Uji Hipotesis Analisis dan Pembahasan

69 bahwa Pajak Pertambahan Nilai secara empiris berhubungan postitif terhadap daya beli konsumen. Untuk variabel Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagai variabel tambahan yang diteliti penulis pada penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara variabel Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan daya beli konsumen, hal ini terbukti dengan nilai signifikannya yang diatas 0,05. Artinya PPnBM ini tidak berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Hal ini berdasarkan pada barang yang dikenakan PPnBM merupakan barang mewah yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat atau konsumen tertentu, dimana biasanya adalah golongan ekonomi menengah ke atas. Sehingga PPnBM ini bukanlah menjadi halangan bagi masyarakat tersebut dalam mengkonsumsi barang mewah karena meskipun harga barang tersebut semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya beban pajak, yang menjadi prioritas bagi masyarakat golongan tersebut adalah kepuasan dan gaya hidup. Berapapun harganya, jika barang dibeli sesuai dengan keinginan konsumen, maka harga tidaklah menjadi masalah. Begitu juga dengan gaya hidup. Masyarakat kelas menengah ke atas sudah menjadi gaya hidup bagi mereka dalam menggunakan atau mengkonsumsi barang-barang mewah karena hal itu akan mempengaruhi tingkat prestisius mereka. Jadi, pengenaan PPnBM terhadap daya beli konsumen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari adanya pengenaan PPN dan PPnBM terhadap daya beli. Responden penelitian ini berjumlah 80 orang konsumen yang berada di wilayah Tangerang Selatan. Pengujian penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Dari hasil pengujian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel PPN berpengaruh positif signifikan terhadap daya beli. Hal ini konstan dengan peengujian oleh Aida Noerma 2008. 2. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa untuk variabel PPnBM tidak berpengaruh signifikan terhadap daya beli. 3. Variabel PPN dan PPnBM secara simultan berpengaruh terhadap daya beli konsumen.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa variabel Pajak Pertambahan Nilai berpengaruh secara signifikan terhadap daya beli konsumen. PPN dengan tarif tunggal 10 menyebabkan masyarakat yang mengkonsumsi 70

Dokumen yang terkait

Prosedur pembayaran Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Di KPP Pratama Medan Kota

1 83 72

Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen pada Barang Elektronika (Studi Empiris pada Konsumen Barang Elektronika di Glodok Jakarta Kota)

10 103 127

Pengaruh penerapan PMK NO-121/PMK.011/2013 atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM) terhadap daya beli konsumen pada barang elektronika: studi empiris konsumen barang elektronika di Wilayah DKI Jakarta

3 13 134

Pengaruh Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Terhadap Daya Beli Konsumen (Studi Kasus di KPP Pratama Cirebon)

17 77 46

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) (Studi Kasus Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten)

1 48 491

Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terhadap Daya Beli Konsumen Barang Elektronika (Studi Empiris pada Konsumen Barang Elektronika di Wilayah Jalan ABC Kota Bandung).

1 10 35

Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen Alat Fotografi (Studi Empiris pada Perhimpunan Amatir Foto di Kota Bandung).

1 7 18

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

0 0 26

DAMPAK PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NIL

0 1 15

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

0 0 49