhi rencana dan memaksa membuat analisis yang teliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.

Menurut Munandar (2001:11) dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut:

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan

b. Data tahun-tahun sebelumnya

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi

d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.

e. Kemungkinan adalanya perubahan kebijakan pemerintah

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Untuk mendapatkan pengertian dari anggaran maka berikut dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya Sukanto (2000:144) ”Anggaran merupakan rencana yang terorganisasi dan menyeluruh dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentu dimasa yang akan datang”.

Sedangkan pengertian anggaran menurut Munandar (2001:1) sebagai berikut: ”Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) yang akan datang”.


(34)

Pada dasarnya anggaran merupakan gambaran dimasa yang akan datang, jadi anggaran tersebut setiap saat harus dihadapkan dengan kenyataan yang ada pada waktu pelaksanaan. Oleh karena itu, anggaran harus bersifat fleksibel agar dapat dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian akibat timbulnya situasi dan kondisi yang berbeda yang telah dibayangkan sebelumnya.

2. Jenis-jenis Anggaran

Anggaran terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan pengelompokkannya. Menurut Nafarin (2000:17) mengatakan anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran variabel yaitu disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas

(aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan sutau seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.

b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat

kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari:

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu dan umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran konitu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.


(35)

 

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat

dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang

dibuat untuk jangka waktu lebih dari setahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupak an anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget) anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran

keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget) anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek. Biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dapat dipecah lagi menjadi anggaran triwulan, caturwulan, semester kemudian dipecah menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan

laba rugi. Anggaran operasional antara lain:

- Anggaran penjualan

- Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,

anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik.

- Anggaran biaya usaha


(36)

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:

- Anggaran kas - Anggaran utang

- Anggaran piutang - Anggaran neraca

- Anggaran persediaan

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam

anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran ini merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan secara lengkap.

b. Anggaran parsial merupakan anggaran yang disusun tidak lengkap,

anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:

a. Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

b. Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaaan untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

3. Kegunaan dan Kelemahan Anggaran

Anggaran yang lengkap meliputi perencanaan untuk seluruh aktifitas perusahaan. Anggaran menginformasikan kepada manajemen tentang proyeksi kinerja, sebelum hingga sesudah rencana diimplementasikan. Di saat


(37)

 

mempersiapkan anggaran, manajemen dimintai mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran, manajemen dimintai mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi rencana perusahaan dan mengharuskan manajemen untuk menganalisis secara baik berbagai realitas yang ada. Oleh karena itu anggaran cenderung menempati posisi yang lebih kritis.

Menurut Munandar (2001:13). Anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu:

1. Sebagai pedoman kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan

perusahaan di waktu yang akan datang

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan.

3. Sebagai alat pengawas kerja

Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan.

Sementara kelemahan-kelemahan yang membatasi anggaran menurut Adisaputra dan Asri (2003:53) :

1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi maka terlaksananya dengan

baik kegiatan-kegiatan bergantung kepada ketetapan estimasi tersebut.

2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil

apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu

manajer dalam melakukan melakukan tugasnya, bukan menggantikannya.

4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang


(38)

Anggaran mempunyai kegunaan yang pada dasarnya sama, yakni dalam hal perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan.

1. Dalam bidang perencanaan

a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan penyelidikan studi dan penelitian

b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam penentuan arah atau

kegiatan yang paling menguntungkan.

c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan

perusahaan.

d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan

e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia

f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisika secara lebih efektif

2. Dalam bidang pengkoordinasian faktor manusia dengan perusahaan

a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan

b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan tren dalam dunia usaha

c. Menetapkan penggunaan modal pacda saluran-saluran yang

menguntungkan dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.

d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi

3. Dalam bidang pengawasan

a. Untuk mengawasi kegiatan dan pengamanan-pengamanan

b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini

adalah tujuan yang paling umum daripada penyusunan anggaran.

4. Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran berhubungan erat dengan peran departemen anggaran dan komite anggaran. Departemen anggaran adalah departemen yang bertugas mengadministrasikan aliran informasi sistem pengendalian melalui anggaran.

Fungsi departemen menurut Supriyono (2000:50) adalah:

1. Menerbitkan prosedur dan formulir-formulir untuk penyusunan anggaran.

2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap asumsi-asumsi dasar yang

dikeluarkan kantor pusat untuk digunakan dalam menyusun anggaran.

3. Menjamin bahwa informasi dikomunikasikan secara wajar diantara

unit-unit organisasi yang saling berhubungan.


(39)

 

5. Menganalisis usulan anggaran dan membantu rekomendasi, pertama pada

penyusunan anggaran dan selanjutnya kepada manajemen puncak

6. Mengadministrasikan proses pengubahan atau penyesuaian anggaran

selama tahun yang bersangkutan.

7. Mengkoordinasikan dan secara fungsional mengendalikan pekerjaan

departemen anggaran di eselon bawah.

Jika dilihat dari pihak-pihak yang menyusun anggaran, maka penyusunan anggaran menurut Harahap (2001:83) dapat dilakukan dengan cara:

1. Otoriter atau Top Down

Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah. Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa ada keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini baik jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menyusun anggarannya.

2. Demokrasi atau Bottom Up

Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan, manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran. Anggaran disusun mulai bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan datang. Metode ini tepat jika digunakan pada perusahaan yang karyawannya memiliki keahlian dalam penyusunan anggaran dan tidak dikhawatirkan membutuhkan proses yang lama dan berlarut.

3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up

Metode ini adalah yang paling efektif dengan menggabungkan kedua pendekatan tersebut. Pembuat anggaran mempersiapkan draft pertama anggaran untuk bidang tanggung jawab mereka yang merupakan pendekatan dari bawah ke atas. Tetapi mereka melakukan tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan dari atas ke bawah. Manajer senior meninjau dan memberikan kritik dan saran atas anggaran yang diusulkan. Proses peninjauan ini sebaiknya dipandang adil, jika atasan mengubah jumlah anggaran, dia harus mencoba dan meyakinkan pembuat anggaran bahwa perubahan itu wajar.

Anggaran disusun pihak manajemen untuk jangka waktu satu tahun dan membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya


(40)

tertentu yang diharapkan. Proses penyusunan anggaran merupakan proses rencana kerja jangka pendek. Adapun proses penyusunan anggaran menurut Gudono (2000:190) adalah sebagai berikut:

1. Manajemen puncak mengirim prinsip-prinsip penyusunan anggaran

(termasuk tujuan umum perusahaan) ke masing-masing bagian serta membentuk komite anggaran, jika belum memiliki komite.

2. Masing-masing bagian menyusun anggaran operasional (rencana laba)

dimulai dengan membuat ramalan penjualan dan anggaran penjualan. Masing-masing manajer terlibat menerima anggaran penjualan untuk dijadikan dasar penyusunan anggaran atau manajemen yang lebih tinggi sering dilakukan pada tahap ini.

3. Negosiasi antar bagian dan komunikasi dengan pihak atasan.

4. Koordinasi dan pembahasan kembali terhadap rancangan anggaran yang

diajukan masing-masing departemen oleh komite anggaran. Beberapa revisi mungkin dilakukan supaya terjadi keharmonisan antara anggaran dari departemen yang satu dengan anggaran dari departemen yang lain. Konsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat dilakukan untuk membahas revisi itu.

5. Persetujuan akhir dari manajemen puncak. Anggaran induk kemudian

dibagi-bagikan ke setiap departemen.

Dasar-dasar penetapan anggaran menurut Nafarin (2000: 136) adalah:

1. Harus ada komitmen dari manajemen puncak terhadap konsep

perencanaan dan pengendalian anggaran dan perlunya pengertian yang baik dari manajemen puncak tentang akibat pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan perencanaan pengendalian anggaran.

2. Karakteristik atau ciri khas perusahaan dan lingkungan dimana

perusahaan beroperasi, termasuk variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan, harus diidentifikasi dan di evaluasi sehingga keputusan yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik program perencanaan dan pengendalian laba yang efektif dan praktis yang dapat dibuat.

3. Harus ada evaluasi terhadap struktur organisasi dan pembagian

tanggung jawab manajerial dan penerapan perubahan adalah perlu untuk menjamin terlaksananya perencanaan dan pengendalian yang efektif.

4. Harus ada evaluasi dan pengorganisasian sistem akuntansi untuk

menjamin bahwa sistem tersebut sesuai dengan pertanggung jawaban di perusahaan (akuntansi Pertanggungjawaban /responsibility accounting). Sehingga sistem ini dapat memberikan data yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian.


(41)

 

5. Kebijakan tentang dimensi waktu atau periode yang dipergunakan

dalam perencanaan dan pengendalian anggaran harus dibuat.

6. Program pelatihan anggaran harus dikembangkan untuk memberikan

informasi kepada manajemen di semua tingkatan tergantung oleh tujuan perusahaan.

D. Pengawasan Biaya Operasional

Pengawasan adalah fungsi manajemen yang ditujukan supaya keputusan yang telah dibuat dalam bentuk rencana benar-benar dijalankan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai beberapa tujuan pokok. Tercapainya tujuan bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan karena lazimnya sukses mencapai tujuan hanya dapat dicapai jika semua tahap dari kegiatan yang akan dilakukan telah dipikirkan dengan seksama dan teliti sampai detailnya oleh mereka yang bertanggung jawab akan kegiatan tadi. Berdasarkan pemikiran ini maka manajemen harus mengetahui jurusan yang hendak dituju, hal-hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan, cara-cara bagaimana ini akan dilakukan, dan pengawasan yang terus menerus atas pelaksanaan rencana tersebut.

Menurut Harahap (2001 : 10), ”Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya.”

Sebagaimana telah diketahui bahwa perencanaan itu adalah suatu proses penentuan lebih dahulu aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan, sedangkan pengawasan itu sendiri adalah


(42)

semua aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui hasil kerja seseorang apakah sesuai dengan rencana. Jadi, jelaslah bahwa antara perencanaan dan pengawasan sangat erat hubungannya karena pengawasan hanya dapat dilakukan apabila telah ada suatu ukuran tertentu, dalam hal ini perencanaan merupakan tolok ukur. Sistem pengawasan yang paling efektif dipergunakan oleh suatu perusahaan adalah melalui sistem pengawas intern atau yang lebih dikenal dengan nama struktur pengendalian intern.

Dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan perlu adanya struktur organisasi yang menggambarkan dengan jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian sehingga kemungkinan yang merugikan perusahaan dapat dielakkan ataupun dibatasi seminimal mungkin.

Pengawasan terhadap biaya operasional tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengeluaran atau biaya harus hanya diperkenankan atas dasar persetujuan yang

diberikan oleh pejabat yang berwenang, dan sebelumnya pengeluaran tersebut memang benar-benar diperlukan.

2. Pengeluaran atau biaya yang terjadi merupakan tugas pengawasan kepada


(43)

 

Tahap-tahap pengawasan dan pengukuran hasil kerja dapat dilakukan melalui pencatatan kejadian atau transaksi yang dilakukan melalui prosedurnya sampai akhirnya diperlukan melalui laporan keuangan.

Tujuan

Anggaran

Pengukuran Umpan balik

Analisis varians dalam menyusun

Perbandingan anggaran dan fakta tujuan

Tindakan koreksi

Gambar 1.1

Proses anggaran sebagai alat pengawasan Sumber: (Harahap, 2001 : 9)

Di dalam Standart Profesional Akuntan Publik ( IAI, 2001 ; SA 319.03) struktur pengendalian intern didefinisikan antara lain sebagai berikut: “Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan (b) efektifitas dan efisiensi operasional dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.


(44)

1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi

2. Mencek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3. Mendorong efisiensi

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Unsur struktur pengendalian intern ini terdiri dari tiga unsur pokok yaitu:

1. Lingkungan pengendalian

2. Sistem akuntansi

3. Pengendalian

Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh gabungan dari beberapa faktor dalam membentuk, memperkuat atau merupakan efektifitas kebijakan dan prosedur tertentu. Contohnya: di dalam pengeluaran biaya operasional, pelaksanaan pekerjaannya harus sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian suatu perusahaan. Efektifitas sistem akuntansi dan prosedur pengendalian sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendalian.


(45)

 

Dalam hal ini sistem dianggap sebagai suatu jaringan prosedur yang saling berrkaitan yang dapat dilambangkan sesuai dengan kerangka yang saling berinteraksi untuk melaksanakan kegiatan perusahaan seluruhnya. Sistem akuntansi diciptakan untuk mengindentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu kesatuan usaha tersebut. Sistem akuntansi dapat dipakai sebagai suatu alat untuk menyusun informasi dan data sehingga dapat mengawasi harta kekayaan perusahaan. Sistem akuntansi yang baik dapat mengarahkan pencatatan sistematis, terinci dan sekaligus sangat berguna di dalam penyusunan anggaran dimasa yang akan datang dengan melihat data tahun sebelumnya.

Pengendalian

Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai.

Dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan perlu adanya struktur organisasi yang menggambarkan dengan jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian sehingga kemungkinan yang merugikan perusahaan dalam dielakkan ataupun dibatasi seminimal mungkin.


(46)

Pengawasan terhadap biaya operasional tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pengeluaran atau biaya hanya di perkenankan atas dasar persetujuan yang

diberikan oleh pejabat yang berwenang, dan sebelumnya pengeluaran tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Pengeluaran atau biaya yang terjadi merupakan tugas pengawasan kepada

mereka yang diberikan wewenang.

1. Tekhnik Pengawasan Biaya Operasional

Dalam melaksanakan pengawasan biaya operasional dapat digunakan teknik pengawasan sebagai berikut:

a. Pengawasan menggunakan anggaran.

Jika anggaran dipakai sebagai alat pengawasan biaya operasional maka pada awal periode ditentukan anggaran biaya untuk setiap jenis biaya yang didistribusikan untuk setiap bagian dari departemen yang merupakan kegiatan fungsional.

Pengawasan menbutuhkan suatu alat pengukur untuk keseluruhan organisasi, dalam hal ini anggaran mempunyai peranan sebagai alat pengukur atas pelaksanaan yang sesungguhnya. Informasi yang diberikan melalui anggaran ditujukan kepada pimpinan dalam bentuk laporan yang disusun sedemikian rupa


(47)

 

sehingga akan jelas terlihat apabila terdapat hal-hal yang memerlukan perbaikan dengan segera.

Penyimpangan yang bersifat merugikan serta dapat dikendalikan harus segera dilakukan tindakan perbaikan sedangkan yang bersifat menguntungkan jika mungkin ditingkatkan atau setidaknya dapat dipertahankan sehingga dapat dijadikan dasar untuk perencanaan dan pengawasan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Analisis yang dilakukan terhadap penyimpangan perlu dilakukan karena tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa hal-hal yang telah sesuai dengan anggaran dapat diabaikan oleh pimpinan tetapi harus waspada terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan atau kekurangan yang sebenarnya ada. Dengan demikian jelaslah bahwa anggaran perusahaan merupakan alat yang penting bagi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau pelaksanaan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Anggaran merupakan suatu rencana untuk masa yang akan datang sedangkan keadaan dimasa yang akan datang diliputi oleh ketidakpastian, selalu terjadi perubahan baik yang disebabkan oleh faktor intern maupun faktor eksternal perusahaan. Agar anggaran sebagai alat pengawasan dapat lebih berhasil guna maka sebaiknya dilakukan perbandingan antara realisasi dengan realisasi dengan


(48)

anggaran secara teratur dan terus-menerus yang dicatat didalam laporan pelaksanaan atau laporan realisasi anggaran.

Anggaran mempunyai peranan penting untuk fungsi pengawasan biaya operasional yaitu sebagai alat pengukur bagi pelaksanaan dan rencana yang telah disusun agar dapat dicegah adanya pemborosan biaya. Terhadap laporan-laporan realisasi anggaran dilakukan analisis untuk mengetahui sebab-sebabnya dan menjadi dasar untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang perlu.

Jelaslah anggaran merupakan salah satu teknik yang penting di dalam melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan yang tlah direncanakan agar tidak terjadi penyimpangan yang merugikan perusahaan.

b. Pengawasan menggunakan standar

Teknik lain untuk mengawasi biaya operasional adalah dengan menggunakan standar. Tujuan pemakaian standar disini adalah untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan dengan cara mengaitkan antara prestasi dari kegiatan dengan biaya yang terjadi.

Melakukan pengawasan berarti tindakan untuk menetapkan apakah semua rencana telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Untuk mengetahui apakah semua rencana telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah ada penyimpangan maka dibutuhkan suatu tolok ukur. Yang menjadi tolok ukur biaya operasional dalam standar ini adalah membandingkan biaya standar dengan biaya aktual. Biaya standar mencerminkan biaya yang seharusnya terjadi yang ditentukan untuk setiap elemen biaya dan pada setiap departemen. Biaya standar


(49)

 

tersebut akan dapat dipakai sebagai alat pengawasan biaya dan menilai prestasi pelaksanaan dengan baik.

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan terlebih dahulu besarnya berdasarkan penelitian yang seksama. Biaya standar menunjukkan berapa besar biaya yang seharusnya terjadi dalam operasional yang normal dan berdaya guna sehingga dapat dipakai sebagai patokan untuk mengukur daya guna. Biaya standar ini merupakan target yang dituju dan juga merupakan patokan yang dapat dipakai untuk mengukur dan menilai biaya sesungguhnya.

Pada setiap periode akuntansi, biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya standar sehingga dapat dilakukan pengendalian biaya dan penilaian prestasi dengan jalan menentukan efisiensi setiap elemen biaya pada setiap departemen. Penentuan besarnya selisih biaya yang timbul akan menunjukkan elemen biaya apa pada departemen mana dan tanggung jawab siapa selisih biaya tersebut.

Saldo debet dalam rekening berarti biaya aktual lebih besar dari biaya standar. Hal ini disebut dengan selisih yang merugikan. Sebaliknya bila rekening selisih bersaldo kredit berarti biaya aktual lebih kecil dari biaya standar. Hal ini disebut dengan selisih yang menguntungkan.

Cara penyusunan anggaran yang paling baik adalah penyusunan anggaran berdasarkan biaya standar karena seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa biaya standar ditetapkan melalui pendekatan secara ilmiah yang didahului dengan analisis dan penelitian sehingga dimungkinkan untuk mengadakan perencanaan dan pengawasan dengan sebaik-baiknya.


(50)

Dengan menggunakan anggaran dan biaya standar secara bersamaan maka biaya standar akan menjadi kerangka pendukung yang akurat bagi tersusunnya suatu anggaran.

E. Prosedur Pengeluaran Biaya Operasional

Walaupun anggaran biaya operasional telah disusun dengan baik namun tanpa adanya suatu prosedur terhadap penggunaan biaya operasi yang baik maka anggaran tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Anggaran yang digunakan sebagai pedoman dalam pengeluaran biaya operasional dalam pelaksanaannya harus menempuh suatu prosedur tertentu yang sesuai dengan perusahaan. Pengawasan operasional dan transaksi dapat dilakukan melalui jalur-jalur yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk setiap kegiatan perusahaan. Dalam setiap prosedur digunakan dokumen yang merupakan bukti terjadinya transaksi yang telah diotorisasikan oleh yang berwenang untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pencatatan.

Setelah membuat rencana berdasarkan anggaran dan biaya standar maka semua penyimpangan biaya dari rencana yang kiranya penting bagi manajemen harus dicatat dan dicantumkan dalam laporan realisasinya. Laporan ini harus disusun sedemikian rupa sehingga dengan demikian manajemen dapat menangkap persoalannya dan segera membuat keputusan mengenai tindakan koreksi yang harus diambil.


(51)

 

Oleh karena itu, laporan harus memperlihatkan dengan jelas apa yang menjadi sebab dari penyimpangan dan siapa yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut dan juga siapa yang harus melakukan tindakan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi.

Laporan realisasi anggaran adalah suatu laporan yang memuat angka-angka realisasi atau menurut catatan akuntansi. Tujuan laporan tersebut adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan bak yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil tindakan koreksi yang perlu.

1. Bentuk Anggaran Biaya Penjualan

Tidak ada bentuk standar yang harus digunakan oleh suatu perusahaan, jika akan menyusun suatu anggaran. Ini berarti perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk suatu format yang sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing. Demikian pula halnya dengan biaya penjualan. Sebagai ilustrasi berikut merupakan contoh anggaran biaya penjualan.

Tabel 1.1

Anggaran Biaya Penjualan

Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 1999

Uraian Kuartal Tahun

1 2 3 4


(52)

unit

Biaya pemasaran per unit X$ 0,05 X$ 0,05 X$ 0,05 X$ 0,05 X$ 0,05

Total Biaya Variabel $100 $300 $300 $100 $100

Biaya penjualan tetap:

Gaji $10 $10 $10 $10 $40

Iklan $10 $10 $10 $10 $40

Depresiasi $5 $5 $5 $5 $20

Travel $3 $3 $3 $3 $12

Total Biaya Tetap $28 $28 $28 $28 $112

Total Biaya Penjualan $128 $328 $328 $128 $912

Sumber : (Hansen dan Mowen, 2002 : 726)

Dalam bidang perencanaan, dengan disusunnya anggaran biaya penjualan, maka perusahaan dihadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara terperinci biaya-biaya yang akan dikeluarkan yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaanya. Biaya penjualan ini disebut juga dengan biaya variable, yakni biaya-biaya yang selalu berubah secara proporsional (sebanding) sesuai dengan penjualan. Biaya variable ini dibebankan pada pendapatan yang dihasilkan selama periode tersebut. Di lain pihak anggaran biaya dipakai sebagai alat koordinasi biaya penjualan. Semua petugas, baik pengawas penjualan maupun tenaga salesman dapat bekerjasama untuk merencanakan kegiatan pemasaran.

2. Bentuk Anggaran Biaya Administrasi dan Umum

Penyediaan anggaran tidak mempunyai bentuk standar tertentu, karena kegunaan anggaran adalah kepentingan intern perusahaan, jadi penyediaan dan bentuk anggaran setiap perusahaan akan berbeda. Hal ini dipengaruhi besar kecilnya perusahaan, kondisi ekonomi, aspek teknis terhadap pembiayaan dan


(53)

 

sebagainya. Sebagaimana halnya dengan anggaran-anggaran yang lain, anggaran biaya administrasi dan umum ini juga tidak mempunyai bentuk standar. Sebagai ilustrasi pada halaman berikut ini merupakan contoh anggaran biaya administrasi dan umum.

Tabel 1.2

Anggaran Biaya Administrasi dan Umum Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 1999

Uraian Kuartal Tahun

1 2 3 4

Gaji $25 $25 $25 $25 $100

Asuransi - - $15 - $15

Depresiasi $10 $10 $10 $10 $40

Travel $2 $2 $2 $2 $8

Total biaya administrasi dan

umum $37 $37 $52 $37 $163

Sumber : (Hansen dan Mowen, 2002 : 726)

Anggaran biaya administrasi dan umum merupakan rencana biaya-biaya yang relatif tetap selama periode yang akan datang. Biaya ini disebut juga dengan biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan perusahaan. Biaya administrasi dan umum ini menunjukkan biaya tetap perusahaan selama suatu periode tertentu. Biaya-biaya

ini berhubungan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai organisasi perusahaan. Oleh karena itu biaya ini akan terus terjadi sejak perusahaan memulai operasionalnya sampainya perusahaan berdiri.


(54)

Untuk menyusun anggaran biaya ini perlu ditabulasi jenis-jenis biaya administrasi dan umum yang terjadi pada periode sebelumnya, berupa jumlahnya dan dicek kembali adakah pengurangan atau penambahannya.

3. Analisis Penyimpangan Biaya Operasional

Analisis yang dilakukan terhadap penyimpangan perlu dilakukan, karena tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa hal-hal yang sesuai dengan anggaran dapat diabaikan oleh pimpinan, tetapi harus waspada terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan atau kekurangan yang sebenarnya ada. Dengan demikian jelaslah bahwa anggaran perusahaan merupakan alat yang penting bagi pimpinan untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan perusahaan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Jika dibandingkan anggaran yang disusun berdasarkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, maka biasanya akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut merupakan penyimpangan dari anggaran dinamakan varians dan untuk maksud pengawasan dapat dianalisis lebih lanjut.

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa cara menggunakan biaya standar sebagai alat pengawasan adalah dengan jalan membandingkannya dengan biaya aktual (biaya sebenarnya). Selisih antara keduanya itu yang disebut dengan penyimpangan biaya.


(55)

 

Penyimpangan biaya tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Favorable Variance yaitu penyimpangan atau selisih yang menguntungkan.

Hal ini terjadi karena biaya standar lebih besar dari biaya sesungguhnya terjadi.

b. Unfavorable Variance yaitu penyimpangan atau selisih yang tidak

menguntungkan atau disebut dengan penyimpangan yang merugikan. Keadaan ini terjadi seandainya biaya standar lebih kecil dari biaya sesungguhnya terjadi.

Manajemen tidak hanya ingin mengetahui jumlah selisih antara hasil yang direncanakan dengan hasil yang sebenarnya, namun yang paling penting juga mengetahui mengapa selisih tersebut terjadi. Dalam rangka tindakan perbaikan pada masa yang akan datang, penyimpangan biaya tersebut perlu dianalisis untuk dapat menentukan apa yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Dengan mengetahui penyebabnya, akan dapat pula diputuskan apa yang harus diperbaiki di masa datang.

Mengetahui dapat diartikan memisah-misahkan atau membeda-bedakan menurut jenis atau unsur-unsurnya. Dalam menganalisis penyimpangan, kadang-kadang ditemukan ada pendapat yang salah tentang pentingnya penyelidikan atau penyimpangan biaya atau selisih biaya tersebut. Pendapat itu mengatakan bahwa penyimpangan yang perlu diselidiki adalah penyimpangan yang sifatnya tidak menguntungkan. Sementara penyimpangan yang menguntungkan tidak perlu diselidiki. Pendapat ini sama sekali tidak benar, karena terjadinya penyimpangan yang menguntungkan mungkin saja disebabkan karena harga standar yang terlalu


(56)

tinggi, bukan karena perusahaan berhasil menekan pemborosan. Demikian pulsa sebaliknya, penyimpangan biaya yang merugikan tidak selamanya karena ketidakefisienan perusahaan dalam aktivitasnya, tetapi mungkin juga terjadi karena biaya standar terlalu rendah.

Analisi varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variable yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk dapat memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

Menurut Nafarin (2000 : 18) Analisis varians digunakan secara luas dalam pelaporan keuangan dan sering diaplikasikan menurut keadaan berikut dibawah ini:

a. Penyelidikan penyimpangan antara hasil aktual tahun berjalan dengan hasil

aktual tahun lalu, dimana tahun lalu dianggap sebagai dasar.

b. Penyelidikan penyimpangan antara hasil aktual dengan biaya standar, dimana

biaya standar diperlukan sebagai dasar pembanding.

c. Penyelidikan penyimpangan antara hasil aktual dengan sasaran anggaran

dimana sasaran diperlukan sebagai dasar pembanding.

Unsur mengembangkan analisis penyimpangan, maka para analisis mengemukakan beberapa kegunaannya sebagai berikut:

a. Dapat meneliti perbedaan dan permasalahan penyimpangan anggaran,

efisiensi, dan kapasitas yang menganggur

b. Mudah mengerti bagi pihak yang memperoleh kebaikan penggunaannya.

c. Dapat mengukur ketelitian dan ketepatan yang seksama terhadap semua


(57)

 

d. Dapat memberikan penjelasan dan penyajian data suatu laporan realisasi

bulanan maupun dalam suatu laporan khusus, dengan sekaligus memberikan komentar yang diperlukan.

Dengan demikian penyimpangan biaya, baik yang menguntungkan ataupun penyimpangan yang merugikan perlu dianalisis dalam rangka tindakan perbaikan pada kurun waktu yang akan datang.


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam menulis skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PT. Indosat Tbk yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No 39 Medan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober 2009 sampai dengan selesai.

B. Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dikumpulkan peneliti dari objek penelitian. Seperti data dari hasil wawancara langsung dari karyawan dan staf yang berkompeten untuk memperoleh data yang relevan misalnya data laporan anggaran biaya operasinal dan realisasi biaya operasional, wawancara tentang metode yang digunakan dalam penyusunan anggaran dan pengendalian yang dilakukan agar anggaran biaya operasional efektif dan efisien.

2. Data Sekunder, yaitu data yang telah diolah dan diperoleh langsung


(59)

 

sejarah singkat perusahaan, gambaran umum perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.

C. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan

diskusi secara langsung dengan beberapa pihak yang berkompeten dan berwenang yaitu bagian keuangan khususnya bagian yang dalam memberikan data yang dibutuhkan tentang penyusunan anggaran.

2. Teknik Dokumentasi, yaitu melalui pencatatan-pencatatan dan

pengcopy-an atas data sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Yaitu metode penganalisaan data, dimana data yang sudah dikumpulkan kemudian diklasifikasikan, diinterpretasikan dan selanjutnya dianalisis, sehingga memberikan keterangan yang lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.


(60)

1. Mengindentifikasi perencanaan biaya operasional PT. Indosat Tbk Cabang Medan. Penulis melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan pihak-pihak perusahaan yang terkait.

2. Mengindentifikasi bagaimana pengendalian biaya operasional yang

diterapkan PT. Indosat Tbk untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Penulis melakukan kegiatan tanya jawab secara lisan mengenai bagaimana pengendalian biaya operasional yang diterapkan agar mencapai efektifitas dan efisiensi dengan pihak-pihak perusahaan yang terkait.

3. Menganalisis laporan anggaran dan realisasi PT. Indosat Tbk

Cabang Medan. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan teori-teori yang terkait, untuk mengetahui apakah perencanaan biaya operasional digunakan sebagai alat pengendalian sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektifitas dan bagaimana pengendalian biaya operasional yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini, penulis melakukan analisis varians.


(61)

 

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah PT. INDOSAT, Tbk

PT INDOSAT hadir bersamaan dengan masuknya teknologi satelit di Indonesia. Perusahaan Persero (Persero) PT Indonesia Satellite Coorporation (Indosat) adalah perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional terkemuka di Indonesia. Kegiatan utama perseroan adalah menyediakan jasa telekomunikasi internasional melalui switching, termasuk telepon, komunikasi data paket, faksimile dengan fasilitas store-and-forward, serta jasa inmarsat untuk sistem komunikasi bergerak global. Perseroan juga menyediakan jasa telekomunikasi internasional non-switching seperti sirkuit sewa berkecepatan rendah maupun tinggi, konferensi-video, jasa transmisi siaran televisi, serta jasa-jasa lainnya yang pada umumnnya tidak berupa transmisi suara.

INDOSAT didirikan tahun 1967 sebagai perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) milik International Telephone dan Telegraph Coorporation (ITT) dan ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk membangun, mengalihkan dan mengoperasikan stasiun bumi Intelsat yang mengakses ke kawasan Samudera Hindia untuk jangka waktu 20 tahun. Intelsat merupakan Organisasi Satelit Internasional yang memiliki dan mengoperasikan sejumlah satelit komunikasi secara global.


(62)

Pada tanggal 29 September 1969, INDOSAT mulai mengoperasikan antena pertama Stasiun Bumi Jatiluhur. Pada tahun 1979 perusahaan ini melengkapi infrastrukturnya dengan antena yang kedua, sehingga dapat mengakses dua cakupan Intelsat, masing-masing dikawasan Samudera Pasifik dan kawasan Samudera Hindia.

Untuk mengatasi pembatasan atas kepemilikan fasilitas telekomunikasi oleh pihak asing, INDOSAT membangun stasiun bumi Intelsat tersebut, mengalihkan kepemilikannya kepada Pemerintah Indonesia dan menyewanya kembali. Pada tahin 1980 Indosat mulai mengoperasikan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang pertama SKKL ASEAN-Indonesia-Singapore (I-S).

Kepemilikan INDOSAT pada SKKL I-S ini dialihkan kepada Perusahaan Umum Telekomunikasi (Parumtel-sekarang Telkom) dan disewa kembali.

INDOSAT juga menyediakan jasa komunikasi bergerak untuk penggunaan di laut, udara dan darat melalui Inmarsat, yaitu organisasi satelit internasional yang memiliki dan mengoperasikan sejumlah satelit komunikasi termasuk untuk panggilan darurat (SOS).

Di tahun 1980 ITT menjual INDOSAT kepada pemerintah Indonesia dengan harga sekitar US$ 42,8 juta. Sejak itu INDOSAT menjadi Persero atau Badan Usaha Milik Negara dan Penyelenggara tunggal jasa Telekomunikasi Internasional di Indonesia. Pada saat itu, Pemerintah Indonesia mengalihkan kepemilikannya atas fasilitas INDOSAT kepada Perseroan.


(63)

 

Di tahun 1982, dengan tujuan memisahkan jaringan telekomunikasi domestik dan internasional secar efektif, seluruh kepemilikan Perumtel di SKKL maupun Sentral Gerbang dan operator telepon internasionalnya di Jakarta dialihkan kepada INDOSAT, dan sebaliknya, INDOSAT mengalihkan sejumlah aktiva yang berkaitan dengan telekomunikasi domestik kepada Perumtel.

Pada tahun 1983, PT INDOSAT Medan (SGI-2) beroperasi di Medan untuk wilayah Sumatera. Dan dari tahun 1984 hingga 1992, INDOSAT memberikan jasa TTC dan M (Tracking , Telemetry, Command and Monitoring) untuk seluruh satelit refensi.

Tahun 1985 diadakan peresmian Kabel-Laut Medan-Penang dan Medan-Singapore. Di tahun yang sama, PT INDOSAT adalah wakil Indonesia di Intelsat dan di Inmarsat sejak 1986. sebagai wakil Indonesia di Intelsat dan Inmarsat, Persero memegang otoritas atas semua penggunaan jaringan satelit Intelsat dan Inmarsat oleh pelanggan dan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, termasuk pesaing Perseroan.

Tahun 1992, PT INDOSAT (SGI-3) Batam beroperasi di Batam. Dan pada tahun 1994, PT INDOSAT mendapat kepercayaan dari pemerintah Indonesia sebagai pioneer BUMN yang menanamkan sahamnya secara internasional di Bursa saham New York, Jakarta dan Surabaya. Di tahun yang sama, stasiun Bumi Pantai Cermin di Pantai Cermin-Deli Serdang diresmikan. Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Telekomunikasi No 36 Tahun 1999 pada 8 September 2000, Indosat siap berubah untuk menjadi penyelenggara


(64)

Telekomunikasi lengkap dan terintegrasi 9jaringan, akses local, seluler dan multimedia/internet).

Pada tahun 2000 tepatnya 14 Agustus 2000, Pemerintah memberikan ijin prinsip kepada PT INDOSAT untuk menyelenggarakan Telepon Selular DCS-1800 dimana bisnis selular merupakan terobosan baru dari PT INDOSAT. Juga diadakannnya pembangunan Sarana dan Prasarana Seluler Indosat IM3 (Indosat Multi Media Mobile) di Batam sebagai tahap pertama di wilayah Sumatera. Pada tahun 2001, PT INDOSAT Divisi Regional Barat membuka kantor cabang di Pekan Baru melayani Propinsi Riau (daratan), Jambi, Sumatera Selatan, Lmpung, Bengkulu, yang disebut Area Sumbagsel. Sedangkan Area Sumbagut berkedudukan di Medan melayani propinsi Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat.

Pada tanggal 1 Agustus 2002, Pemerintah Indonesia memberikan lisensi kepada PT INDOSATuntuk masuk ke bisnis telekomuniaksi local/FNSP (Full Network Service Provider) yaitu menjadi penyelenggara telekomunikasi domestik (local/SLJJ), seluler serta Telekomunikasi Internasional.

Kini PT INDOSAT memiliki tiga Sentral Gerbang Telekomunikasi Internasional, yang masing-masing berda di Jakarta (SGI-1) yang sekaligus menjadi Kantor Pusat PT INDOSAT, di Medan (SGI-2), dan juga di Batam dan kepulauan Riau (SGI-3).

Sebagai perusahaan penyelenggara telekomunikasi internasional, INDOSAT menghubungkan Indonesia dengan dunia Internasional melalui Sistem


(65)

 

Telekomunikasi Satelit (SKS) dan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Stasiun Bumi Jatiluhur merupakan gerbang utama arus telekomunikasi internasional dari dan ke Indonesia melalui satelit. Sedangkan gerbang arus telekomunikasi internasional melalui kabel laut terdapat di terminal kabel laut di Ancol Jakarta dan terminal kabel laut di Pantai Cermin Medan, Sumatera Utara.

Kedua sarana transmisi ini bersifat saling melengkapi dan secara bersama-sama menyalurkan arus telekomunikasi dari Indonesia ke Luar Negeri dan sebaliknya dengan keandalan tinggi.

Dalam mengelola perusahaan, PT INDOSAT menetapkan tiga sasaran pokok, yaitu :

1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

2. Memberikan hasil yang maksimum bagi pemegang saham/Negara Republik

Indonesia.

3. Membangun serta menciptakan citra terbaik perusahaan.

Motto kerja dan karya seluruh jajaran pegawai PT INDOSAT adalah :

“Krethartha Karya Samuha & We Care More”

yang artinya adalah Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan Kami Lebih Peduli.

Pada tanggal 20 November 2003 Legal merger antara Indosat dengan 2 anak perusahaannya, yaitu: PT Satelindo dan PT IM3, sehingga menjadi satu entitas perusahaan bernama Indosat.


(66)

2. Struktur Organisasi

Organisasi pada dasarnya bertujuan untuk mengkoordinir suatu kelompok atau badan yang terdiri dari berbagai personalia serta mendayagunakan kemampuan yang ada secara keseluruhan untuk diarahkan kepada tujuan tertentu. Selain itu dapat menggambarkan suatu rangkaian atau proses yang harus dilalui dalam perumusan tujuan. Pengambilan keputusan dan di lain pihak struktur ini merupakan perincian kegiatan yang harus dikerjakan masing-masing pegawai sesuai dengan bidang serta wewenangnya.

Struktur organisasi ini dapat juga disebut dengan kerangka dasar yang menunjukkan orang-orang yang ada di dalamnya terhadap tujuan yang telah ditetapkan dan biasanya dibuat oleh pimpinan sebelum dijalankan kegiatan usaha dengan maksud agar lebih jelas dan terlihat akan susunan atau posisi dari setiap karyawan atau para karyawan yang ada dalam organisasi tersebut.

Pesan dari seorang pimpinan didalam suatu organisasi akan sangat menentukan keberhasilan dari tujuan yang akan dicapai dalam organisasi itu sendiri. Dengan adanya organisasi maka akan jelas bagi setiap karyawan atau posisi tugas dan tanggung jawabnya.


(67)

 

1. Unit Kerja Technical Operation.

a) Provisioning & Quality Improvement

Provisioning & Quality Improvement memiliki tugas yang berhubungan dengan kualitas jaringan, improvement jaringan dan planning :

 Memonitor performansi dari jaringan, dengan mengambil data dari

metrika dan juga melakukan drivetest

Traffic Management, dengan mengukur utilisasi dari BTS

 Menjaga KPI, biasanya ditargetkan mencapai 99 %

 Pengawasan dan perbaikan site yang telah ada

 Perencanaan pembangunan jaringan baru, termasuk disini

perencanaan repeater baru.

PQI juga melakukan koordinasi dengan divisi lainnya, salah satunya adalah dengan Fault Management (FM) untuk mengetahui keluhan – keluhan customer yang terkait dengan kualitas jaringan, dan juga dengan bagian BSS, jika diperlukan penambahan CU atau pengoptimalan arah dan pengoptimalan kemiringan antena.

b) NSS Switching O&M

Tugas dan kewajiban Tim NSS Switching O&M adalah:

Pemeliharaan perangkat core cellular seperti MSC, HLR, GPRS,

i-Ring, SMS, switching local, SGI, CDMA.


(68)

Mengeksekusi penambahan link

Troubleshouting hardware dan software

NSS Switching O&M melakukan koordinasi dengan Fault Management dan Call Center untuk keluhan pelanggan serta dengan bagian Provisioning untuk penambahan link.

c) BSS O&M

Tugas dan kewajiban Tim BSS O&M adalah:

 Bertanggung jawab terhadap pengoperasian seluruh BSC dan BTS

yang tersebar di wilayah Sumatera Bagian Utara

KPI, dimana BTS faulty tidak lebih dari 3 jam.

BSS O&M melakukan kerjasama dengan dengan divisi Network Management Center (NMC) dimana NMC akan mengirimkan sms broadcast ke tim technical BSS jika ada BTS yang faulty, serta dengan fungsi PQI untuk pengoptimalan arah dan kemiringan antena.

d) Local Network O&M

Tugas dan kewajiban Tim Local Network O&M adalah:

 Penomoran antar PLMN

 Kegiatan interkoneksi

Disaster Recovery Plan

 Operation dan maintenance SKKL

Local Network lah yang melakukan hubungan dengan operator lain untuk hubungan interkoneksi antar sentral, sementara eksekusinya dilakukan


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian serta hasil analisis yang penulis uraikan pada Bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba untuk menarik kesimpulan mengenai perencanaan dan pengawasan biaya operasional pada PT. Indosat Tbk Cabang Medan dan selanjutnya memberikan saran-saran sehubungan dengan uraian-uraian yang telah dikemukakan.

Penulis berharap dengan penulisan skripsi ini perusahaan akan dapat merubah sistem kerja yang selama ini sudah dijalankan. Sehingga tujuan dari perusahaan yaitu untuk meraih laba maksimal dapat tercapai.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan biaya operasional pada PT. Indosat Tbk Cabang Medan sudah cukup baik karena perusahaan dalam menyusun anggarannya turut mempertimbangkan baik faktor internal maupun eksternal, memperhitungkan informasi dan realisasi anggaran tahun-tahun sebelumnya dan perusahaan juga mengikutsertakan divisi yang lain dengan pertimbangkan lebih mengetahui dan meramalkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya operasional.

2. Pengawasan biaya operasional pada PT. Indosat Tbk Cabang Medan menggunakan teknik-teknik pengawasan biaya operasional melalui anggaran


(3)

mempunyai aspek pengawasan dan dilakukan dengan prinsip pokok pengawasan. Pengawasan yang dilakukan juga melibatkan divisi keuangan, kepala cabang dan kasir namun disini masih ada kekurangannya dengan ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

3. Tindakan perbaikan yang dilakukan PT. Indosat Tbk Cabang Medan terhadap biaya operasional antara lain:

a. Pada biaya perjalanan dinas ke luar negeri, perusahaan melakukan penyusunan jadwal dan menseleksi perjalanan yang memiliki hubungan kepentingan dengan perusahaan lebih diprioritaskan.

b. Pada Akun Utility, perusahaan menetapkan peraturan yakni adanya efisiensi terhadap pemakaian listrik dan air, salah satunya jalur lift 3 jalur hanya dibuat 2 jalur di jam-jam tidak sibuk dan penghematan lampu.

c. Pada biaya pemakaian bahan bakar, perusahaan menselektif media pemasaran, event dan promosi yang dilakukan yang memerlukan transportasi untuk penghematan bahan bakar dan meneliti bagian pemasaran apakah yang dilakukan telah tepat sasaran agar biaya yang dikeluarkan tidak sia-sia.

d. Biaya reperasi dan pemeliharaan perlengkapan kantor, perusahaan melakukan pemeliharaan secara teratur dengan menservis secara berkala dan mempertimbangkan melakukan perbaikan bila dinilai lebih efisien.


(4)

e. Sponsorship, perusahaan ebih selektif untuk menentukan mana yang harus

disetujui dan mana yang tidak walaupun menguntungkan untuk media promosi produk.

B. Saran

1. Pada pengawasan biaya operasional khususnya bagian administrasi dan umum sebaliknya PT. Indosat Tbk Cabang Medan lebih mengkoordinasikan secara baik, berhati-hati dalam melakukan pengawasan serta memperhatikan biaya-biaya yang tidak menguntungkan yang terjadi di masa lalu agar pengawasan biaya operasional dapat berhasil dengan baik.

2. Dalam melakukan pengawasan agar tercapai dengan lebih baik, selain tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan terhadap biaya operasional penulis juga menyarankan sebaiknya perusahaan juga memperbaiki sistem kerja karyawan yang mana merupakan penyebab terjadinya penyimpangan terhadap biaya operasional sehingga anggaran yang dikeluarkan tidak begitu signifikan perbedaannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri, 2003. Anggaran Perusahaan, Buku 1, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Bastian, Indra, Gatot Soepriyanto, 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik Konsep

Untuk Pemerintah Daerah, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Baswir, Revrisond, 2000. Akuntansi Pemeintahan Indonesia, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Gudono, 2000, Akuntansi Manajemen, Editor D. Danan Priyatmoko, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen, 2002. Manajemen Biaya, Penerjemah: Ancella A. Hermawan, Edisi Pertama, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan Kelima, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P., 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi Kesatu, Cetakan Pertama, Andi, Yogyakarta.

Milton F. Usry, and Lawrence H. Hammer, 2000. Akuntansi Belanja:

Perencanaan dan Pengendalian, Edisi Kesepuluh, Jilid Pertama,


(6)

Munandar, M., 2001. Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja

Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Nafarin, M., 2004. Pengganggaran Organisasi, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Sukanto, Edy, 2002. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Supriono, R.A., 2000. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya

serta Pembuatan Keputusan, Edisi Kedua, Buku 2, BPFE, Yogyakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, and Philip E. Fess, 2005. Accounting, 21th Edition, Alih Bahasa Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, Pengantar Akuntansi, Penerbt Salemba Empat, Buku 1, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standart Profesional Akuntan Publik, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Tekhnik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi,