Uji Asumsi Klasik Analisis dan Pembahasan

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Daya Beli Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PajakPertambahanNilai ,988 1,013 PajakPenjualanatasBarangMewah ,988 1,013 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua variabel independen Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Hal ini mengindikasikan bahwa model ini terbebas dari masalah multikoloniearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini: Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Variabel Daya Beli Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 -3 R egr es si on St u d en ti ze d R es id ua l 3 2 1 -1 -2 -3 Gambar 4.3 65 66 Dari gambar 4.3 di atas, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh pengenaan PPN dan PPnBM terhadap daya beli konsumen.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi R 2 Tabel 4.10 berikut menunjukkan hasil pengujian koefisien determinasi: Tabel 4.9 Pengujian koefisien Determinasi Variabel Daya Beli Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,401a ,161 ,139 2,89212 Pada tabel 4.10 diatas diperoleh nilai R Square sebesar 0,161. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel independen terhadap variabel dependen adalah kuat karena nilai berada diantara 0 sampai 1 sehingga variabel independen dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen. 67

2. Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F

Tabel 4.11 berikut menunjukkan hasil uji statistik F: Tabel 4.10 ANOVA Variabel Daya Beli Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 123,493 2 61,747 7,382 ,001 Residual 644,057 77 8,364 Total 767,550 79 Melihat tabel anova diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 7,382 dengan tingkat signifikasi 0,001 karena nilai probabilitas 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi daya beli konsumen.

3. Uji Statistik t

Hasil uji t ditunjukkan pada tabel 4.12 dibawah ini: Tabel 4.11 Variabel Dependen Daya Beli Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 22,473 4,097 5,485 ,000 PajakPertambahan Nilai ,316 ,083 ,399 3,794 ,000 PajakPenjualanatas BarangMewah ,018 ,097 ,019 ,183 ,856 a Dependent Variable: DayaBeli 68 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa hubungan antara Pajak Pertambahan Nilai dan daya beli konsumen terjadi hubungan yang signifikan hal ini tercermin dalam angka signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti Ha 1 diterima. Masyarakat secara tidak langsung dalam membeli suatu barang atau jasa dikenakan pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai. Tarif pajak 10 yang merupakan kebijakan pemerintah dengan pengalokasian pemasukan pajak untuk kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, masyarakat yang secara langsung dibebankan pajak dalam setiap konsumsinya, disertai dengan kondisi perekonomian yang belum mapan menyebabkan masyarakat menekan konsumsinya sehingga daya beli menurun. Misalnya masyarakat yang ingin membeli televisi, dalam membeli televisi tersebut mencari yang lebih terjangkau harganya karena nilai pajak yang dibebankan semakin besar. Sedangkan hubungan antara Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan daya beli konsumen terjadi hubungan yang tidak signifikan, hal ini tercermin dalam angka signifikasi sebesar 0,856 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha 2 ditolak. Untuk variabel PPN, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aida Noerma 2008 yang menunjukkan 69 bahwa Pajak Pertambahan Nilai secara empiris berhubungan postitif terhadap daya beli konsumen. Untuk variabel Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagai variabel tambahan yang diteliti penulis pada penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara variabel Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan daya beli konsumen, hal ini terbukti dengan nilai signifikannya yang diatas 0,05. Artinya PPnBM ini tidak berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Hal ini berdasarkan pada barang yang dikenakan PPnBM merupakan barang mewah yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat atau konsumen tertentu, dimana biasanya adalah golongan ekonomi menengah ke atas. Sehingga PPnBM ini bukanlah menjadi halangan bagi masyarakat tersebut dalam mengkonsumsi barang mewah karena meskipun harga barang tersebut semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya beban pajak, yang menjadi prioritas bagi masyarakat golongan tersebut adalah kepuasan dan gaya hidup. Berapapun harganya, jika barang dibeli sesuai dengan keinginan konsumen, maka harga tidaklah menjadi masalah. Begitu juga dengan gaya hidup. Masyarakat kelas menengah ke atas sudah menjadi gaya hidup bagi mereka dalam menggunakan atau mengkonsumsi barang-barang mewah karena hal itu akan mempengaruhi tingkat prestisius mereka. Jadi, pengenaan PPnBM terhadap daya beli konsumen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

Dokumen yang terkait

Prosedur pembayaran Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Di KPP Pratama Medan Kota

1 83 72

Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen pada Barang Elektronika (Studi Empiris pada Konsumen Barang Elektronika di Glodok Jakarta Kota)

10 103 127

Pengaruh penerapan PMK NO-121/PMK.011/2013 atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM) terhadap daya beli konsumen pada barang elektronika: studi empiris konsumen barang elektronika di Wilayah DKI Jakarta

3 13 134

Pengaruh Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Terhadap Daya Beli Konsumen (Studi Kasus di KPP Pratama Cirebon)

17 77 46

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) (Studi Kasus Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten)

1 48 491

Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terhadap Daya Beli Konsumen Barang Elektronika (Studi Empiris pada Konsumen Barang Elektronika di Wilayah Jalan ABC Kota Bandung).

1 10 35

Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen Alat Fotografi (Studi Empiris pada Perhimpunan Amatir Foto di Kota Bandung).

1 7 18

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

0 0 26

DAMPAK PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NIL

0 1 15

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

0 0 49