d. Belajar Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan memahami
akan sesuatu yang berhubungan dengan organisasi dan pekerjaan. e. Motivasi
Konsep yang menguraikan tentang keuatan-kekuatan yang ada dalam diri karyawan yang meulai dan memgarahkan perilaku.
H. Kaitan Komunikasi dengan Kinerja Karyawan
Suatu hubungan kerja yang baik antara alsan dengan bawahan dianggap sebagai pemicu tumbuh dan meningkatnya kinerja karyawan. Hal ini tidak dapat dipungkiri
bahwa komunikasilah yang paling berperan. Komunikasi dua arah bertujuan memberikan perintah, instruksi, motivasi serta
penilaian kepada para karyawan tentang tujuan dan kebijaksanaan perusahaan dan sebaliknya para karyawan sebagai bawahan memberikan informasi berupa laporan kerja
dan saran-saran tentang suatu pekerjaan. Pada proses inilah diharapkan suatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan baik dapat tercapai dan alat untuk mencapainya adalah
kinerja karyawan. Kinerja karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Ada faktor yang
memengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Dari faktor internal maupun eksternal. Dari faktor eksternal, sistem komunikasi amat berperan karena melalui
komunikasi yang efektif, pemimpin perusahaan dapat mengoordinir sekaligus memberikan motivasi kepada karyawannya. Dengan demikian tujuan perusahaan yang
telah ditargetkan dapat tercapai karena adnya kinerja dari karyawan yaitu berupa kualitas dan kuantitas pekerjaan, pemanfaatan waktu serta kerjasama yang baik. Sehingga diyakini
bahwa ada hubungan dan pengaruh antara komunikasi dengan kinerja. Komunikasi
Universitas Sumatera Utara
mempunyai peranan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kinerja karyawan. Perusahaanpun dapat terus menjalankan kegiatannya secara berkesinambungan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. PLN adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN. Sejarah perusahaan ini bermula pada saat pengambilalihan perusahaan listrik bekas swasta
Belanda dari tangan Jepang. Aksi ambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa
pengambilalihan itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No. 1 SD45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik.
Perjanjian KMB 27 Desember 1949 antara lain mengharuskan semua Perusahaan Listrik Swasta Belanda dikembalikan kepada pemiliknya. Sejarah membuktikan
kemudian bahwa dalam suasana yang makin buruk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan
nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945. Maka secara serentak terjadilah nasionalisasi dan ambil alih
perusahaan listrik swasta Belanda di seluruh tanah air sampai 1958. Setelah itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan Listrik Negara
Distribusi Cabang Sumatera Utara Sumatera Timur dan Tapanuli yang dikepalai oleh R. Sukarno merangkap kepala di Aceh, tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah.
Perusahaan ini membawahi semua bekas Perusahaan Listrik Swasta Belanda kecuali OGEM di Medan yang dikepalai oleh Ir. Amir Husni Abdillah. Setelah BPU PlN berdiri
dengan SK Menteri PUT No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I dipimpin
oleh Ir. Dudung Jachyasumitra.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan menteri PUT No. 9PRT64 dan dengan Peraturan menteri No. 1PRT65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN
menjadi 15 Daerah kesatuan Eksploitasi. Sumatera Utara tetap Eksploitasi I dipimpin oleh Ir. Dudung Jachyasumitra, Aceh menjadi Eksploitasi XIII dan Sumbar dan Riau menjadi
Eksploitasi XIV. PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Kemudian disusul
dengan keputusan Menteri PUTL No. 01PRT73 untuk menetapkan perubahan PLN dari perusahaan Listrik Negara menjadi PERUM sebagai satu-satunya perusahaan Negara
yang dibentuk oleh pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam SK
Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian daerah kerja PLN menjadi 11 Eksploitasi, 4 daerah Distribusi dan 3 daerah Pembangkit. PLN Eksploitasi I Sumatera Utara berubah
menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian pada tahun 1975 keluar Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang
merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah, dan PLN Pembangunan jadi PLN Proyek Induk. PLN dibagi menjadi 13 Wilayah, 1 Pembangkit, 2 Distribusi dan 10
Proyek Induk. PLN Eksploitasi II Sumatera Utara menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.
Pada tahun 1984, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 15 yang memungkinkan swasta turut dalam pengusahaan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Kemudian
diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1990 sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor 17 tahun 1990 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 1982 yang mengatur PLN, pada Tahun 1994 status PLN diubah menjadi Persero
Universitas Sumatera Utara
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994. Perubahan status PLN dari perusahaan umum menjadi persero dilakukan oleh pemerintah sejalan denga kemajuan
yang telah dicapai perusahaan sekaligus upaya dalam mengantisipasi perkembangan kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat. Hal yang dijadikan pertimbangan oleh
pemerintah adalah APBN yang cukup berat sehingga penyertaan modal pemerintah menjadi lebih sulit didapatkan. Di lain pihak dana lunak soft loan pinjaman dari luar
negeri beberapa tahun terakhir juga semakin langka dan sulit untuk diharapkan. Sehingga perubahan status menjadi Persero, memungkinkan Perusahaan Listrik Negara untuk
memobilitasi dana swastamasyarakat melalui pasar modal dengan penjualan obligasi dan saham atau melakukan usaha patungan dengan swasta untuk pembangunan sarana
kelistrikan yang dibutuhakan. Pada saat Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum, perusahaan lebih ditekankan pada fungsi sosialnya dengan misi agen
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan setelah Perusahaan Listrik Negara sebagai Persero, ditekankan pada fungsi sosialnya melalui
kebijaksanaan penarifan yang tetap mengacu kepada profit center dan cost center. Perubahan organisasi dan tata kerja PT. PLN Persero, berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT. PLN Persero 1.
Nomor : 078.K023DIR1996
Tanggal : 09 Agustus 1996
Tentang : Organisasi dan tata kerja PT. PLN Persero Kitlursu.
2. Nomor
: 111.K023DIR1996 Tanggal
: 18 November 1966 Tentang
: Unit pelaksanaan PT. PLN Persero Kitlursu 3.
Nomor : 095.T.KDIR1998
Tanggal : 29 April 1998
Universitas Sumatera Utara
Tentang : Organisasi Pusat Listrik, Tragi pada sektor-sektor di Lingkungan
PT. PLN Persero Kitlursu. 4.
Nomor : 060.T.K023DIR1998
Tanggal : 29 April 1998
Tentang : Perubahan pola kegiatan unsur pelaksanaan pengusahaan Sektor
Glugur Dan Belawan Sejalan dengan maksud dan tujuan pemerintah tersebut, maka PT. PLN Persero
Wilayah II Sumatera Utara dibagi dua bidang usaha, yaitu: 1. Bidang Pemasaran dan Distribusi yang dilaksanakan oleh PT. PLN Persero Wilayah
II Sumatera yang wilayah II Sumatera yang wilayah kerjanya meliputi seluruh Wilayah Sumatera Utara. PT. PLN Persero Wilayah II Sumatera Utara membawahi
beberapa cabang, antara lain: a. Cabang Medan
b. Cabang Binjai c. Cabang Pematang Siantar
d. Cabang Sibolga e. Cabang Padang Sidempuan
f. Cabang Rantau Prapat. Masing-masing Cabang membawahi Rayon, Ranting, dan kantor jaga PT. PLN
Persero. PT. PLN Persero wilayah II Sumatera Utara Dipimpin oleh seorang General Manager Pimpinan Wilayah yang berkedudukan di jalan K.L. Yos Sudarso
No. 284 Medan. 2. Bidang pembangkit dan penyaluran yang dilaksanakan oleh PT. PLN Persero Unit
Bisnis Pembangkitan dan penyaluran Sumatera bagian utara yang wilayah kerjanya meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Sumatera Utara dan wilayah
Universitas Sumatera Utara
Riau. PT. PLN Persero Unit Bisnis Pembangkit dan Penyaluran Sumatera bagian utara membawahi beberapa Sektor dan Unit Pengaturan Beban UPB, antara lain:
a. Sektor Belawan Sumut Sebagai Pembangkit Utama. b. Sektor Glugur Sumut Medan.
Perusahaan Listrik Negara PLN Penyaluran dan Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan merupakan perusahaan jasa listrik yang melayani kebutuhan
masyarakat dalam penyediaan kebutuhan energi listrik. Sejak peresmian unit kerja baru Pembangkit dan Penyaluran Kitlur pada tanggal 7 Januari 1997, kepemimpinan PT.
PLN Persero Kitlur SUMBAGUT dipercayakan kepada Ir. Demdem R. Sukada. Secara garis besar wilayah kerja PT. PLN Persero Kitlur SUMBAGUT meliputi:
1. Provinsi Aceh memiliki satu sektor yakni Sektor Leungbata 2. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Sektor Belawan, Sektor Glugur, dan Unit
Pengaturan Beban UPB Sistem Sumatera Utara. 3. Provinsi Riau terdiri dari Sektor Pekan Baru.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor : 026.KDIR2005 tanggal 27 Januari 2005; maka dengan ini Organisasi Sektor Penyaluran Glugur pada PT. PLN
Persero Pembangkit dan Penyaluran Sumatera bagian utara menjadi PT. PLN Persero Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban P3B Sumatera Unit Pelayanan Transmisi UPT
Medan.
B. Aktivitas Perusahaan