Riwayat Singkat PT. Indonesia Asahan Aluminium Inalum Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Riwayat Singkat PT. Indonesia Asahan Aluminium Inalum

Pada tanggal 6 Januari 1976, PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co,Ltd. Didirikan dijakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan proyek asahan sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium pada waktu perusahaan didirikan adalah 10 dengan 90 . Pada bulan Juli 1979 perbandingan tersebut berubah menjadi 25 dengan 75 dan sejak bulan Juni 1987 menjadi 41.33 dengan 58,87 dan sejak bulan Pebruari 1997 menjadi 41,12 dengan 58,88. Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK presiden No.5 Tahun 1976 yang melandasi terbentuknya otorita pengembangan proyek asahan sebagai wakil pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan proyek Asahan. Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi 411 milyar Yen.

B. Sarana Utama 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA

INALUM membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang terdiri dari Stasiun pembangkit Siguragura dan Tangga yang dikenal juga dengan PLTA Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 Asahan No.2 yang berlokasi di Paritohan Kabupaten Toba Samosir Propinsi Sumatera Utara. Kedua stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memakai air sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba ke Selat Malaka. Oleh karena itu tenaga listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada tinggi muka air Danau Toba. Pembangunan PLTA ini dimulai tanggal 9 Juni 1978. Stasiun pembangkit dibawah tanah Siguragura mulai dibangun pada tanggal 7 April 1980 dengan peletakan ”Batu Sendi Utama” oleh Presiden Soeharto dalam suatu upacara adat tradisional Jepang dan daerah setempat. Pembangunan PLTA secara keseluruhan selesai dalam jangka waktu lima tahun. Peresmian penyelesaian pembangunan PLTA ini kemudian dilakukan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983. Kapasitas terpasang dari kedua stasiun pembangkit adalah 603 MW Output tetap sebesar 426 MW dan output puncak 513 MW, Tenaga listrik yang dihasilkan dipakai untuk industri Aluminium di Kuala Tanjung dan sesuai dengan perjanjian induk dan kelebihan tenaga listrik dari kebutuhan perusahaan untuk operasi PLTA pabrik peleburan dan prasarana penunjang lainnya disalurkan kepada masyarakat melalui PLN dengan batasan beban puncak 50 MW dan energi listrik sebesar 218 GWh setiap tahun. a. Bendungan Pengatur. Untuk menjamin kelancaran operasi pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung dibutuhkan tenaga listrik yang konstan dan stabil. Hal ini hanya dapat dipenuhi apabila air mengalir dengan konstan dan stabil ke stasiun pembangkit listrik. Untuk itu dibangun bendungan pengatur yang terletak di Siruar yaitu 14,5 km dari mulut Danau Toba guna mengatur aliran air yang keluar dari danau. Bendungan yang dibangun dengan tipe beton massa ini Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 tingginya 39m dengan volume 27.400m³. Pembangunan bendungan ini memakan waktu sekitar tiga tahun yaitu mulai bulan Juni 1978 sampai dengan bulan Januari 1981. b. Bendungan Penadah Air Siguragura. Bendungan Penadah Air Siguragura dibangun guna menciptakan tenaga listrik. Bendungan ini terletak di Simorea 9 km di hilir bendungan pengatur. Pembangunan bendungan dimulai bulan Mei 1978 dan selesai bulan Oktober1981 bendungan dengan tipe beton massa ini tingginya 46m dengan massa 38.000m ³. c. Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura. Ruang Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura ini mempunyai ukuran panjang 93m, lebar 18m dan tinggi 36m dengan 4 unit generator yang masing-masing berkapasitas 71,5 MW. Stasiun pembangkit listrik Siguragura ini berada kira- kira 200m dalam pembangkit bawah tanah yang pertama di Indonesia. d. Bendungan Penadah Air Tangga. Air yang telah dipakai untuk menggerakkan turbin pada Stasiun Pembangkit Siguragura ini kembali dialirkan ke sungai Asahan. Air ini kemudian dimanfaatkan lagi untuk menggerakkan turbin yang ada pada Stasiun Pembangkit Listrik Tangga melalui bendungan Penadah Air Tangga yang terletak 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura. Bendungan yang panjangnya 125m dengan tinggi 82m serta volume 53.000m3 ini dibangun berbentuk busur yang pertama di Indonesia. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 Pembangunan bendungan ini dimulai bulan Mei 1978 dan selesai bulan Oktober 1982. e. Stasiun Pembangkit Listrik Tangga. Stasiun Pembangkit Listrik Tangga berada diatas permukaan tanah dan memiliki 4 unit generator yang masing-masing berkapasitas 79,2 MW. Stasiun Pembangkit Listrik ini terletak kira-kira 5 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura dan 1 km di hilir Bendungan Penadah Air Tangga. Air yang ditampung oleh Bendungan Penadah Air Tangga dialirkan ke stasiun pembangkit listrik melalui terowongan bawah tanah sepanjang 1.618m. Ruang stasiun Pembangkit Listrik Tangga mempunyai panjang 95.3 m, lebar 33.8m dan tinggi 36.3m. f. Jaringan Transmisi. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh stasiun pembangkit Siguragura dan tangga disalurkan lebih dahulu ke medan saklar pada msaing-masing stasiun. Tenaga listrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung melalui jaringan Transmisi bertegangan tinggi sepanjang 120km, menembus daerah pegunungan perkebunan dan dataran rendah yang melintasi Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabuaten Asahan, dan Kabupaten Batu bara.

2. Pabrik Peleburan Aluminium

INALUM membangun pabrik peleburan aluminium beserta prasarana pendukung produksinya di atas area seluas 200ha di Kuala Tanjung yang berjarak lebih kurang 110 km dari medan. Pabrik Peleburan dengan kapasitas desain 225.000 ton aluminium Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 batangan ingot per tahun, kapasitas ini telah dikembangkan menjadi 250.000 ton aluminium pertahun, dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunannya dimulai tanggal 6 Juli 1979 sedang tahap pertama operasinya dimulai tanggal 20 Januari 1982 peresmian tahap pertama operasi dilakukan oleh Presiden Soeharto disaksikan oleh 12 Mentri Kabinet pembangunan II. Pengoperasian tungku pertama dilaksanakan tanggal 15 Februari 1982 dan pada bulan Maret tahun yang sama aluminium ingot pertama berhasil dicetak. Tanggal 14 Oktober 1982, Kapal Ocean Prima dengan muatan 4.800 ton aluminium ingot bertolak meninggalkan pelabuhan Kuala Tanjung menuju Jepang sekaligus menandai ekspor perdana aluminium ingot produksi INALUM. Sejak itu Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pengekspor aluminium didunia. Produksi ke- sejuta ton dicapai pada tanggal 8 Februari 1988, produksi ke-dua juta ton pada tanggal 2 Juni 1993, dan pada tanggal 12 Desember 1997 dihasilkan produksi ke-tiga juta ton dan mencapai ke-empat juta ton pada tanggal 16 Desember 2003, pada tanggal 11 Januari 2008 mencapai produksi ke-lima juta ton. Produk INALUM menjadi komoditas ekspor dengan tujuan utama Jepang dan juga dipasarkan untuk konsumsi dalam negri. Umumnya produsen dalam negri yang menggunakan aluminium untuk industri hilir seperti produk ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. PT. INALUM telah mendapat sertifikat ISO 9001:2000, sebuah standar international untuk menjamin mutu produksi, instalasi dan service. Aluminium ingot produksi INALUM mempunyai tingkat kemurnian 99,70, 99,90 dan 99,92. Peleburan aluminium INALUM di Kuala Tanjung memproses alumina menjadi logam aluminium dengan memakai alumina, karbon dan tenaga listrik sebagai bahan baku utama. Pada peleburan ini terdapat 3 bagian utama Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 untuk proses produksi yaitu Bagian Tungku Reduksi, Bagian Karbon dan Bagian Penuangan serta fasilitas penunjang. 3.Pengendalian Dampak Lingkungan. INALUM sangat memperhatikan pengendalian polusi guna mencegah dampak operasi peleburan. Investasi cukup besar telah dilakukan untuk manajemen lingkungan berkaitan dengan aktivitas peleburan, terutama sekali untuk sistem pengendalian emisi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan pengoperasian pabrik. Pabrik peleburan dilengkapi dengan sistem pembersih gas untuk menghindari pencemaran gas buang termasuk flourida dan debu yang keluar dari tungku reduksi serta SOx dan Ter dari proses pemanggangan anoda. Pabrik juga dilengkapi dengan 27 unit pembersih gas kering yang dihubungkan ketiga gedung reduksi untuk membersihkan tungku reduksi. Untuk membersihkan emisi gas yang keluar dari tungku untuk membersihkan emisi gas alumina disemprotkan ke aliran gas yang mengandung flourida. Hampir semua flourida dalam gas bereaksi dengan alumina dan terserap. Alumina yang telah mengandung flourida serta partikel-partikel lain tersebut kemudian dimasukkan kembali kedalam tungku reduksi sementara gas yang telah bersih dikeluarkan melalui cerobong. Sistem recovery dan recycling dari flourida ini tidak saja bermanfaat bagi pengendalian dampak lingkungan, tetapi juga merupakan penghematan yang cukup besar yang hampir dapat menutup biaya pengoperasian pembersih gas kuning. Selain itu juga perusahaan mengadakan pemantauan terhadap zat-zat pencemar baik dilingkungan pabrik maupun disekitarnya. Pemantauan di lingkungan secara berkala terhadap emisi flourida yang terdapat diudara, pada pertumbuhan dan ditanah serta SOx yang terdapat di udara. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 4.Pelabuhan Kegiatan impor bahan baku dan pengapalan produknya, perusahaan telah membangun sebuah pelabuhan pada bagian timur pabrik peleburan dengan 3 buah dermaga yaitu dermaga A,B,C. Untuk mendapatkan kedalaman laut yang ideal, dermaga ini dibangun menjorok sepanjang 2,5 km ke tengah laut dengan jembatan yang menghubungkannya ke darat. Pelabuhan ini mempunyai kapasitas muat sebesar 1500mt sampai 2000mt dan kapasitas bongkar 4000mthari. Dermaga A dengan kapasitas 25.000 DWT dipakai khusus untuk membongkar bahan baku dan bahan-bahan keperluan operasi pabrik lainya. Dermaga B dengan kapasitas 16000 DWT dipakai untuk pengapalan batangan aluminium ingot dan dermaga C dengan kapasitas 3000 DWT yang digunakan untuk membongkar peralatan pada masa pembangunan proyek dan guna kepentingan umum, diserahkan kepada pemerintah pada tanggal 24 April 1984.

5. Karyawan dan Alih Teknologi.

a. Karyawan. Karyawan perusahaan berjumlah sekitar 2.300 orang dari berbagai tingkatan dan latar belakang pendidikan dan datang dari berbagai daerah di indonesia. Mereka bekerja di PLTA, pabrik aluminium, Kantor Penghubung Medan serta kantor pusat di Jakarta. Sebagaian besar karyawan adalah warga masyarakat sekitar daerah pabrik peleburan dan PLTA dan sebagian lagi datang dari berbagai daerah dipropinsi Sumatera Utara, Karyawan sarjana direkrut dari berbagai perguruan tinggi di indonesia. Sesuai dengan perjanjian induk perusahaan telah mengadakan program latihan yang bersifat Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 komprehensif baik di Indonesia maupun luar negri bagi karyawannya. Pada awal masa pembangunan, INALUM telah mengirim lebih 100 karyawan untuk mengikuti pelatihan di Jepang mereka menjalani pelatihan selama 6 sampai 12 bulan untuk menjadi tenaga inti dalam pengoperasian pabrik sementara itu sejumlah pekerja Indonesia pada kontraktor INALUM juga mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di Jepang. Melalui proses inilah alih teknologi dapat dilaksanakan dengan lancar amat disadari bahwa pabrik peleburan aluminium dan PLTA membutuhkan teknologi tinggi dan canggih. Karyawan juga mendapat kesempatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka di bidang manajemen, teknik dan lain-lain yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia pada pusat pendidikan dan latihan HRD yang didirikan oleh perusahaan di Tanjung Gading. b. Alih Teknologi Pelatihan yang diberikan pada karyawan Indonesia pada awal pembangunan, dari tahun 1979 sampai dengan tahun 1982 merupakan sebuah pengenalan pada permulaan operasi peleburan dan PLTA. Lima tahun berikutnya pada permulaan operasi yaitu dari tahun 1982 sampai 1987 merupakan tahap alih teknologi dalam bidang operasi dan lima tahun berikutnya dari tahun 1987 sampai 1992 merupakan alih teknologi untuk know- how. Sejak tahun 1992 sebuah program sistematis untuk peningkatan teknologi peleburan diterapkan oleh perusahaan guna meningkatan persaingan, yaitu meningkatkan produktivitas, mengurangi pemakaian energi serta bahan baku dan memproduksi produk aluminium dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi dalam jumlah yang lebih besar. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 Sekarang peleburan telah dapat menaikkan produktivitas sekitar 11 potensi kapasitas produksi adalah sebesar 250.000 MTTahun bukan lagi 225.000 MTTahun mengurangi pemakaian tenaga listrik sekitar 2 dan pemakaian karbon sekitar 10 dari desain semula.

6. Sertifikat ISO

Salah satu persyaratan menjadi pemain kunci adalah kemampuan melaksanakan proses kerja, proses produksi dan servis berdasarkan metode standar global yang disebut ISO, sebuah metode yang pada prinsipnya telah diterapkan oleh Inalum sejak awal dalam memproduksi aluminium ingot. Komitmen perusahaan sejak awal pendirianya perduli terhadap kelestarian alam dan lingkungan telah pula dilengkapi dengan berhasilnya PT.INALUM memperoleh sertifikat ISO 14001:1996 pada tanggal 5 April 2002 sertifikat ini kemudian diperbaharui menjadi sertifikat ISO 14001:2004 yang mulai berlaku sejak 5 April 2005 sementara itu pada tahun 2003 PT.INALUM juga telah berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 yang mulai berlaku pada tanggal 9 Oktober 2003 Sedangkan untuk evolusi PROPER dalam bidang Lingkungan, INALUM telah mendapatkan ”Bendera Biru” dan ” Bendera Emas” dalam bidang SMK 3.

C. Desain Pekerjaan divisi Inalum Internal Auditor IIA

Inalum Internal Auditor IIA adalah divisi yang bertugas untuk mengawasi jalannya kegiatan di dalam PT. INALUM. Berikut adalah rangkaian desain pekerjaan pada divisi IIA Inalum Internal Auditor. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 I WORKING PAPER OF AUDIT PROGRAM RELATED TO THE AUDIT ON FINANCE SECTION – HEAD OFFICE JFA – GENERAL AUDIT CYCLE VII 1. Memeriksa apakah struktur organisasi dibuat telah sesuai dengan jenjang jabatannya. 1.ORGANIZATION CHART 2. Memeriksa apakah job description dibuat telah sesuai dengan job assignment perusahaan. 3. Memastikan tidak ada jabatan rangkap. 4. Memeriksa apakah system Internal Control berjalan baik untuk: Pengeluaran cek, petty cash fund, sistem Akuntansi dll. 1. Memeriksa apakah Protean telah digunakan untuk membantu pekerjaan 2.PROTEAN SYSTEM JFA. 2. Memeriksa apakah ada fasilitas Protean yg belum digunakan JFA. 3. Memeriksa apakah data yang di entry tepat waktu sehingga data yangg ada adalah uptodate dan akurat. 4. Memeriksa apakah system Avantis Link dengan central Account. 5. Memeriksa system securitynya sudah dapat meng-cover terjadinya resiko yang mungkin bisa terjadi. Misalnya perubahan angka keuangan yg sengaja dilakukan setelah approval diberikan, dsb. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 1. Meminta daftar pengeluaran kas dan memeriksa apakah ada pengeluaran kas yang tidak mendapat otoritas baik oleh pimpinan atau bertentangan dengan peraturan perusahaan WI. Caranya adalah dengan membandingkan daftar pengeluaran kas dengan daftar pengeluaran yang diizinkan dalam peraturan jika ada, memeriksa approval nya termasuk approval level, dsb. 3.PENGELUARAN DAN PENERIMAAN KAS DAN AKUNTANSI KANTOR PUSAT 2. Memerikasa apakah penerimaan dan pengeluaran kas telah di record dengan benarakurat di protean dan tepat waktu serta didukung oleh dokumen yang syah. 3. Memeriksa apakah system security di Protean telah cukup baik. Memeriksa bahwa tidak memungkinkan terjadinya perubahan transaksi oleh orang yang tidak berhak. 4. Memeriksa apakah ada transaksi penerimaan dan pengeluaran yang tidak di buku- kan di record. 5. Memeriksa pencairan foreign currency adalah sesuai dengan rate yang berlaku pada saat pencairan. 1. Memastikan bahwa semua penerimaan dan pengeluaran rekening bank telah di record dalam Bank Statement dan sesuai jumlah dan tanggal pembukuannya. 4.PENGELOLAAN REKENING BANK KANTOR PUSAT 2. Memeriksa apakah penerimaan dan pengeluaran bank telah didukung oleh bukti- bukti yang syah. 3. Memastikan bahwa akseptasi pengeluaran cek diverifikasi dan diotorisasi oleh 2 orang pejabat yang berhak. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 4. Memeriksa out-standing cekDeposit in TransitBank Transfer pada bulan berjalanpada akhir bulan telah dibukukan dengan jumlah yang benar pada Bank Statement pada bulan berjalanbulan berikutnya. 5. Memastikan adanya Bank rekonsiliasi pada akhir bulan. Memeriksa bukti-bukti pendukung bank rekonsiliasi. Telusuri jika ada penyimpangan bank rekonsiliasi. 6. Memeriksa semua transaksi pengeluaran dan penerimaan kas telah direcord secara akurat dan tepat waktu. 7. Memeriksa apakah saldo akhir Bank Statement pada bulan berjalan sama dengan saldo akhir Cash in Bank pada Accounting Book. 8. Memeriksa Certificate Deposito dan memastikan bunganya telah dibukukan dalam rekening bank dan di record dalam accounting book. 9. Memastikan bahwa deposito di tempatkan pada bank yang menawar bunga kompetitif dengan cara membandingkan penawaran bunga antar bank dengan penempatan deposito perusahaan. 1. Memeriksa dan mengevaluasi kebijakan perusahan, dasar peraturannya dan aktual pelaksanaannya. 5.MANAJEMEN SELURUH KEBIJAKAN PERPAJAKAN PERUSAHAAN 2. Memeriksa jenis pajak yang dibayar kantor pusat JFA dan kesesuaianya dengan peraturan perusahaan yang diberikan kepada JFA. 3. Memeriksa apakah pajak telah dibayar sesuai waktunya. 4. Memeriksa bukti setoran pajak dan jumlah setorannya. 5. Memeriksa restitusi pajak apakah telah diterima tepat waktu. 6. Memeriksa secara sample kebenaran perhitungan pajak. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 1. Memeriksa daftar pinjaman dan alat control pembayaran pinjaman beserta bunganya. 6.PEMINJAMAN DAN PEMBAYARAN PINJAMAN SERTA PEMBAYARAN BUNGA PINJAMAN 2. Memeriksa kebenaran kalkulasi pinjaman dan bunganya. 3. Memeriksa apakah jumlah pembayaran pinjaman dan bunganya telah sesuai dengan perhitungan tersebut. 4. Memastikan bahwa implementasi pinjaman telah sesuai dengan peraturan perusahaan. 5. Memeriksa adanya bukti pembayaran pinjaman dan bunganya. 1. Mempelajari peraturan perusahan dan pemerintah terkait hal tersebut diatas. 7.KOORDINASI DENGAN INSTANSI PEMERINTAHLEMBAGA TERKAIT DALAM HUBUNGAN PERPAJAKAN DAN PEMBAYARAN HUTANG. 2. Memeriksa bukti-bukti pelaksanaannya apakah sesuai dengan hal tersebut diatas. 1. Meminta dan memeriksa transaksi budget kantor pusat dibawah pengawasan JFA. 8.MEMBANTU DEPARTEMEN PERENCANAAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN UNTUK KANTOR PUSAT 2. Mempelajari peraturan kantor sehubungan dengan pelaksanaan dan pengawasan budget. 3. Memeriksa apakah ada penyimpangan pelaksanaan budget yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan. 4. Memeriksa apakah ada pelaksanaan transaksi budget sebelum budget di setujui. 5. Memeriksa apakah otorisasi budget telah dilakukan oleh yang berwenang. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 6. Memeriksa apakah ada table control pengawasan budget. 7. Memeriksa apakah ada pelanggaran limitasi budget yang di approve JFA. 1. Meminta latest List of Fixed Asset. 9.ASSET CONTROL 2. Melakukan verifikasi atas keberadaan fixed asset baik penambahan dan disposalnya. 3. Memeriksa bahwa pembelian disposal fixed asset telah masukdidelete dari List of Fixed Asset. II Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 WORKING PAPER OF AUDIT PROGRAM RELATED TO THE AUDIT ON PROCUREMENT SECTION a Keberadaan Org. Chart periksa atas keberadaan struktur organisasi SPM. SPM- GENERAL AUDIT CYCLE XII 1. Organization Structure b Validitas Org.Chart telusuri apakah struktur organisasi tersebut di update atau tidak. c Job Description periksa apakah Job Description telah dibuat secara jelas dan tidak bias. d PIC Name periksa terhadap keseluruhan PIC namenya. e Concurrent Job pastikan tidak ada jabatan rangkap di SPM. f Periksa apakah pembagian tugas tanggung jawab sudah sesuai internal control yang baik.

2. Receiving RFP

a Budget 1. Apakah RFP diproses setelah adanya approval budget RFA oleh SPA. 2. Telusuri apakah budget dalam RFP sesuai dengan AMP nya. b RFP 1. Apakah RFP segera diproses sesuai dengan ketentuan waktu. 2. Cek tanggal penerimaan RFP. 3. Cek tanggal approval RFP. 4. Telusuri apakah dokumen pendukung RFP sudah lengkap. TS, Blank BQ, Price Reference c Preparing Tender Document, yang meliputi : Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 1. Request For Procurement Execution 2. Request For Quotation. Langkah-langkah Audit : 1 Apakah tender document tersebut sesuai dengan ketentuan waktunya sejak RFP di approve SPM. 2 Apakah tender schedule dibuat sesuai dengan ketentuan waktu. 3 Telusuri apakah rekomendasi bidder sesuai dengan ketentuan dan kualifikasi di DPM. 4 Apakah penawar yang diundang sesuai dengan rekomendasi dalam RFPE. 5 Apakah tanggal penerimaan RFQ oleh bidder sesuai dengan ketentuan tertulis. 6 Apakah tenggang waktunya memungkinkan bidder melakukan penawaran. 7 Apakah jumlah peserta tender yang diundang sebanyak- banyaknya sesuai dengan bidang dan kelasnya untuk mendukung prinsip efisien, terbuka,dan bersaing. 8 Apakah ada bukti penerimaan RFQ oleh bidder. 9 Cek nama dan tanda tangannya. 10 Cek penerimaan Fax dari supplier. 11 Cek email dari supplier. 12 Cek buku ekspedisi.

3. Tender Process

a 1. Apakah ada minutes of meeting Tender Briefing. Tender Briefing Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 2. Apakah peserta TB diikuti seluruh peserta tender, requester, SPA dan pihak- pihak yang terkait. 3. Apakah perbedaanperubahan spect TB. 4. Telusuri bagaimana mekanisme mengundang bidder dalam TB. 5. Apakah mekanisme TB dituangkan dalam PM and WI. 6. Apakah tanggal undangan TB yang dikirim ke bidder waktunya cukup untuk menghadiri TB tersebut. 7. Apakah semua bidder dikirim undangan TB. 8. Telusuri apakah TS dan BQ dan tata cara evaluasi telah diberikan oleh supplier dan buktikan ada tanda terimanya. 9. Apakah pagu anggaran dinyatakan kepada seluruh peserta. b 1. Telusuri apakah quotation yang diterima sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Quotation 2. Verifikasi dan cek apakah ada penerimaan quotation diluar batas waktu yang ditentukan. 3. Cek apakah ada quotation yang diterima sesuai dengan bidder yang diundang. c 1. Periksa apakah opening tender dilaksanakan sesuai dengan tanggal yang ditentukan dalam RFPE. Opening Quotation 2. Periksa apakah peserta terdiri dari bidder yang diundang. 3. Periksa apakah requester, SPM dan Finance hadir dalam opening tender. 4. Periksa apakah OT telah memenuhi persyaratan 50+1. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 5. Periksa apabila jika tidak memenuhi ketentuan diatas ada dilakukan perpanjangan waktu untuk opening tender sesuai dengan PM and WI. 6. Periksa apakah ada revisi penawaran dari bidder dalam hal spesifikasi maupun harga. 7. Cek secara keseluruhan apakah ada price list dari maker maupun distributor.

4. Evaluation

a Telusuri apakah Request for TE sudah dikirim ke requester setelah OT dibuka. b Cek berapa lama TE diterima dari requester sejak RFTE dikirim. c Periksa apakah ada action dari SPM terhadap TE yang masuk melebihi batas waktu yang ditentukan pada RFTE. d Periksa apakah TE result berdekatanmelebihi validity time. e Cek apakah ada ketentuan dasar dalam menentukan bisnis evaluasi teknikal evaluasi f Periksa apakah passing grade yang ditetapkan dalam bisnis evaluasi dibuat ketentuan yang berlaku. g Periksa apakah passing grade untuk joint evaluasi Teknis dan Bisnis totalnya telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan dan pelaksanaannya telah konsisten. h Telusuri apakah teknikal klarifikasi telah diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. i Periksa apakah dasar dari pelaksanaan Teknikal klarifikasi. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 j Periksa apakah spesifikasi yang diklarifikasi telah dibicarakan dalam tender briefing. k Periksa apakah telah ditentukan persyaratan peserta yang mengikut i tender briefing untuk bidder jika ada cek status pesertanya. l Cek apakah dasar SPM dalam penentuan pemenang tender. m Telusuri apakah pemenang tender sesuai dengan rekomen-dasi dalam TE Joint Evaluation dengan harga yang termurah.

5. Price Negotiation

a Cek apakah ada benchmark SPM dalam mengadakan proses negosiasi. b Cek apakah penyebab dari pelaksanaan negosiasi harga. c Cek berapa lama length days dalam proses negosiasi harga.

6. Contract

a Cek apakah dalam pembuatan OTC sesuai dengan ketentuan yang berlaku RFUD b Cek apakah ada tertera klausul seperti : Warranty, Delivery Date, Penalty, Retention Money, Approval Level Signature, Attachment Kontrak Spec. and Quantity. c Periksa setiap halaman pada kontrak harus diparaf cek kekonsistenannya. d Periksa apakah spesifikasi kontrak sesuai dengan Technical SpecTender briefing. e Cek apakah tanggal kontrak dilakukan setelah RFAB atau negosiasi. f Cek apakah Amandemen kontrak dilakukan bila ada ketentuan yang tidak dapat dilakukan dalam kontrak. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 g Periksa apakah pelaksanaan split kontrak sesuai dengan WI. h Periksa apakah ada pemenang kontrak yang mensubkan pekerjaan ke kontraktor lain dan periksa bagaimana WInya. i Cek apakah untuk barang keagenan harus sesuai dengan harga dalam price list.

7. Delivery Order

a Cek apakah delivery order sesuai dengan kontrak seperti : tanggal, spesifikasi dan quantity. b Periksa apakah claim of Misdelivery telah dilakukan secepatnya dan sesuai dengan ketentuan. c Telusuri apakah barang yang di claims karena out of spec ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan. d Telusuri apakah barang yang diterima dilengkapi dengan dokumen yang syah dan disyaratkan dalam kontrak seperti maker certificate. e Telusuri apakah joint inspection telah dilakukan oleh SPM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. RFE

a Telusuri apakah RFE diproses sesuai dengan ketentuan. b Telusuri apakah RFE dilakukan untuk barang yang belum pernah dibeli. c Telusuri apakah bidder yang direkomendasikan cukup untuk memperoleh informasi harga yang kompetitif. d Telusuri apakah dasar dalam penunjukkan bidder.

9. Avantis System

Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 a Telurusi sejauh mana avantis menunjang pekerjaaan SPM dengan cara observasi ke PIC avantis di SPM. b Pertanyakan kepada PIC SPM atas apa saja yang diinput di avantis dan ikuti seluruh prosesnya, termasuk price reference. c Periksa apa saja fasilitas yang ada di avantis dengan cara ambil datanya dan print screen menunya. d Periksa apa saja fasilitas avantis yang belum di gunakan oleh SPM : 1. Ambil datanya. 2. Print screen menunya. 3. Tanyakan mengapa fasilitas tersebut tidak digunakan buat berita acaranya dan ditandatangani oleh JM SPM. 4. Buat saran dan point penting atas fasilitas avantis dari IIA e Dalam hal Security : 1. Periksa bagaimana Approvalnya. 2. Periksa apakah avantis tersebut dipergunakan oleh SPM. 3. Adakan wawancara dengan PIC data avantis buat BAP dan ditandatangani oleh JSPM 4. Pertanyakan seberapa jumlah bidder yang bisa diundang. 5. Pertanyakan mengapa pasal dalam WI menyatakan minimal 3 bidder yang diundang wawancara ke MS SPM.

10. Evaluasi Supplier, Performance Punishment.

a Lakukan evaluasi terhadap : 1. Syarat-syarat untuk jadi supplier. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 2. Konsistensi pelaksanaan terhadap supplier yang sudah ada baru mengenai 3. Cek keberadaan : a Kantor b Modal Usaha c Pengalaman d Organization Chart e Referensi terdaftar di perusahaan mana saja, dan referensi dari perusahaan mana yang terdaftar tentang performannya f Perizinan g Sejak kapan terdaftar di Inalum h Evaluasi performance dari SPM dan punishmentnya jika ada i Dokumen administrasi tidak memenuhi syarat tetapi diterima. j Tidak ada legalisasi dokumen. k Fasilitas kantor, perumahan dan gudang bagi kontraktor l Kontak saran untuk keluhan supplier Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Responden Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuesioner kepada 20 orang responden, dimana responden yang menjawab penelitian ini adalah karyawan pada divisi IIA di PT.Inalum, Kuala Tanjung. Berikut ini diperlihatkan data karakteristik responden yang dilihat dari segi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja berkaitan dengan data variabel penelitian berikut : Tabel 4.1 Usia Responden Usia Jumlah Persentase 30 – 40 tahun 40 – 50 tahun 50 tahun 7 5 8 35 25 40 Jumlah 20 100 Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas usia responden adalah 30 - 40 tahun adalah sebesar 35, usia 40-50 tahun adalah sebesar 25, dan usia 50 tahun adalah sebesar 40 Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase SLTA Diploma Sarjana 1 6 12 10 30 60 Jumlah 20 100 Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan responden adalah Sarjana sebesar 60 dan Diploma 30 Tabel 4.3 Masa Kerja Responden Masa kerja Jumlah Persentase 6 – 10 tahun 11 – 15 tahun 16 – 20 tahun 21 – 25 tahun 26 – 30 tahun 5 2 1 5 7 25 10 5 25 35 Jumlah 20 100 Tabel 4.3 menunjukkan mayoritas masa kerja responden adalah 26- 30 tahun sebesar 35, dan 21-25 tahun sebesar 25. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9

B. Deskriptif Variabel

Secara deskriptif persentase hasil penelitian dengan variabel-variabel yang diteliti terdiri dari Variabel Independen Desain Pekerjaan X dan Variabel Dependen Gairah Kerja Y. Tanggapan responden diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan 5 skor jawaban sebagai berikut Tabel 4.4 Skor Pertanyaan No. Pernyataan Skor 1. Sangat baik 5 2. Baik 4 3. Cukup 3 4. Buruk 2 5. Sangat Buruk 1 Sumber : Sugiyono, 2006 : 86 Secara keseluruhan, hasil jawaban dari butir-butir instrumen kuesioner dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Desain Pekerjaan.

Tabel 4.5 Desain Pekerjaan Sumber: Hasil penelitian diolah 2008 Butir Frekuensi SB B C Bu SBu 1 2 10 12 60 6 30 2 7 35 11 55 2 10 3 2 10 8 40 10 50 4 13 65 7 35 5 1 5 16 80 3 15 6 1 5 11 55 8 40 7 5 25 10 50 5 25 8 4 10 13 65 3 15 Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 20 orang responden untuk variabel Desain Pekerjaan pada Tabel 4.5, yaitu: a. Pada butir 1 Kejelasan Desain Kerja yang dibuat oleh atasan 10 karyawan menjawab sangat baik, 60 karyawan menjawab baik dan 30 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada karyawan yang menjawab buruk atau sangat buruk. b. Pada butir 2 Fasilitas yang diberikan perusahaan dalam mendukung pekerjaan karyawan 35 karyawan menjawab sangat baik 55 karyawan menjawab baik dan 10 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat buruk dan buruk. c. Pada butir 3 Frekuensi pendampingan atasan 10 karyawan menjawab sangat baik 40 karyawan menjawab baik dan 50 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban sangat buruk dan buruk. d. Pada butir 4 Bantuan yang diberikan atasan dalam mengerjakan tugas 13 karyawan menjawab baik dan 35 karyawan menjawab cukup dan pada butir ini tidak ada karyawan yang menjawab sangat baik, buruk dan sangat buruk. e. Pada Butir 5 Sejauh mana karyawan mengerti dengan desain yang dibuat atasan 5 karyawan menjawab sangat baik 80 karyawan menjawab baik dan 15 menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban sangat buruk dan buruk. f. Pada Butir 6 Keberagaman tugas yang dibuat oleh atasan 25 karyawan menjawab sangat baik 55 karyawan menjawab baik dan 40 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban sangat buruk dan buruk. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 g. Pada Butir 7 Pengembangan kemampuan dan keterampilan karyawan 25 karyawan menjawab sangat baik, 50 karyawan menjawab baik dan 25 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban sangat buruk dan buruk. h. Pada Butir 8 Tingkat pengusaan karyawan terhadap tugas yang diberikan 10 karyawan menjawab sangat baik 65 karyawan menjawab baik dan 15 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban sangat buruk dan buruk. Berdasarkan dari hasil jawaban para responden diatas, dapat dilihat bahwa pada pertanyaan butir 5 yaitu mengenai sejauh mana karyawan mengerti dengan desain pekerjaan yang dibuat, memiliki persentasi jawaban yang tertinggi yaitu hampir semua karyawan menjawab baik.

2. Gairah Kerja Tabel 4.6

Gairah Kerja Butir Frekuensi SB B C Bu SBu 1 3 15 15 75 1 5 1 5 2 5 25 13 65 1 5 1 5 3 5 25 11 55 4 20 4 7 35 11 55 2 10 5 6 30 11 55 3 15 6 5 25 10 50 5 25 7 3 15 7 35 8 40 1 5 1 5 8 12 60 8 40 9 4 20 13 65 3 15 Sumber: Hasil penelitian diolah 2008 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 20 orang responden untuk variabel Gairah Kerja pada Tabel 4.6, yaitu: Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 a. Pada butir 1 Kenyamanan karyawan dalam mengerjakan tugas 15 karyawan menjawab sangat baik 75 karyawan menjawab baik dan 5 karyawan menjawab cukup dan 5 menjawab buruk. Pada butir ini tidak ada karyawan yang menjawab sangat buruk. b. Pada butir 2 Penilaian karyawan terhadap perusahaan 25 karyawan menjawab sangat baik 65 karyawan menjawab baik dan 5 karyawan menjawab cukup dan 5 menjawab buruk. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat buruk. c. Pada butir 3 Lamanya seorang karyawan menyelesaikan pekerjaan 25 karyawan menjawab sangat baik 55 karyawan menjawab baik dan 20 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban sangat buruk dan buruk. d. Pada butir 4 Pencapaian target berdasarkan desain kerja 35 karyawan menjawab sangat baik dan 55 karyawan menjawab baik dan 10 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada karyawan yang menjawab buruk dan sangat buruk. e. Pada Butir 5 Kepuasan karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan 30 karyawan menjawab sangat baik, 55 karyawan menjawab baik dan 15 menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban buruk dan sangat buruk. f. Pada Butir 6 Tingkat kesenangan karyawan dalam mengerjakan pekerjaan 25 karyawan menjawab sangat baik 50 karyawan menjawab baik dan 25 karyawan menjawab cukup. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban buruk dan sangat buruk. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 g. Pada Butir 7 Apa yang diterima karyawan sesuai harapan 15 karyawan menjawab sangat baik, 35 karyawan menjawab baik dan 40 karyawan menjawab cukup 5 karyawan menjawab buruk dan 5 karyawan menjawab sangat buruk. h. Pada Butir 8 Tingkat kehadiran karyawan 60 karyawan menjawab sangat baik 40 karyawan menjawab baik. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban cukup, buruk dan sangat buruk. i. Pada Butir 9 Motivasi dari atasan untuk mengurangi absen 20 karyawan menjawab sangat baik, 65 karyawan menjawab baik dan 15 dari karyawan menjawab baik. Pada butir ini tidak ada karyawan yang menjawab buruk dan sangat buruk. Berdasarkan dari hasil jawaban para responden diatas, dapat dilihat bahwa pada pertanyaan butir 1 yaitu mengenai sejauh mana kenyamanan karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya, memiliki persentasi jawaban yang tertinggi yaitu hampir semua karyawan menjawab baik.

C. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data dapat dilihat dari output SPSS melalui gambar kurva normal p-p Plot untuk menunjukkan sebaran data penelitian jika residual normal maka nilai-nilai sebaran data terletak sepanjang garis lurus. Disini terlihat bahwa sebaran data pada chart berikut bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis lurus tersebut tidak ada terpencar dari garis lurus maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa terpenuhi. Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar scatter plot yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual yaitu selisih antara nilai X dengan Y observasi Hipotesis : a Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. b Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable:Desain kerja Vira Renata Sari pohan : P e n g a r u h D e s a i n P e k e r j a a n T e r h a d a p G a i r a h K e r j a K a r y a w a n D i v i s i I I A I n a l u m I n t e r n a l A u d i t o r P a d a P T . I N A L U M , 2 0 0 9 . U S U R e p o s i t o r y © 2 0 0 9 -2 -1 1 2 Regression Studentized Residual -1 1 2 Regressi on Standardiz ed Predict ed Val ue Dependent Variable: gairah_kerja Scatterplot Berdasarkan grafik scatter plot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atas sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Artinya model regresi layak untuk memprediksi variabel Gairah kerja Y berdasarkan Variabel Desain Kerja X pada divisi IIA Inalum Internal Auditor di PT.Inalum, Kuala Tanjung.

D. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana.