8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Rancang Bangun
Kata  “rancang”  merupakan  kata  kerja  dari  “merancang”,  yakni mengatur  segala  sesuatu  sebelum  bertindak,  mengerjakan,  atau
melakukan  sesuatu  atau  merencanakan.  Sedangkan  perancangan merupakan  kata  benda  yang  memiliki  arti  proses,  perbuatan  merancang.
Sedangkan  “rancang  bangun”  dapat  bermakna  sebagai  merancang  atau mendesain suatu bangunan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
2.2 Konsep Sistem Informasi
2.2.1 Konsep Dasar Sistem
2.2.1.1 Definisi Sistem
Membicarakan definisi sistem, tidak lepas dari definisi- definisi sistem yang diberikan oleh para ahli yang telah terlebih
dahulu  melakukan  penelitian  mengenai  sistem.  Dibawah  ini adalah definisi sistem yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
1.  Sistem adalah
sekelompok elemen
yang saling
berhubungan  atau  berinteraksi  hingga  mencapai  satu kesatuan. Namun secara luas Sistem di definisikan sebagai
sekelompok  komponen  yang  saling  berhubungan,  bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima
input serta menghasilkan output dalam proses transformasi
yang teratur O’Brien, 2004. 2.  Sistem  adalah  suatu  kesatuan  utuh  yang  terdiri  dari
beberapa  bagian  yang  saling  berhubungan  dan  berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu Wahyono, 2003.
3.  Pengertian  sistem  dilihat  dari  sudut  pandang  sistem informasi  yang  berorientasi  objek  adalah  sekumpulan
komponen yang
mengimplementasikan model
dan fungsionalitas  yang  dibutuhkan,  komponen  tersebut  saling
berinteraksi  di  dalam  sistem  guna  mentransformasi  input yang diberikan kepada sistem tersebut menjadi output yang
berguna dan bernilai bagi actor-nya Irwanto, 2006. 4.  Sistem  adalah  sekumpulan  elemen  yang  saling  terintegrasi
untuk  mencapai  tujuan  tertentu.  Sistem  juga  dapat didefinisikan  sebagai  sekelompok  elemen-elemen  yang
terintegrasi  dengan  maksud  yang  sama  untuk  mencapai suatu tujuan McLeod dan Schell, 2004.
Berdasarkan  definisi-definisi  diatas,  dapat  diambil kesimpulan  bahwa  sistem  adalah  sekelompoksekumpulan
elemen  yang  saling  berhubungan  dan  berinteraksi  sehingga mampu  merubah  input  menjadi  output  yang  berguna  untuk
mencapai tujuan.
2.2.1.2 KarakteristikElemen Sistem
Suatu  Sistem  memiliki  karakteristik  atau  sifat-sifat tertentu,  yaitu  mempunyai  komponen,  batas  sitem,  lingkungan
luar  sistem,  penghubung,  pengolah  dan  sasaran  atau  tujuan Ladjamuddin,  2005.  Berikut  ini  akan  dipaparkan  beberapa
karakteristik dari sistem, antara lain: 1.  Sistem Memiliki komponen
Suatu  sistem  terdiri  dari  sejumlah  komponen  yang  saling berinteraksi,  bekerja  sama  membentuk  satu  kesatuan.
Komponen-komponen  sistem  dapat  berupa  suatu  subsistem atau  bagian-bagian  dari  sistem.  Setiap  sistem  tidak  peduli
betapapun kecilnya,
selalu mengandung
komponen- komponen  atau  subsistem-subsistem.  Setiap  subsistem
mempunyai  sifat-sifat  dari  sistem  untuk  menjalankan  suatu fungsi  tertentu  dan  mempengaruhi  proses  sistem  secara
keseluruhan.  Suatu  sistem  dapat  mempunyai  sistem  yang lebih  besar  yang  disebut  supra  sistem,  misalnya  suatu
perusahaan  dapat  disebut  dengan  suatu  sistem  dan  industri yang  merupakan  sistem  yang  lebih  besar  dapat  disebut
dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem.
2.  Sistem Memiliki Batas Sistem Boundary Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem  dengan  sistem  yang  lainnya  atau  dengan  lingkungan luarnya.  Batas  sistem  ini  memungkinkan  suatu  sistem
dipandang  sebagai  suatu  kesatuan.  Batas  suatu  sistem menunjukkan ruang lingkup scope dari sistem tersebut.
3.  Sistem Memiliki Lingkungan Luar Sistem Environment Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi
operasi sistem. 4.  Sistem Memiliki Penghubung Sistem Interface
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
5.  Sistem Memiliki Masukan Sistem Input Merupakan  energi  yang  dimasukkan  ke  dalam  sistem.
Masukan  dapat  berupa  masukan  perawatan  maintenance input
dan masukan sinyal signal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat
beroperasi.  Signal  input  adalah  energi  yang  diproses  untuk didapatkan  keluaran.  Sebagai  contoh  didalam  sistem
komputer,  program  adalah  maintanance  input  yang digunakan  untuk  mengoperasikan  komputernya  dan  data
adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6.  Sistem Memiliki Keluaran Sistem Output Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output
dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain. 7.  Sistem Memiliki Pengolah Sistem Process
Merupakan bagian  yang  memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan
8.  Sistem Memiliki Sasaran Sistem Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak
mempunyai  sasaran,  maka  operasi  sistem  tidak  akan  ada gunanya.
2.2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem  dapat  diklasifikasikan  dari  berbagai  sudut pandang, diantaranya sebagai berikut Jogiyanto, 2005.
1.  Sistem abstrak abstract system dan sistem fisik physical system
2.  Sistem alamiah natural system dan sistem buatan human made system
3.  Sistem  tertentu  deterministic  system  dan  sistem  tak  tentu probabilistic system
4.  Sistem  tertutup  closed  system  dan  sistem  terbuka  open system
.
2.2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.2.1 Definisi Informasi
Dibawah ini
adalah definisi
informasi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli: 1.  Informasi  adalah  rangkaian  data  yang  mempunyai  sifat
sementara,  tergantung  dengan  waktu,  mampu  memberi kejutan  atau  surprise  pada  yang  menerimanya  Witarto,
2004. 2.  Informasi  adalah  data  yang  telah  diolah  menjadi  bentuk
yang  berguna  bagi  penerimanya  dan  nyata,  berupa  nilai yang  dapat  dipahami  didalam  keputusan  sekarang  maupun
masa depan Davis, 2004. 3.  Informasi didefinisikan sebagai hasil dari pengelolaan data
dalam  bentuk  lebih  berguna  dan  lebih  berarti  bagi penerimanya  yang  menggambarkan  suatu  kejadian  nyata
yang  digunakan  untuk  pengambilan  keputusan  Jogiyanto, 2005.
4.  Informasi  merupakan  hasil  dari  pengolahan  data  menjadi bentuk  yang  lebih  berguna  bagi  yang  menerimanya  yang
menggambarkan  suatu  kejadian-kejadian  nyata  dan  dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan
Wahyono, 2003.
5.  Secara  singkat,  informasi  dapat  didefinisikan  sebagai sebuah data yang telah diproses atau sebuah data yang telah
memiliki arti McLeod dan Schell, 2004. Kesimpulannya,  informasi  adalah  sekumpulan  data
yang  telah  diolah  dan  menjadi  lebih  berguna,  bersifat sementara,  menggambarkan  suatu  kejadian  dan  dapat
digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan.
2.2.2.2 Kualitas Informasi
Kualitas  Informasi  sangat  dipengaruhi  atau  ditentukan oleh  tiga hal Witarto, 2004 yaitu ;
1.  Informasi harus tepat, akurat. Dalam  hal  ini,    informasi  harus  bebas  dari  kesalahan-
kesalahan  dan  jelas  mencerminkan  maksudnya,  informasi dikatakan  akurat  jika  seluruh  kebutuhan  informasi
terpenuhi  dan  tepat  tersampaikan  pada  user  akhir  end user.
2.  Informasi harus tepat waktu Informasi  yang  datang  pada  penerima  tidak  boleh
terlambat.  Informasi  yang  sudah  usang  tidak  akan mempunyai  nilai  lagi,  karena  informasi  merupakan
landasan didalam
pengambilan keputusan.
Bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal
untuk organisasi.
3.  Informasi harus relevan Informasi
mempunyai manfaat
untuk pemakainya.
Relevansi  tiap-tiap  informasi  bagi  orang  yang  satu  dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas
akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa lalu, hari ini,  dan  masa  depan  sebagai  sebuah  bentuk  aktivitas  yang
kongkrit  dan  mampu  dilaksanakan  dan  dibuktikan  oleh siapa saja.
2.2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.3.1 Definisi Sistem Informasi
Dibawah  ini  merupakan  definisi  sistem  informasi  yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
1.  Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan
sumberdaya  data  yang  mengumpulkan,  mengubah,  dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi O’Brien,
2005. 2.  Sistem  Informasi  adalah  suatu  cara  tertentu  untuk
menyediakan  informasi  yang  dibutuhkan  oleh  organisasi untuk  beroperasi  dengan  cara  yang  sukses  dan  untuk
organisasi  bisnis  dengan  cara  yang  menguntungkan Wahyono, 2003.
3.  Sistem  Informasi  merupakan  sistem,  yang  berisi  jaringan SPD  Sistem  Pengolahan  Data,  yang  dilengkapi  dengan
kanal-kanal  komunikasi  yang  digunakan  dalam  sistem organisasi data Witarto, 2004.
4.  Sistem  Informasi  adalah  suatu  sistem  didalam  suatu organisasi  yang  mempertemukan  kebutuhan  pengolahan
transaksi  harian,  mendukung  operasi,  bersifat  manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan Jogiyanto, 2005.
Berdasarkan  definisi-definisi  diatas,  dapat  disimpulkan bahwa  sistem  informasi  adalah  sebuah  sistem  yang
terkombinasi  dari  orang-orang,  hardware,  software,  jaringan komunikasi,  dan  sumberdaya  data.  Yang  dibutuhkan  oleh
sebuah  organisasi  dalam  melakukan  aktivitas  manajerial  serta mampu menyediakan dan menyebarkan informasi secara cepat
dan akurat.
2.2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut  dengan  istilah  blok  bangunan  building  block  yaitu
blok masukan, blok model. Blok keluaran, blok teknologi, blok basis  data,  dan  blok  kendali.  Sebagai  sebuah  sistem,  keenam
blok  tersebut  masing-masing  saling  berinteraksi  satu  dengan
yang  lainnya  membentuk  satu  kesatuan  untuk  mencapai sasarannya Jogiyanto, 2005.
1.  Blok Masukan Input
Input mewakili  data  yang  masuk  ke  dalam  sistem
informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk  menangkap  data  yang  akan  dimasukkan,  yang  dapat
berupa dokumen-dokumen dasar.
2.  Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik  yang  akan  memanipulasi  data  input  dan  data
yang  tersimpan  di  basis  data  dengan  cara  tertentu  untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3.  Blok keluaran output
Produk  dari  sistem  informasi  adalah  keluaran  yang merupakan  informasi  yang  berkualitas  dan  dokumentasi
yang  berguna  untuk  semua  tingkatan  manajemen  serta pemakai sistem.
4.  Blok teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” toolbox dalam sistem informasi.  Teknologi  digunakan  untuk  menerima  input,
menjalankan  model,  menyimpan  dan  mengakses  data, menghasilkan  dan  mengirimkan  keluaran  dan  bantuan
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5.  Blok Basis Data
Basis  data  merupakan  kumpulan  dari  data  yang  saling berhubungan  satu  dengan  yang  lainnya,  tersimpan  di
perangkat  keras  komputer  dan  digunakan  perangkat  lunak
untuk memanipulasinya. 2.3
Konsep Virtual Manuscript Collection 2.3.1
Definisi Manuscript
Manuscrip t  Naskah  adalah  semua  peninggalan  tertulis
nenek  moyang  kita  pada  kertas,  lontar,  kulit  kayu,  dan  rotan Djamaris, 2008.
Komponen-komponen dari
manuscript ,
khususnya manuskrip  yang  di  koleksi  oleh  Museum  Kebudayaan
SAMPARAJA Bima adalah sebagai berikut Salahuddin, 2007: 1.  Nomor  naskah,  yang  merupakan  nomor  urut  naskah  yang
diberikan oleh Museum Kebudayaan SAMPARAJA Bima. 2.  Nama naskah, merupakan nama dari naskah.
3.  Ukuran  naskah,  ukuran  yang  dimiliki  oleh  naskah  panjang  x lebar naskah
4.  Jumlah halaman, total halaman pada setiap judul manuskrip. 5.  Jumlah  baris,  jumlah  baris  yang  ada  pada  setiap  judul
manuskrip. 6.  Panjang baris, panjang baris setiap manuskrip.
7.  Huruf, jenis huruf yang digunakan pada setiap manuskrip.
8.  Bahasa, bahasa yang digunakan pada setiap manuskrip. 9.  Warna  tinta,  warna  tinta  yang  digunakan  pada  penulisan
manuskrip. 10. Watermark, jenis dan model hiasanframe pada manuskrip
11. Chain-line, ukuran bukujilid kumpulan manuskrip. 12. Kondisi naskah, kondisi naskah serta kerusakan  yang terdapat
pada manuskrip.
2.3.2 Definisi Virtual Collection
Virtual  Collection Koleksi  Virtual  adalah  sekumpulan
berbagai  macam  bentuk  sumber  daya  data  yang  menyajikan maksud  tertentu  dari  sebuah  penelitian  yang  meng-cover  sumber
daya  dari  berbagai  tempat  penyimpanan  yang  kemungkinan  besar dapat  digunakan  kembali  oleh  peneliti  dan  tim  yang  berbeda
CLARIN:Common Language
Resources and
Technology Infrastructure
, 2010. Berdasarkan  definisi  manuscript  dan  virtual  collection
diatas,  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  virtual  manuscript collection
adalah  sekumpulan  berbagai  macam  bentuk  manuscript yang dikumpulkan secara virtual dan dapat diakses dengan mudah,
untuk memenuhi penelitian ataupun tugas-tugas tertentu.
2.4 Konsep Pelestarian Peninggalan Kebudayaan
2.4.1 Manuscript Sebagai Bagian Peninggalan Kebudayaan
Di  tengah  warisan  kebudayaan  Indonesia  masa  lalu, manuscript
naskah lama sering kali di abaikan. Naskah dianggap kurang  lebih  sama  dengan  teks,  khususnya  teks  tradisional,  dan
oleh  karena  itu  menjadi  mata  perhatian  orang  tertentu  saja, khususnya para pustakawan dan filolog. Akan tetapi tanpa disadari
naskah  itu  mempunyai  dimensi  dan  makna  yang  jauh  lebih  luas, karena  merupakan  hasil  tradisi  yang  melibatkan  berbagai
keterampilan dan sikap budaya Loir, 2001. Dunia  naskah  patut  diamati  dari  berbagai  segi.  Para  ahli
Kodikologi  meneliti  naskah  sebagai  sebuah  artefak.  Para  ahli Filologi mempelajari teks kandungan naskah dan teknik pembuatan
naskah.  Segi  estetis  pun  sangat  menarik,  mengingat  banyaknya naskah  yang  memuat  gambar  yang  indah,  yang  jarang  sekali
disebut  dalam  buku-buku  perkembangan  seni  rupa  di  Indonesia. Dari  segi  yang  lainnya,  berbagai  sistem  tulisan  yang  di  pakai  di
Indonesia sepanjang sejarah, baik tulisan tipe India maupun tulisan Arab  dan  Latin,  masih  kabur  sejarahnya.  Dunia  pernaskahan
sebenarnya  lebih  luas  lagi.  Naskah  mengandung  informasi  yang berlimpah. Isi naskah itu tidak terbatas kepada kususastraan tetapi
mencakup  berbagai  bidang  lain  seperti  agama,  sejarah,  hukum, adat,  obat-obatan,  teknik,  dan  lain-lain.  Maka  daripada  itu  sudah
sepatutnya  kita  sedikit  banyak  belajar  melalui  naskah  sebagai warisan peninggalan budaya Loir, 2001.
2.4.2 Warisan Budaya dan Pelestariannya
Warisan  budaya  Indonesia,  seperti  halnya  warisan  budaya pada umumnya, dapat digolongkan atas yang tangible benda yang
dapat  disentuh  dan  yang  intangible  tak  benda  dan  tak  dapat disentuh. Namun kitapun dapat menggolongkan semua itu atas:
1.  Yang  merupakan  warisan  masa  lalu,  atau  warisan  suku-suku bangsa Indonesia.
2.  Hasil  karya  masa  kini,  mulai  sejak  adanya  Kesatuan  Republik Indonesia.
Pelestarian  terhadap  warisan  budaya  berarti  melestarikan eksistensinya,  dengan  membuka  segala  peluang  untuk  perubahan
dan  perkembangan.  Presentasi  warisan  budaya  di  museum- museum,  pada  dasarnya  perlu  diimbangi  dengan  adanya  kiat-kiat
pendidikan formal maupun informal dimana berbagai kandungan budaya  yang  diwariskan  itu  diajarkan  terus  menerus  bisa  sambil
dibahas  dan  dikembangkan  agar  tidak  punah.  Terkait  dengan pelestarian  ini  adalah  upaya  perlindungan  hukum  terhadap
khasanah  budaya  tradisi  dari  berbagai  suku  bangsa  di  Indonesia, agar  tidak  dimanfaatkan  dengan  semena-mena  untuk  tujuan
komersial oleh bangsa-bangsa lain Sedyawati, 2007.
2.5 Dalil  Al-
Qur’an  dan  Al-Hadits  Tentang  Pelestarian  Peninggalan Kebudayaan
Dalil  A- Qur’an  yang  memberikan  gambaran  bahwa  kisah-kisah
yang terkandung di dalam  manuscript merupakan peninggalan  yang patut dipelajari  karena  banyak  mengandung  ilmu  pengetahuan.  Hal  itu  terdapat
pada QS. Yususf Ayat 111 dibawah ini.
ذَ ا قْيدْصت  ْ ر ْفي  ثْيدح  ك    ْ ِا  ْ ِ  رْ ع  صصق يف  ك ْدق
ي  ْ ق   ْح    د      ِ ك  ْ صْفت    ْيدي  ْ .
“Sungguh,  pada  kisah-kisah  mereka  terdapat  pengajaran  bagi orang yang mempunyai akal. Al-
Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat- buat,  tetapi  membenarkan  kitab-kitab  yang  sebelumnya,  menjelaskan
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. QS Yusuf:111”
ق  ْ ع ه يض   رْير  ي أ  ْ ع :
ْ  َ     ع   قْ    آ   ْ ا ا
اث :
ْ عْدي ح ص د  ْ أ     ف ْ ي  ْ ع ْ أ  ي  ج  قدص
“Abu  Hurairah  r.a  berkata  Nabi  Sallallahu  alaihi  wassalam bersabda: “Apabila meninggal seorang manusia maka terputuslah semua
amalnya  kecuali  3  perkara:  sedekah  jariah,  ilmu  yang  bermanfaat  dan anak yang soleh yang mendo’akan orang tuanya HR Muslim”
Salah  satu  dari  3  amalan  yang  tidak  terputus  hingga  hari  akhir adalah  ilmu  yang  bermanfaat.  Ilmu  dikatakan  bermanfaat  apabila  dapat
berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Untuk itu, sudah
sepantasnya  kita  tidak  menyimpan  ilmu  yang  kita  miliki.  Sebarkanlah, maka semuanya akan mendapatkan manfaat.
2.6 Analisa SWOT Sebagai Pendekatan Analisis Strategis
SWOT merupakan akronim dari Strength kekuatan dan Weakness kelemahan  internal  dari  suatu  perusahaan  serta  Opportunities  peluang
dan  Threat  ancaman  lingkungan  yang  dihadapinya.  Analisis  SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana para manajer menciptakan
gambaran  umum  secara  cepat  mengenai  situasi  strategis  perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan
dari  “kesesuaian”  yang  baik  antara  sumber  daya  internal  perusahaan kekuatan  dan  kelemahan  dengan  situasi  eksternalnya  peluang  dan
ancaman.  Kesesuaian  yang  baik  akan  memaksimalkan  kekuatan  dan peluang  perusahaan  serta  meminimalkan  kelemahan  dan  ancaman.  Jika
diterapkan  secara  akurat,  asumsi  sederhana  ini  memiliki  implikasi  yang bagus  dan  mendalam  bagi  desain  dari  strategi  yang  berhasil  Robinson,
2008.
1.  Peluang opportunity.
Merupakan situasi
utama yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Tren utama merupakan salah  satu  sumber  peluang.  Identifikasi  atas  segmen  pasar  yang
sebelumnya  terlewatkan,  perubahan  dalam  kondisi  persaingan  atau regulasi,  perubahan  teknologi,  dan  membaiknya  hubungan  dengan
pembeli atau pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.
2.  Ancaman  threat.  Merupakan  situasi  utama  yang  menguntungkan
dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama  bagi  perusahaan  dalam  mencapai  posisi  saat  ini  atau  yang
diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya  kekuatan  tawar-menawar  dari  pembeli  atau  pemasok
utama,  perubahan  teknologi,  dan  direvisinya  atau  pembaharuan peraturan  dapat  menjadi  penghalang  bagi  keberhasilan  suatu
perusahaan.
3.  Kekuatan  strength.  Merupakan  sumber  daya  atau  kapabilitas  yang
dikendalikan  oleh  atau  tersedia  bagi  suatu  perusahaan  yang  membuat perusahaan  relatif  lebih  unggul  dibandingkan  pesaingnya  dalam
memenuhi  kebutuhan  pelanggan  yang  dilayaninya.  Kekuatan  muncul dari sumber daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan.
4.  Kelemahan  weakness.  Merupakan  keterbatasan  atau  kekurangan
dalam  satu  atau  lebih  sumber  daya  atau  kapabilitas  suatu  perusahaan relatif terhadap pesaingnya,  yang menjadi hambatan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan secara efektif.
2.6.1 Analisa SWOT dalam Analisis Strategis
Analisis  SWOT  paling  umum  digunakan  sebagai  kerangka logis yang mengarahkan pembahasan dan refleksi mengenai situasi
dan  alternatif  dasar  suatu  perusahaan.  Analisis  ini  seringkali dilakukan  sebagai  rangkaian  dari  diskusi  kelompok  manajerial.
Apa  yang  dipandang  dari  seorang  manajer  sebagai  peluang,
mungkin dianggap sebagai ancaman oleh yang lain. Demikian pula halnya,  kekuatan  bagi  seorang  manajer  mungkin  merupakan
kelemahan bagi yang lain. Kerangka  SWOT  menyediakan  dasar  yang  terorganisasi
untuk diskusi dan berbagi informasi secara mendalam,  yang dapat memperbaiki  kualitas  pilihan  dan  keputusan  yang  kemudian
diambil oleh mereka Robinson, 2008.
2.6.2 Matriks Treats-Opportunities-Weaknes-Strenght TOWS
Matriks  TOWS  merupakan  alat  pencocokan  yang  penting yang  membantu  manajer  mengembangkan  empat  tipe  strategi:
strategi  SO,  strategi  WO,  strategi  ST,  strategi  WT.  mencocokan factor-faktor  eksternal  dan  internal  kunci  merupakan  bagian  sulit
terbesar  untuk  mengembangkan  matriks  TOWS  dan    memerlukan penilaian  yang  baik,  dan  tidak  ada  satupun  kecocokan  terbaik
David, 2004.
1.  Strategi  SO  strength-opportunities.  Atau  strategi  kekuatan-
peluang  menggunakan  kekuatan  internal  perusahaan  untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2.  Strategi WO
weakness-opportunities.
Atau strategi
kelemahan-peluang  bertujuan  untuk  memperbaiki  kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.
3.  Strategi ST strength-threat. Atau strategi kekuatan-ancaman
menggunakan  kekuatan  perusahaan  untuk  menghindari  atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
4.  Strategi  WT  weakness-threat.  Atau  strategi  kelemahan-
ancaman  merupakan  taktis  defensive  yang  diarahkan  untuk mengurangi  kelemahan  internal  dan  menghindari  ancaman
lingkungan.
2.6.3 Skema Matriks TOWS
Skema  yang  mewakili  matriks  TOWS  disajikan  dalam Gambar 2.4. perhatikan bahwa matriks TOWS terdiri dari sembilan
sel.  Seperti  terlihat,  terdapat  empat  sel  faktor  utama  yang menentukan, empat sel strategi, dan satu sel  yang selalu dibiarkan
kosong sel kiri atas. Empat sel strategi, dengan label SO, WO,ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan empat factor kunci,
berlabel S, W, O, dan T David, 2005.
Gambar 2.4 Skema Matriks TOWS
Kedelapan  langkah  dibawah  ini  diperlukan  dalam menyusun matriks TOWS David, 2004:
1.  Tuliskan peluang ekternal perusahaan yang menentukan 2.  Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan
3.  Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4.  Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan
5.  Mencocokan  kekuatan  internal  dengan  peluang  eksternal  dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat.
6.  Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO
7.  Mencocokan  kekuatan  internal  dengan  ancaman  eksternal  dan mencatat resultan strategi ST
8.  Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT.
2.7 Metodologi Penelitian
Metode  adalah  suatu  cara  atau  teknik  yang  sistematik,  dalam melakukan atau mengerjakan suatu hal. Jadi, metodologi adalah kesatuan
metode-metode,  prosedur-prosedur,  konsep-konsep  pekerjaan,  aturan- aturan  yang  digunakan  pada  berbagai  disiplin  ilmu  Mcleod  dan  Schell,
2004. Penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian
juga  dapat  diartikan  sebagai  pencarian  pengetahuan  dan  pemberian  arti secara terus-menerus terhadap sesuatu Pangestu, 2008.
`
2.7.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan  data  adalah  prosedur  yang  sistematis  dan standar  untuk  memperoleh  data  yang  diperlukan.  Selalu  ada
hubungan  antara  metode  pengumpulan  data  dengan  masalah  yang ingin
dipecahkan Pangestu,
2008. Dalam
melakukan pengumpulan  data,  dapat  dilakukan  dengan  beberapa  cara,  antara
lain: 1.  Studi Pustaka
Langkah  pertama  yang  dilakukan  dalam  pengumpulan  data adalah  dengan  melakukan  penjelajahan  terhadap  kepustakaan
penelitian.  Studi  pustaka  dilakukan  untuk  menentukan,  bahwa penelitian  tersebut  betul-betul  mempunyai  hubungan  dengan
topik penelitian yang akan diteliti. Dalam  melakukan  studi  pustaka,  harus  menunjukan  pikiran
yang kritis dan melakukan evaluasi dalam menentukan bahan- bahan  yang  menguntungkan  bagi  penelitian.  Dan  juga
merumuskan  teori  berdasarkan  tinjauan  yang  sangat  luas, terhadap  kepustakaan  penelitian  yang  terkait  Sevilla,  Ochave,
Punsalan, Regala dan Uriarte, 1993. 2.  Observasi
Pengumpulan  data  dengan  observasi  langsung  pengamatan langsung  adalah cara pengambilan data dengan  menggunakan
mata,  tanpa  ada  pertolongan  alat  standar  lain  untuk  keperluan
tersebut.  Pengumpulan  data  dengan  cara  observasi,  memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain Pangestu, 2008.
a.  Pengumpulan  data  dengan  pengamatan  langsung  memiliki kelebihan, diantaranya: memungkinkan untuk mencatat hal-
hal,  perilaku  dan  pertumbuhan,  sewaktu  kejadian  tersebut berlaku atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara
pengamatan  langsung,  data  yang  mengenai  perilaku  yang tipikal  dari  objek  dapat  segera  dicatat,  dan  tidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang. b.  Sedangkan,  dalam  pengumpulan  data  dengan  cara
pengamatan langsung
juga memiliki
kekurangan, diantaranya: kadang kala diperlukan waktu menunggu yang
lama  untuk  memperoleh  pengamatan  langsung  terhadap satu  kejadian,  pengamatan  terhadap  suatu  fenomena  lama
tidak dapat dilakukan secara langsung. 3.  Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian  dengan  cara  Tanya  jawab,  sambil  bertatap  muka
antara  penanya  pewawancara  dengan  penjawab  responden, dengan  menggunakan  alat  yang  dinamakan  interview  guide
panduan wawancara Pangestu, 2008.
4.  Kuesioner Cara  lain  untuk  mengumpulkan  data  adalah  membuat  daftar
pertanyaan,  yang  sering  disebut  kuesioner.  Pertanyaan- pertanyaan  yang  terdapat  dalam  kuesioner  atau  daftar
pertanyaan  tersebut,  harus  terperinci  dan  lengkat.  Kuesioner atau  schedule  tidak  lain  adalah  sebuah  set  pertanyaan  yang
secara  logis  berhubungan  dengan  masalah  penelitian,  dan  tiap pertanyaan  merupakan  jawaban-jawaban  yang  mempunyai
makna dalam pengujian hipotesis. Dalam  menyusun  pertanyaan,  sekurang-kurangnya  dua  hal
yang perlu diperhatikan yaitu: isi dari tiap item pertanyaan, dan hubungan  antar  item  dalam  keseluruhan  kuesioner.  Ietm  dari
pertanyaan harus padat, terang, dan tiap item harus merupakan hipotesis  ataupun  bagian  dari  hipotesis  yang  ingin  diuji.
Selainn  dari  isi  masing-masing  item,  pertanyaan  juga  harus cocok  dan  relevan  dengan  masalah  pokok,  serta  item-item
secara keseluruhan harus diatur menjadi suatu unit yang padat. Untuk  itu,  diperlukan  penyusunan  urutan-urutan  pertanyaan
yang  dapat  menghasilkan  jawaban  secara  optimal  Pangestu, 2008.
5.  Studi Literatur Pengamatan  terhadap  sistem  serupa  studi  literatur,  dapat
dilakukan  dengan  cara  menggali  informasi  dari  pemakai  yang
menggunakan  sistem  serupa  pada  tempat  lain,  terkadang  bisa dimanfaatkan  sebagai  bahan  perbandingan  dalam  merancang
dan membangun sistem baru Kadir, 2003.
2.7.2 Metode Pengembangan Sistem
2.7.2.1 Konsep Dasar Pengembangan Sistem
Pengembangan  sistem  dapat  diartikan  sebagai  sebuah proses pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu
set  aktivitas,  metode,  praktik  terbaik,  dan  perangkat terotomatisasi  yang  akan  digunakan  oleh  para  pengembang
sistem  dan  manajer  proyek  untuk  mengembangkan  dan berkesinambungan
memperbaiki sistem
informasi dan
perangkat lunak Whitten, 2004.
2.7.2.2 Prinsip Dasar Pengembangan Sistem
Pengembangn  sistem  informasi  adalah  sebagai  suatu aktivitas  untuk  menghasilkan  sistem  informasi  berbasis
komputer  untuk  menyelesaikan  persoalan  atau  problem organisasi  atau  untuk  memanfaatkan  kesempatan  yang  terjadi.
Adapun  beberapa  prinsip  dasar  pengembangan  sistem  antara lain Indrajani, 2009.
1.  Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat 2.  Menggunakan pendekatan pemecahan masalah
3.  Menentukan tahapan pengembangan
4.  Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten
5.  Jangan  takut  membatalkan  atau  mengubah  lingkup pekerjaan
6.  Memecahkan masalah menjadi bagian-bagian yang terkecil 7.  Merancang sistem untuk pertumbuhan dan perkembangan.
2.7.3 Object-Oriented Analysis and Design
Object-Oriented  Analysis adalah  metode  analisa  yang
memeriksa  requirement  syaratkeperluan  yang  harus  dipenuhi suatu sistem dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang
ditemui  dalam  ruang  lingkup  permasalahan.  Sedangkan  Object- Oriented  Design
adalah  metode  untuk  mengarahkan  arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau
subsistem Suhendar, 2002. OOAD  merupakan  sekumpulan  petunjuk  umum  yang
mengarah  kepada  aktivitas  analisis  dan  perancangan.  Untuk membuat  metode  kita  menjadi  lebih  berguna,  kita  merancangnya
hingga terdapat penyesuaian, perkembangan, dan substitusi bagian dapat dengan mudah diimplementasikan Mathiasen et al. 2001 .
Pada  Object-Oriented  Analysis  and  Design  terdapat  2
proses utama yang akan di lakukan. Yaitu proses makro dan proses mikro yang akan dijelaskan di bawah ini Booch et al, 2007.
2.7.3.1 Proses Pengembangan Makro
Proses  makro  ini  adalah  gambaran  keseluruhan  dari siklus  hidup  pengembangan  sistem.  Tahapan-tahapannya
digambarkan  pada  Gambar  2.5  dibawah  ini  Booch  et  al, 2007:
Sumber:
Booch et al, 2007
Gambar 2.5 Tahapan-tahapan Proses Pengembangan Makro pada OOAD
1.  Requirement. Menyusun dan mengatur kesepakatan antara
customer dan  stakeholder  mengenai  sistem  yang  akan  di
bangun.  Dengan  kata  lain,  mendefinisikan  batasan  sistem yang akan di bangun.
2.  Analysis  and  Design.  Merubah  kebutuhan  sistem  menjadi
sebuah  desain  sistem  dengan  menyajikan  spesifikasi  dari lingkungan
implementasi, dengan
mengembangkan arsitektur  sistem  yang  kuat  dan  menetapkan  mekanisme
yang dapat digunakan pada sistem yang berbeda.
3.  Implementation. Implementasi, unit test, mengintegrasikan
desain dan mengeksekusi hasil sistem.
4.  Test.  Menguji  implementasi  untuk  meyakinkan  bahwa
sistem yang dibangun memenuhi seluruh kebutuhan.
5.  Deployment.  Memastikan  bahwa  produksoftware  yang
sudah di uji dan diimplementasi dapat digunakan oleh end user
. Tahapan-tahapan  dibawah  ini  adalah  tahapan  yang
menunjang siklus hidup pengembangan system :
1.  Project  Management.  Mengatur  proyek  pengembangan
sistem,  seperti  planning,  staffing,  dan  monitoring  proyek. Termasuk juga di dalamnya manajemen resiko.
2.  Configuration and
Change Management
. Mengidentifikasi
konfigurasisusunan item-item,
dan mengontrol  setiap  perubahan  yang  terjadi  selama  proses
pengembangan sistem.
3.  Environment.  Melengkapi  lingkungan  pengembangan
sistem,  seperti  setiap  proses-proses  dan  tools  yang menunjang tim pengembang.
2.7.3.2 Proses Pengembangan Makro: Time Dimension, Milestones
dan Phases
Pada  iterative  dan  incremental  proses  makro,  tahapan- tahapannya berulang. Fase-fasenya adalah di bawah ini Booch
et al , 2007:
Sumber:
Booch et al, 2007
Gambar 2.6 Proses Pengembangan Makro: Time Dimension, Milestones
dan Phases
1.  Inception Tujuan:
fase  ini  memastikan  sistem  yang  di  bangun bernilai  dan  dapat  dilaksanakan  Scope  and  Business
Value .
Aktifitas: membuat
dan memprioritaskan
kebutuhan  inti  dari  sistem  yang  akan  di  bangun. Mendapatkan  kesepakatan  dengan  customer  tentang  apa
yang  akan  di  bangun.  Yakinkan  bahwa  anda  tim  proyek memahami  resiko  kunci  dari  membangun  sistem  tersebut
dan  menentukan  pengembangan  apa  yang  digunakan Process and Tools.
Hasil  Kerja:
pada  fase  ini  mendapatkan  gambaran  umum dari  apa  yang  akan  dibangun,  perilaku  dasar,  list  resiko
awal, identifikasi mekanisme pengembangan dan lingkungn pengembangan.
Milestones: Batasan  telah  dipahami.  Fase  ini  dikatakan
berhasilkomplit  bila  sudah  memahami  apa  yang  akan dibangun.  Memahami  prioritas  dari  kebutuhan  dan  alasan
bisnis yang kuat dalam membangun sistem.
2.  Elaboration Tujuan:
mengidentifikasi  kekurangan  dari  arsitektur  yang dibuat secepat mungkin dan untuk menentukan aturan dasar
yang menghasilkan arsitektur yang sederhana.
Aktifitas: membuat pilihan arsitektur, framework arsitektur
serta  implementasi  dan  testing  arsitektur  yang  akhirnya menentukan framework berdasarkan hasil dari testing.
Hasil Kerja: arsitektur yang jelas dan pasti yang dijadikan
pondasi dari pembuatan sistem.
Milestones: arsitektur  mantap  dan  stabil.  Dikatakan
berhasil  bila  arsitektur  divalidasi  dengan  testing  dan formal
review sesuai  dengan  requirements  yang
ditemukan.
3.  Contruction Tujuan:
fase ini fokus terhadap pemahaman akan masalah dan  identifikasi  elemen  kunci  untuk  solusi  pengembangan
produk.  Fase  ini  adalah  fase  dimana  ketika  kegiatan berpindah dari mengidentifikasi arsitektur menuju produksi,
dimana  produksi  dimulai  dengan  mengontrol  metodologi proses  dari  meningkatkan  kualitas  produk  menjadi  produk
yang siap dipasarkan.
Aktifitas:
menyelesaikan pengembangan sistem.
Hasil  Kerja: sistem  bisa  di  mengerti,  di  pelajari,  di
evaluasi  serta  sesuai  dengan  batasan  yang  ditentukan  dan dapat diteruskan ke tahapan produksi.
Milestones: Sistem siap untuk end-user testing.
4.  Transition Tujuan:
Fase  ini  adalah  ketika  anda  tim  produksi  dapat memastikan  bahwa  software  yang  dibuat  dapat  diterima
oleh end-user.
Aktifitas: selama  fase  ini,  produk  diberikan  kepada
komusitas  user  untuk  di  evaluasi  dan  di  uji  alpha  testing, beta testing, and so on
.
Hasil Kerja: Paket produk, dokumentasi penunjang, materi
training, dan materi pemasaran.
Milestone: Sistem siap dipasarkan.
2.1.1.1 Proses Pengembangan Mikro
Proses  Mikro  merupakan  serangkaian  aktivitas  yang  terjadi  di dalam  proses  pengembangan  Makro.  Yaitu  pada  tahapan
Analysis  and  Design .  Gambar  2.6  memperlihatkan  posisi
proses mikro di dalam proses makro:
1.  Elaboration Tujuan:
mengidentifikasi  kekurangan  dari  arsitektur  yang dibuat secepat mungkin dan untuk menentukan aturan dasar
yang menghasilkan arsitektur yang sederhana.
Aktifitas: membuat pilihan arsitektur, framework arsitektur
serta  implementasi  dan  testing  arsitektur  yang  akhirnya menentukan framework berdasarkan hasil dari testing.
Hasil Kerja: arsitektur yang jelas dan pasti yang dijadikan
pondasi dari pembuatan sistem.
Milestones: arsitektur  mantap  dan  stabil.  Dikatakan
berhasil  bila  arsitektur  divalidasi  dengan  testing  dan formal
review sesuai  dengan  requirements  yang
ditemukan.
Sumber: Booch. dkk, 2007 Gambar 2.7 Proses Pengembangan Mikro di dalam Proses
Pengembangan Makro
Aktivitas-aktivitas yang
terdapat pada
proses pengembangan  mikro  ada  4  aktivitas.  Seperti  yang  di
gambarkan pada gambar 2.7 dibawah ini.
Sumber: Booch. dkk, 2007 Gambar 2.8 Aktivitas Proses Pengembangan Mikro
1.  Identify the elements. Temukan cari elemen-elemen yang
digunakan dalam pengembangan.
2.  Define the
collaboration between
the elements.
Menjelaskan  bagaimana  elemen-elemen  yang  telah teridentifikasi  bekerjasama  untuk  menemukan  prilaku
kebutuhan utama.
3.  Define the
relationship between
the elements.
Mendefinisikan  hubungan  antara  elemen-elemen  yang menunjang kolaborasi.
4.  Define  the  semantics  of  the  elements.  Membuat  behavior
dan attributes dari elemen-elemen yang telah diidentifikasi. Dan  siapkan  elemen-elemen  tersebut  untuk  level  yang
selanjutnya.
2.8 Tools pengembangan Sistem
2.8.1 UML Unified Modelling Language
UML  Unified  Modeling  Language  adalah  salah  satu  alat bantu  yang  sangat  handal  di  dunia  pengembangan  sistem  yang
berorientasi objek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan  visual  yang  memungkinkan  bagi  pengembang  sistem
untuk  membuat  cetak  biru  atas  visi  mereka  dalam  bentuk  yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme  yang
efektif untuk berbagi sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain Munawar, 2005.
2.8.2 Konsep Pemodelan Objek
Berikut adalah pemahaman mengenai konsep sistem dalam
pemodelan berorientasi objek Suhendar, 2002. 1.
Objek
Objek object adalah “benda”, secara fisik atau konseptual,
yang  dapat  kita  temui  disekeliling  kita.  Hardware,  software, dokumen,  manusia,  dan  bahkan  konsep  semuanya  adalah
contoh objek. Sebuah  objek  memiliki  keadaan  sesaat  state  dan
perilaku  behavior.  State  dari  sebuah  objek  adalah  kondisi
objek tersebut
atau himpunan
dari keadaan
yang menggambarkan objek tersebut.
State dinyatakan  dengan  nilai  dari  atribut  attribute
objeknya.  Atribut  adalah  nilai  internal  suatu  objek  yang
mencerminkan  antara  lain  karakteristik  objek,  kondisi  sesaat, koneksi  dengan  objek  lain,  dan  identitas.  Perubahan  state
dicerminkan oleh prilaku behavior objek tersebut.
Behavior suatu  objek  mendefinisikan  bagaimana
sebuah objek bertindak beraksi dan memberi reaksi. Behavior ditentukan  oleh  himpunan  semua  atau  beberpa  operasi  yang
dapat  dilakukan  dalam  objek  itu  sendiri.  Behavior    dari  objek dicerminkan  oleh  interface,  service,  dan  method  dari  objek
tersebut.  Interface  adalah  pintu  untuk  mengakses  service objek.  Service adalah fungsi yang bisa diemban objek. Method
adalah mekanisme internal objek yang mencerminkan perilaku behavior  atau  service-nya  mencetak  apapun  yang  diterima
Suhendar, 2002.
2. Kelas
Kelas
class adalah definisi umum pola, template atau cetak  biru  untuk  himpunan  objek  sejenis.  Kelas  menetapkan
spesifikasi  perilaku  behaviors  dan  atribut  objek-objek tersebut. Class adalah keniskalan abstraksi dari entitas dalam
dunia  nyata.  Objek  adala h  “contoh”  instance  dari  sebuah
kelas.
3. Encapsulation
Encapsulation
adalah    proses  menyembunyikan  detil implementasi  sebuah  objek.  Satu-satunya  jalan  untuk
mengakses  data  objek  tersebut  adalah  melalui  interface. Interface
melindungi internal state sebuah objek dari “campur
tangan” pihak luar. Oleh karena itu objek sering digambarkan sebagai kotak hitam black box yang menerima dan mengirim
pesan-pesan  messages.  Dalam  object-oriented  programming kotak  hitam  tersebut  berisi  kode  himpunan  intruksi  dengan
bahasa  yang  dipahami  komputer  dan  data  informasi  dimana intruksi tersebut beroperasi dengannya.
Dalam  object-oriented  programming,  kode  dan  data disatukan  dalam  sebuah  “benda”  yang  tersembunyi  isinya,
yaitu  objek.  Pengguna  objek  tidak  perlu  tahu  isi  dalam  kotak tersebut. Untuk dapat berkomunikasi dengan  objek, diperlukan
pesan message. Secara formal message di definisikan sebagai
permintaan  untuk  objek  penerima  receiver  object  untuk membawa  metode  yang  ditunjukan  atau  perilaku  dan
mengembalikan result dari aksi tersebut kepada objek pengirim sender object.
4. Association dan Aggregation
Association
asosiasi  adalah  hubungan  antar  objek
yang  saling  membutuhkan.  Sedangkan  aggregation  agregasi
adalah  bentuk  khusus  dari  asosiasi  yang  menggambarkan seluruh  bagian  suatu  objek  merupakan  bagian  dari  objek
lainnya. Sebagai contoh, objek tanggal dapat disusun dari objek hari, objek bulan, dan objek tahun.
2.8.3 Tujuan UML
Tujuan utama UML Suhendar, 2002 diantaranya adalah untuk: 1.  Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual
yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
2.  Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemogramann dan proses rekayasa.
3.  Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
2.8.4 Diagram dalam UML
Umumnya sebuah sistem mempunyai sejumlah stakeholder orang yang mempunyai ketertarikan pada suatu sistem namun dari
sudut  pandang  yang  berbeda.  UML  memiliki  sejumlah  elemen grafis  yang  bisa  dikombinasikan  menjadi  diagram.  Karena  ini
merupakan  bahasa,  UML  mempunyai  sejumlah  aturan  untuk menggabungkanmengkombinasikan
elemen-elemen tersebut
Munawar, 2005. Meskipun UML sudah cukup banyak menyediakan diagram
yang bisa membantu mendefinisikan sebuah  aplikasi, tidak berarti
bahwa semua diagram tersebut akan bisa menjawab persoalan yang ada. Dalam banyak kasus, diagram lain selain UML sangat banyak
membantu.  Oleh  karena  itu  jangan  ragu-ragu  untuk  menggunakan diagram  selain  UML  jika  tidak  ada  diagram  UML  yang  cocok
untuk tujuan tersebut Munawar, 2005.
1. Use Case Diagram
Use  case  diagram menjelaskan  manfaat  sistem  jika  dilihat
menurut  pandangan  orang  yang  berada  di  luar  sistem  actor. Diagram ini menunjukan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan
bagaimana sistem berinteraksi dengan dunia luar. Use  case  diagram
dapat  digunakan  selama  proses  analisis untuk  menangkap  requirements  sistem  dan  untuk  memahami
bagaimana  sistem  seharusnya  bekerja.  Selama  tahap  desain,  use case  diagram  menetapkan  perilaku  behavior  sistem  saat
diimplementasikan.  Dalam  sebuah  model  mungkin  terdapat  satu atau  beberapa  use  case  diagram.  Tabel  Diagram  UML  pada
halaman xiii mengilustrasikan actor, use case dan boundary.
2. Class Diagram
Class  diagram membantu  dalam  visualisasi  struktur  kelas-
kelas  dari  suatu  sistem  dan  merupakan  tipe  diagram  yang  paling banyak  dipakai.  Class  diagram  memperlihatkan  hubungan  antar
kelas  dan  penjelasan  detail  tiap-tiap  kelas  didalam  model  desain dalam logical view dari suatu sistem.
Selama  proses  analisa,  class  diagram  memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menetukan perilaku
sistem.  Selama  tahap  desain,  class  diagram  berperan  dalam menangkap  struktur  dari  semua  kelas  yang  membentuk  arsitektur
sistem yang dibuat. Class  diagram
juga  merupakan  fondasi  untuk  component diagram
dan  deployment  diagram.  Dalam  sebuah  model  mungkin terdapat  beberapa  diagram  kelas  dengan  spesifikasi  tersendiri.
Spesifikasi  simbol-simbol  dari  class  diagram  dapat  dilihat  pada tabel Diagram UML pada halaman xiii.
3. Sequence Diagram
Sequence  diagram  menjelaskan  interaksi  objek  yang disusun  dalam  suatu  urutan  waktu.  Diagram  ini  secara  khusus
berasosiasi  dengan  use  case.  Sequence  diagram  memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan
sesuatu  didalam  use  case.  Tipe  diagram  ini  sebaiknya  digunakan diawal  tahap  desain  atau  analisis  karena  kesederhanaannya  dan
mudah untuk dimengerti.
Sebuah  message  dari  satu  participant  ke  participant  yang
lain dan dari satu lifeline ke lifeline  yang lain. Sebuah  participant dapat  mengirim  sebuah  message  kepada  dirinya  sendiri.  Simbol-
simbol  message  dapat  dilihat  pada  tabel  Diagram  UML  pada halaman xiii.
4. Collaboration Diagram
Collaboration  diagram melihat  pada  interaksi  dan
hubungan terstruktur antar objek. Tipe diagram ini menekankan pada hubungan relationship antar objek, sedangkan sequence
diagram menekankan  pada  urutan  kejadian.  Dalam  satu
collaboration  diagram terdapat  beberapa  object,  link  dan
message . Collaboration diagram digunakan sebagai alat untuk
menggambarkan  interaksi  yang  mengungkapkan  keputusan mengenai perilaku sistem.
5. Activity Diagram
Activity  diagram  memodelkan alur  kerja  workflow
sebuah  proses  bisnis  dan  urutan  aktivitas  dalam  suatu  proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah flowchart karena kita
dapat  memodelkan  sebuah  alur  kerja  dari  satu  aktivitas  ke aktivitas  lainnya  atau  dari  satu  aktivitas  kedalam  keadaan
sesaat state. Seringkali bermanfaat bila kita membuat sebuah activity  diagram
terlebih  dahulu  dalam  memodelkan  sebuah proses  untuk  membantu  kita  dalam  memahami  proses  secara
keseluruhan. Activity diagram  juga sangat berguna ketika kita ingin  menggambarkan  perilaku  paralel  atau  menjelaskan
bagaimana  perilaku  dalam  berbagai  use  case  berinteraksi. Simbol-simbol yang sering dipakai pada activity diagram dapat
di lihat pada tabel Diagram UML pada halam xiii.
6. Statechart Diagram
Kita  dapat  menggunakan  Statechart  diagram  untuk memodelkan perilaku dinamis satu kelas atau objek. Statechart
diagram memperlihatkan  urutan  keadaan  sesaat  state  yang
dilalui  sebuah  objek,  kejadian  yang  menyebabkan  sebuah transisi  dari  satu  state  atau  aktivitas  kepada  yang  lainnya,  dan
aksi  yang  menyebabkan  perubahan  satu  state  atau  aktivitas. Statechart  diagram
khususnya  digunakan  untuk  memodelkan tahap-tahap  diskrit  dari  sebuah  siklus  hidup  objek,  sedangkan
activity  diagram paling  cocok  digunakan  untuk  memodelkan
urutan aktivitas dalam suatu proses.
7. Component Diagram
Component  diagram menggambarkan  alokasi  semua
kelas  dan  objek  ke  dalam  komponen-komponen  dalam  desain fisik sistem software. Diagram ini memperlihatkan pengaturan
dan  kebergantungan  antara  komponen-komponen  software, seperti  source  code,  binary  code,  dan  komponen  tereksekusi
executable  components.  Kita  dapat  membuat  satu  lebih component  diagram
untuk  menggambarkan  komponen  dan paket  atau  menerangkan  isi  dari  tiap-tiap  paket  komponen.
Notasi  dari  component  diagram  dapat  dilihat  pada  tabel Diagram UML pada halaman xiii.
8. Deployment Diagram
Setiap model hanya memiliki satu deployment diagram. Diagram  ini  memperlihatkan  pemetaan  software  kepada
hardware .
2.9 Perancangan Menu Flow STDState Transition Diagram
Interaction Diagram dan State Chart menampilkan dua pandangan
yang  saling  melengkapi,  tentang  perilaku  dinamis  sebuah  sistem. Interaction diagram
menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara objek-objek  di  dalam  sistem,  selama  periode  waktu  yang  pendek.
Sedangkan  state  chart  diagram,  menulusuri  individu-individu  objek melalui  keseluruhan  daur  hidupnya,  menspesifikasikan  semua  urutan
yang  mungkin  dari  pesan-pesan  yang  akan  diterima  objek  tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut.
State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk
pemodelan.  Tipe  diagram  ini,  mempunyai  potensi  untuk  menjadi  sangat kompleks dalam waktu  yang singkat.  State chart diagram menampilkan
state-state yang  mungkin  dari  sebuah  objek.  Event  yang  dapat  dideteksi
dan respon atas event-event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event
dapat menyebabkan sebuah objek bergerak dari satu  state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition .
Para  pengembang,  tentunya  harus  mengetahui  bagaimana  objek- objek  ini  bertindak,  karena  harus  dilakukan  implementasi  perilaku
tersebut  ke  dalam  perangkat  lunak  software.  Tidak  cukup  hanya
mengimplementasikan  sebuah  objek,  pengembang  juga  harus  membuat objek-objek  tersebut  akan  menebak  apa  yang  seharusnya  dilakukan.
Dengan gambaran yang jelas tentang perilakuku objek, kemungkinan tim pengembang  akan  memproduksi  sebuah  sistem  yang  sesuai  dengan
peningkatan kebutuhan. State  transition  diagram
STD  juga  menunjukan  bagaimana sistem  bertingkah  laku  sebagai  akibat  dari  kejadian  eksternal.  STD  juga
menunjukkan  berbagai  model  tingkah  laku  state  sistem  dan  cara  di mana transisi dibuat dari state satu ke state yang lainnya. STD berfungsi
sebagai  dasar  bagi  pemodelan  tingkah  laku,  Simbol  untuk  State Transition  Diagram  dapat  dilihat  pada  tabel  di  halaman  xv  Pressman,
2002.
2.10 Dublin Core Metadata Initiative