Definisi Rancang Bangun Dalil Al- Perancangan Menu Flow STDState Transition Diagram

8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Rancang Bangun

Kata “rancang” merupakan kata kerja dari “merancang”, yakni mengatur segala sesuatu sebelum bertindak, mengerjakan, atau melakukan sesuatu atau merencanakan. Sedangkan perancangan merupakan kata benda yang memiliki arti proses, perbuatan merancang. Sedangkan “rancang bangun” dapat bermakna sebagai merancang atau mendesain suatu bangunan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

2.2 Konsep Sistem Informasi

2.2.1 Konsep Dasar Sistem

2.2.1.1 Definisi Sistem

Membicarakan definisi sistem, tidak lepas dari definisi- definisi sistem yang diberikan oleh para ahli yang telah terlebih dahulu melakukan penelitian mengenai sistem. Dibawah ini adalah definisi sistem yang dikemukakan oleh beberapa ahli: 1. Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga mencapai satu kesatuan. Namun secara luas Sistem di definisikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur O’Brien, 2004. 2. Sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu Wahyono, 2003. 3. Pengertian sistem dilihat dari sudut pandang sistem informasi yang berorientasi objek adalah sekumpulan komponen yang mengimplementasikan model dan fungsionalitas yang dibutuhkan, komponen tersebut saling berinteraksi di dalam sistem guna mentransformasi input yang diberikan kepada sistem tersebut menjadi output yang berguna dan bernilai bagi actor-nya Irwanto, 2006. 4. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan McLeod dan Schell, 2004. Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah sekelompoksekumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi sehingga mampu merubah input menjadi output yang berguna untuk mencapai tujuan.

2.2.1.2 KarakteristikElemen Sistem

Suatu Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen, batas sitem, lingkungan luar sistem, penghubung, pengolah dan sasaran atau tujuan Ladjamuddin, 2005. Berikut ini akan dipaparkan beberapa karakteristik dari sistem, antara lain: 1. Sistem Memiliki komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen- komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. 2. Sistem Memiliki Batas Sistem Boundary Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup scope dari sistem tersebut. 3. Sistem Memiliki Lingkungan Luar Sistem Environment Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4. Sistem Memiliki Penghubung Sistem Interface Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. 5. Sistem Memiliki Masukan Sistem Input Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan maintenance input dan masukan sinyal signal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Sistem Memiliki Keluaran Sistem Output Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain. 7. Sistem Memiliki Pengolah Sistem Process Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan 8. Sistem Memiliki Sasaran Sistem Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

2.2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya sebagai berikut Jogiyanto, 2005. 1. Sistem abstrak abstract system dan sistem fisik physical system 2. Sistem alamiah natural system dan sistem buatan human made system 3. Sistem tertentu deterministic system dan sistem tak tentu probabilistic system 4. Sistem tertutup closed system dan sistem terbuka open system .

2.2.2 Konsep Dasar Informasi

2.2.2.1 Definisi Informasi

Dibawah ini adalah definisi informasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli: 1. Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya Witarto, 2004. 2. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami didalam keputusan sekarang maupun masa depan Davis, 2004. 3. Informasi didefinisikan sebagai hasil dari pengelolaan data dalam bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan Jogiyanto, 2005. 4. Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan Wahyono, 2003. 5. Secara singkat, informasi dapat didefinisikan sebagai sebuah data yang telah diproses atau sebuah data yang telah memiliki arti McLeod dan Schell, 2004. Kesimpulannya, informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah dan menjadi lebih berguna, bersifat sementara, menggambarkan suatu kejadian dan dapat digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan.

2.2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas Informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal Witarto, 2004 yaitu ; 1. Informasi harus tepat, akurat. Dalam hal ini, informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya, informasi dikatakan akurat jika seluruh kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir end user. 2. Informasi harus tepat waktu Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi. 3. Informasi harus relevan Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.3.1 Definisi Sistem Informasi

Dibawah ini merupakan definisi sistem informasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli: 1. Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumberdaya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi O’Brien, 2005. 2. Sistem Informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan Wahyono, 2003. 3. Sistem Informasi merupakan sistem, yang berisi jaringan SPD Sistem Pengolahan Data, yang dilengkapi dengan kanal-kanal komunikasi yang digunakan dalam sistem organisasi data Witarto, 2004. 4. Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan Jogiyanto, 2005. Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang terkombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumberdaya data. Yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi dalam melakukan aktivitas manajerial serta mampu menyediakan dan menyebarkan informasi secara cepat dan akurat.

2.2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan building block yaitu blok masukan, blok model. Blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai sebuah sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya Jogiyanto, 2005.

1. Blok Masukan Input

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran output

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta pemakai sistem.

4. Blok teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” toolbox dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan bantuan pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 2.3 Konsep Virtual Manuscript Collection 2.3.1 Definisi Manuscript Manuscrip t Naskah adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang kita pada kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan Djamaris, 2008. Komponen-komponen dari manuscript , khususnya manuskrip yang di koleksi oleh Museum Kebudayaan SAMPARAJA Bima adalah sebagai berikut Salahuddin, 2007: 1. Nomor naskah, yang merupakan nomor urut naskah yang diberikan oleh Museum Kebudayaan SAMPARAJA Bima. 2. Nama naskah, merupakan nama dari naskah. 3. Ukuran naskah, ukuran yang dimiliki oleh naskah panjang x lebar naskah 4. Jumlah halaman, total halaman pada setiap judul manuskrip. 5. Jumlah baris, jumlah baris yang ada pada setiap judul manuskrip. 6. Panjang baris, panjang baris setiap manuskrip. 7. Huruf, jenis huruf yang digunakan pada setiap manuskrip. 8. Bahasa, bahasa yang digunakan pada setiap manuskrip. 9. Warna tinta, warna tinta yang digunakan pada penulisan manuskrip. 10. Watermark, jenis dan model hiasanframe pada manuskrip 11. Chain-line, ukuran bukujilid kumpulan manuskrip. 12. Kondisi naskah, kondisi naskah serta kerusakan yang terdapat pada manuskrip.

2.3.2 Definisi Virtual Collection

Virtual Collection Koleksi Virtual adalah sekumpulan berbagai macam bentuk sumber daya data yang menyajikan maksud tertentu dari sebuah penelitian yang meng-cover sumber daya dari berbagai tempat penyimpanan yang kemungkinan besar dapat digunakan kembali oleh peneliti dan tim yang berbeda CLARIN:Common Language Resources and Technology Infrastructure , 2010. Berdasarkan definisi manuscript dan virtual collection diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa virtual manuscript collection adalah sekumpulan berbagai macam bentuk manuscript yang dikumpulkan secara virtual dan dapat diakses dengan mudah, untuk memenuhi penelitian ataupun tugas-tugas tertentu.

2.4 Konsep Pelestarian Peninggalan Kebudayaan

2.4.1 Manuscript Sebagai Bagian Peninggalan Kebudayaan

Di tengah warisan kebudayaan Indonesia masa lalu, manuscript naskah lama sering kali di abaikan. Naskah dianggap kurang lebih sama dengan teks, khususnya teks tradisional, dan oleh karena itu menjadi mata perhatian orang tertentu saja, khususnya para pustakawan dan filolog. Akan tetapi tanpa disadari naskah itu mempunyai dimensi dan makna yang jauh lebih luas, karena merupakan hasil tradisi yang melibatkan berbagai keterampilan dan sikap budaya Loir, 2001. Dunia naskah patut diamati dari berbagai segi. Para ahli Kodikologi meneliti naskah sebagai sebuah artefak. Para ahli Filologi mempelajari teks kandungan naskah dan teknik pembuatan naskah. Segi estetis pun sangat menarik, mengingat banyaknya naskah yang memuat gambar yang indah, yang jarang sekali disebut dalam buku-buku perkembangan seni rupa di Indonesia. Dari segi yang lainnya, berbagai sistem tulisan yang di pakai di Indonesia sepanjang sejarah, baik tulisan tipe India maupun tulisan Arab dan Latin, masih kabur sejarahnya. Dunia pernaskahan sebenarnya lebih luas lagi. Naskah mengandung informasi yang berlimpah. Isi naskah itu tidak terbatas kepada kususastraan tetapi mencakup berbagai bidang lain seperti agama, sejarah, hukum, adat, obat-obatan, teknik, dan lain-lain. Maka daripada itu sudah sepatutnya kita sedikit banyak belajar melalui naskah sebagai warisan peninggalan budaya Loir, 2001.

2.4.2 Warisan Budaya dan Pelestariannya

Warisan budaya Indonesia, seperti halnya warisan budaya pada umumnya, dapat digolongkan atas yang tangible benda yang dapat disentuh dan yang intangible tak benda dan tak dapat disentuh. Namun kitapun dapat menggolongkan semua itu atas: 1. Yang merupakan warisan masa lalu, atau warisan suku-suku bangsa Indonesia. 2. Hasil karya masa kini, mulai sejak adanya Kesatuan Republik Indonesia. Pelestarian terhadap warisan budaya berarti melestarikan eksistensinya, dengan membuka segala peluang untuk perubahan dan perkembangan. Presentasi warisan budaya di museum- museum, pada dasarnya perlu diimbangi dengan adanya kiat-kiat pendidikan formal maupun informal dimana berbagai kandungan budaya yang diwariskan itu diajarkan terus menerus bisa sambil dibahas dan dikembangkan agar tidak punah. Terkait dengan pelestarian ini adalah upaya perlindungan hukum terhadap khasanah budaya tradisi dari berbagai suku bangsa di Indonesia, agar tidak dimanfaatkan dengan semena-mena untuk tujuan komersial oleh bangsa-bangsa lain Sedyawati, 2007.

2.5 Dalil Al-

Qur’an dan Al-Hadits Tentang Pelestarian Peninggalan Kebudayaan Dalil A- Qur’an yang memberikan gambaran bahwa kisah-kisah yang terkandung di dalam manuscript merupakan peninggalan yang patut dipelajari karena banyak mengandung ilmu pengetahuan. Hal itu terdapat pada QS. Yususf Ayat 111 dibawah ini. ذَ ا قْيدْصت ْ ر ْفي ثْيدح ك ْ ِا ْ ِ رْ ع صصق يف ك ْدق ي ْ ق ْح د ِ ك ْ صْفت ْيدي ْ . “Sungguh, pada kisah-kisah mereka terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. Al- Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat- buat, tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. QS Yusuf:111” ق ْ ع ه يض رْير ي أ ْ ع : ْ َ ع قْ آ ْ ا ا اث : ْ عْدي ح ص د ْ أ ف ْ ي ْ ع ْ أ ي ج قدص “Abu Hurairah r.a berkata Nabi Sallallahu alaihi wassalam bersabda: “Apabila meninggal seorang manusia maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh yang mendo’akan orang tuanya HR Muslim” Salah satu dari 3 amalan yang tidak terputus hingga hari akhir adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu dikatakan bermanfaat apabila dapat berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Untuk itu, sudah sepantasnya kita tidak menyimpan ilmu yang kita miliki. Sebarkanlah, maka semuanya akan mendapatkan manfaat.

2.6 Analisa SWOT Sebagai Pendekatan Analisis Strategis

SWOT merupakan akronim dari Strength kekuatan dan Weakness kelemahan internal dari suatu perusahaan serta Opportunities peluang dan Threat ancaman lingkungan yang dihadapinya. Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana para manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal perusahaan kekuatan dan kelemahan dengan situasi eksternalnya peluang dan ancaman. Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan mendalam bagi desain dari strategi yang berhasil Robinson, 2008.

1. Peluang opportunity.

Merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Tren utama merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam kondisi persaingan atau regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.

2. Ancaman threat. Merupakan situasi utama yang menguntungkan

dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar-menawar dari pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi, dan direvisinya atau pembaharuan peraturan dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan suatu perusahaan.

3. Kekuatan strength. Merupakan sumber daya atau kapabilitas yang

dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan.

4. Kelemahan weakness. Merupakan keterbatasan atau kekurangan

dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.

2.6.1 Analisa SWOT dalam Analisis Strategis

Analisis SWOT paling umum digunakan sebagai kerangka logis yang mengarahkan pembahasan dan refleksi mengenai situasi dan alternatif dasar suatu perusahaan. Analisis ini seringkali dilakukan sebagai rangkaian dari diskusi kelompok manajerial. Apa yang dipandang dari seorang manajer sebagai peluang, mungkin dianggap sebagai ancaman oleh yang lain. Demikian pula halnya, kekuatan bagi seorang manajer mungkin merupakan kelemahan bagi yang lain. Kerangka SWOT menyediakan dasar yang terorganisasi untuk diskusi dan berbagi informasi secara mendalam, yang dapat memperbaiki kualitas pilihan dan keputusan yang kemudian diambil oleh mereka Robinson, 2008.

2.6.2 Matriks Treats-Opportunities-Weaknes-Strenght TOWS

Matriks TOWS merupakan alat pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO, strategi WO, strategi ST, strategi WT. mencocokan factor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian sulit terbesar untuk mengembangkan matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik, dan tidak ada satupun kecocokan terbaik David, 2004.

1. Strategi SO strength-opportunities. Atau strategi kekuatan-

peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi WO

weakness-opportunities. Atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.

3. Strategi ST strength-threat. Atau strategi kekuatan-ancaman

menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

4. Strategi WT weakness-threat. Atau strategi kelemahan-

ancaman merupakan taktis defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan.

2.6.3 Skema Matriks TOWS

Skema yang mewakili matriks TOWS disajikan dalam Gambar 2.4. perhatikan bahwa matriks TOWS terdiri dari sembilan sel. Seperti terlihat, terdapat empat sel faktor utama yang menentukan, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong sel kiri atas. Empat sel strategi, dengan label SO, WO,ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan empat factor kunci, berlabel S, W, O, dan T David, 2005. Gambar 2.4 Skema Matriks TOWS Kedelapan langkah dibawah ini diperlukan dalam menyusun matriks TOWS David, 2004: 1. Tuliskan peluang ekternal perusahaan yang menentukan 2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan 5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat. 6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO 7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST 8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT.

2.7 Metodologi Penelitian

Metode adalah suatu cara atau teknik yang sistematik, dalam melakukan atau mengerjakan suatu hal. Jadi, metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan- aturan yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu Mcleod dan Schell, 2004. Penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberian arti secara terus-menerus terhadap sesuatu Pangestu, 2008. `

2.7.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah yang ingin dipecahkan Pangestu, 2008. Dalam melakukan pengumpulan data, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Studi Pustaka Langkah pertama yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah dengan melakukan penjelajahan terhadap kepustakaan penelitian. Studi pustaka dilakukan untuk menentukan, bahwa penelitian tersebut betul-betul mempunyai hubungan dengan topik penelitian yang akan diteliti. Dalam melakukan studi pustaka, harus menunjukan pikiran yang kritis dan melakukan evaluasi dalam menentukan bahan- bahan yang menguntungkan bagi penelitian. Dan juga merumuskan teori berdasarkan tinjauan yang sangat luas, terhadap kepustakaan penelitian yang terkait Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala dan Uriarte, 1993. 2. Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata, tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengumpulan data dengan cara observasi, memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain Pangestu, 2008. a. Pengumpulan data dengan pengamatan langsung memiliki kelebihan, diantaranya: memungkinkan untuk mencatat hal- hal, perilaku dan pertumbuhan, sewaktu kejadian tersebut berlaku atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan langsung, data yang mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat segera dicatat, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. b. Sedangkan, dalam pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung juga memiliki kekurangan, diantaranya: kadang kala diperlukan waktu menunggu yang lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, pengamatan terhadap suatu fenomena lama tidak dapat dilakukan secara langsung. 3. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya pewawancara dengan penjawab responden, dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide panduan wawancara Pangestu, 2008. 4. Kuesioner Cara lain untuk mengumpulkan data adalah membuat daftar pertanyaan, yang sering disebut kuesioner. Pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut, harus terperinci dan lengkat. Kuesioner atau schedule tidak lain adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam pengujian hipotesis. Dalam menyusun pertanyaan, sekurang-kurangnya dua hal yang perlu diperhatikan yaitu: isi dari tiap item pertanyaan, dan hubungan antar item dalam keseluruhan kuesioner. Ietm dari pertanyaan harus padat, terang, dan tiap item harus merupakan hipotesis ataupun bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Selainn dari isi masing-masing item, pertanyaan juga harus cocok dan relevan dengan masalah pokok, serta item-item secara keseluruhan harus diatur menjadi suatu unit yang padat. Untuk itu, diperlukan penyusunan urutan-urutan pertanyaan yang dapat menghasilkan jawaban secara optimal Pangestu, 2008. 5. Studi Literatur Pengamatan terhadap sistem serupa studi literatur, dapat dilakukan dengan cara menggali informasi dari pemakai yang menggunakan sistem serupa pada tempat lain, terkadang bisa dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan dalam merancang dan membangun sistem baru Kadir, 2003.

2.7.2 Metode Pengembangan Sistem

2.7.2.1 Konsep Dasar Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dapat diartikan sebagai sebuah proses pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak Whitten, 2004.

2.7.2.2 Prinsip Dasar Pengembangan Sistem

Pengembangn sistem informasi adalah sebagai suatu aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan atau problem organisasi atau untuk memanfaatkan kesempatan yang terjadi. Adapun beberapa prinsip dasar pengembangan sistem antara lain Indrajani, 2009. 1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat 2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah 3. Menentukan tahapan pengembangan 4. Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten 5. Jangan takut membatalkan atau mengubah lingkup pekerjaan 6. Memecahkan masalah menjadi bagian-bagian yang terkecil 7. Merancang sistem untuk pertumbuhan dan perkembangan.

2.7.3 Object-Oriented Analysis and Design

Object-Oriented Analysis adalah metode analisa yang memeriksa requirement syaratkeperluan yang harus dipenuhi suatu sistem dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan. Sedangkan Object- Oriented Design adalah metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem Suhendar, 2002. OOAD merupakan sekumpulan petunjuk umum yang mengarah kepada aktivitas analisis dan perancangan. Untuk membuat metode kita menjadi lebih berguna, kita merancangnya hingga terdapat penyesuaian, perkembangan, dan substitusi bagian dapat dengan mudah diimplementasikan Mathiasen et al. 2001 . Pada Object-Oriented Analysis and Design terdapat 2 proses utama yang akan di lakukan. Yaitu proses makro dan proses mikro yang akan dijelaskan di bawah ini Booch et al, 2007.

2.7.3.1 Proses Pengembangan Makro

Proses makro ini adalah gambaran keseluruhan dari siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan-tahapannya digambarkan pada Gambar 2.5 dibawah ini Booch et al, 2007: Sumber: Booch et al, 2007 Gambar 2.5 Tahapan-tahapan Proses Pengembangan Makro pada OOAD

1. Requirement. Menyusun dan mengatur kesepakatan antara

customer dan stakeholder mengenai sistem yang akan di bangun. Dengan kata lain, mendefinisikan batasan sistem yang akan di bangun.

2. Analysis and Design. Merubah kebutuhan sistem menjadi

sebuah desain sistem dengan menyajikan spesifikasi dari lingkungan implementasi, dengan mengembangkan arsitektur sistem yang kuat dan menetapkan mekanisme yang dapat digunakan pada sistem yang berbeda.

3. Implementation. Implementasi, unit test, mengintegrasikan

desain dan mengeksekusi hasil sistem.

4. Test. Menguji implementasi untuk meyakinkan bahwa

sistem yang dibangun memenuhi seluruh kebutuhan.

5. Deployment. Memastikan bahwa produksoftware yang

sudah di uji dan diimplementasi dapat digunakan oleh end user . Tahapan-tahapan dibawah ini adalah tahapan yang menunjang siklus hidup pengembangan system :

1. Project Management. Mengatur proyek pengembangan

sistem, seperti planning, staffing, dan monitoring proyek. Termasuk juga di dalamnya manajemen resiko.

2. Configuration and

Change Management . Mengidentifikasi konfigurasisusunan item-item, dan mengontrol setiap perubahan yang terjadi selama proses pengembangan sistem.

3. Environment. Melengkapi lingkungan pengembangan

sistem, seperti setiap proses-proses dan tools yang menunjang tim pengembang.

2.7.3.2 Proses Pengembangan Makro: Time Dimension, Milestones

dan Phases Pada iterative dan incremental proses makro, tahapan- tahapannya berulang. Fase-fasenya adalah di bawah ini Booch et al , 2007: Sumber: Booch et al, 2007 Gambar 2.6 Proses Pengembangan Makro: Time Dimension, Milestones dan Phases

1. Inception Tujuan:

fase ini memastikan sistem yang di bangun bernilai dan dapat dilaksanakan Scope and Business Value . Aktifitas: membuat dan memprioritaskan kebutuhan inti dari sistem yang akan di bangun. Mendapatkan kesepakatan dengan customer tentang apa yang akan di bangun. Yakinkan bahwa anda tim proyek memahami resiko kunci dari membangun sistem tersebut dan menentukan pengembangan apa yang digunakan Process and Tools. Hasil Kerja: pada fase ini mendapatkan gambaran umum dari apa yang akan dibangun, perilaku dasar, list resiko awal, identifikasi mekanisme pengembangan dan lingkungn pengembangan. Milestones: Batasan telah dipahami. Fase ini dikatakan berhasilkomplit bila sudah memahami apa yang akan dibangun. Memahami prioritas dari kebutuhan dan alasan bisnis yang kuat dalam membangun sistem.

2. Elaboration Tujuan:

mengidentifikasi kekurangan dari arsitektur yang dibuat secepat mungkin dan untuk menentukan aturan dasar yang menghasilkan arsitektur yang sederhana. Aktifitas: membuat pilihan arsitektur, framework arsitektur serta implementasi dan testing arsitektur yang akhirnya menentukan framework berdasarkan hasil dari testing. Hasil Kerja: arsitektur yang jelas dan pasti yang dijadikan pondasi dari pembuatan sistem. Milestones: arsitektur mantap dan stabil. Dikatakan berhasil bila arsitektur divalidasi dengan testing dan formal review sesuai dengan requirements yang ditemukan.

3. Contruction Tujuan:

fase ini fokus terhadap pemahaman akan masalah dan identifikasi elemen kunci untuk solusi pengembangan produk. Fase ini adalah fase dimana ketika kegiatan berpindah dari mengidentifikasi arsitektur menuju produksi, dimana produksi dimulai dengan mengontrol metodologi proses dari meningkatkan kualitas produk menjadi produk yang siap dipasarkan. Aktifitas: menyelesaikan pengembangan sistem. Hasil Kerja: sistem bisa di mengerti, di pelajari, di evaluasi serta sesuai dengan batasan yang ditentukan dan dapat diteruskan ke tahapan produksi. Milestones: Sistem siap untuk end-user testing.

4. Transition Tujuan:

Fase ini adalah ketika anda tim produksi dapat memastikan bahwa software yang dibuat dapat diterima oleh end-user. Aktifitas: selama fase ini, produk diberikan kepada komusitas user untuk di evaluasi dan di uji alpha testing, beta testing, and so on . Hasil Kerja: Paket produk, dokumentasi penunjang, materi training, dan materi pemasaran. Milestone: Sistem siap dipasarkan.

2.1.1.1 Proses Pengembangan Mikro

Proses Mikro merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi di dalam proses pengembangan Makro. Yaitu pada tahapan Analysis and Design . Gambar 2.6 memperlihatkan posisi proses mikro di dalam proses makro:

1. Elaboration Tujuan:

mengidentifikasi kekurangan dari arsitektur yang dibuat secepat mungkin dan untuk menentukan aturan dasar yang menghasilkan arsitektur yang sederhana. Aktifitas: membuat pilihan arsitektur, framework arsitektur serta implementasi dan testing arsitektur yang akhirnya menentukan framework berdasarkan hasil dari testing. Hasil Kerja: arsitektur yang jelas dan pasti yang dijadikan pondasi dari pembuatan sistem. Milestones: arsitektur mantap dan stabil. Dikatakan berhasil bila arsitektur divalidasi dengan testing dan formal review sesuai dengan requirements yang ditemukan. Sumber: Booch. dkk, 2007 Gambar 2.7 Proses Pengembangan Mikro di dalam Proses Pengembangan Makro Aktivitas-aktivitas yang terdapat pada proses pengembangan mikro ada 4 aktivitas. Seperti yang di gambarkan pada gambar 2.7 dibawah ini. Sumber: Booch. dkk, 2007 Gambar 2.8 Aktivitas Proses Pengembangan Mikro

1. Identify the elements. Temukan cari elemen-elemen yang

digunakan dalam pengembangan.

2. Define the

collaboration between the elements. Menjelaskan bagaimana elemen-elemen yang telah teridentifikasi bekerjasama untuk menemukan prilaku kebutuhan utama.

3. Define the

relationship between the elements. Mendefinisikan hubungan antara elemen-elemen yang menunjang kolaborasi.

4. Define the semantics of the elements. Membuat behavior

dan attributes dari elemen-elemen yang telah diidentifikasi. Dan siapkan elemen-elemen tersebut untuk level yang selanjutnya.

2.8 Tools pengembangan Sistem

2.8.1 UML Unified Modelling Language

UML Unified Modeling Language adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain Munawar, 2005.

2.8.2 Konsep Pemodelan Objek

Berikut adalah pemahaman mengenai konsep sistem dalam pemodelan berorientasi objek Suhendar, 2002. 1. Objek Objek object adalah “benda”, secara fisik atau konseptual, yang dapat kita temui disekeliling kita. Hardware, software, dokumen, manusia, dan bahkan konsep semuanya adalah contoh objek. Sebuah objek memiliki keadaan sesaat state dan perilaku behavior. State dari sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau himpunan dari keadaan yang menggambarkan objek tersebut. State dinyatakan dengan nilai dari atribut attribute objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain karakteristik objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain, dan identitas. Perubahan state dicerminkan oleh prilaku behavior objek tersebut. Behavior suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak beraksi dan memberi reaksi. Behavior ditentukan oleh himpunan semua atau beberpa operasi yang dapat dilakukan dalam objek itu sendiri. Behavior dari objek dicerminkan oleh interface, service, dan method dari objek tersebut. Interface adalah pintu untuk mengakses service objek. Service adalah fungsi yang bisa diemban objek. Method adalah mekanisme internal objek yang mencerminkan perilaku behavior atau service-nya mencetak apapun yang diterima Suhendar, 2002.

2. Kelas

Kelas class adalah definisi umum pola, template atau cetak biru untuk himpunan objek sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi perilaku behaviors dan atribut objek-objek tersebut. Class adalah keniskalan abstraksi dari entitas dalam dunia nyata. Objek adala h “contoh” instance dari sebuah kelas.

3. Encapsulation

Encapsulation adalah proses menyembunyikan detil implementasi sebuah objek. Satu-satunya jalan untuk mengakses data objek tersebut adalah melalui interface. Interface melindungi internal state sebuah objek dari “campur tangan” pihak luar. Oleh karena itu objek sering digambarkan sebagai kotak hitam black box yang menerima dan mengirim pesan-pesan messages. Dalam object-oriented programming kotak hitam tersebut berisi kode himpunan intruksi dengan bahasa yang dipahami komputer dan data informasi dimana intruksi tersebut beroperasi dengannya. Dalam object-oriented programming, kode dan data disatukan dalam sebuah “benda” yang tersembunyi isinya, yaitu objek. Pengguna objek tidak perlu tahu isi dalam kotak tersebut. Untuk dapat berkomunikasi dengan objek, diperlukan pesan message. Secara formal message di definisikan sebagai permintaan untuk objek penerima receiver object untuk membawa metode yang ditunjukan atau perilaku dan mengembalikan result dari aksi tersebut kepada objek pengirim sender object.

4. Association dan Aggregation

Association asosiasi adalah hubungan antar objek yang saling membutuhkan. Sedangkan aggregation agregasi adalah bentuk khusus dari asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek lainnya. Sebagai contoh, objek tanggal dapat disusun dari objek hari, objek bulan, dan objek tahun.

2.8.3 Tujuan UML

Tujuan utama UML Suhendar, 2002 diantaranya adalah untuk: 1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. 2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemogramann dan proses rekayasa. 3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

2.8.4 Diagram dalam UML

Umumnya sebuah sistem mempunyai sejumlah stakeholder orang yang mempunyai ketertarikan pada suatu sistem namun dari sudut pandang yang berbeda. UML memiliki sejumlah elemen grafis yang bisa dikombinasikan menjadi diagram. Karena ini merupakan bahasa, UML mempunyai sejumlah aturan untuk menggabungkanmengkombinasikan elemen-elemen tersebut Munawar, 2005. Meskipun UML sudah cukup banyak menyediakan diagram yang bisa membantu mendefinisikan sebuah aplikasi, tidak berarti bahwa semua diagram tersebut akan bisa menjawab persoalan yang ada. Dalam banyak kasus, diagram lain selain UML sangat banyak membantu. Oleh karena itu jangan ragu-ragu untuk menggunakan diagram selain UML jika tidak ada diagram UML yang cocok untuk tujuan tersebut Munawar, 2005.

1. Use Case Diagram

Use case diagram menjelaskan manfaat sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem actor. Diagram ini menunjukan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem berinteraksi dengan dunia luar. Use case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk menangkap requirements sistem dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja. Selama tahap desain, use case diagram menetapkan perilaku behavior sistem saat diimplementasikan. Dalam sebuah model mungkin terdapat satu atau beberapa use case diagram. Tabel Diagram UML pada halaman xiii mengilustrasikan actor, use case dan boundary.

2. Class Diagram

Class diagram membantu dalam visualisasi struktur kelas- kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas didalam model desain dalam logical view dari suatu sistem. Selama proses analisa, class diagram memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menetukan perilaku sistem. Selama tahap desain, class diagram berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat. Class diagram juga merupakan fondasi untuk component diagram dan deployment diagram. Dalam sebuah model mungkin terdapat beberapa diagram kelas dengan spesifikasi tersendiri. Spesifikasi simbol-simbol dari class diagram dapat dilihat pada tabel Diagram UML pada halaman xiii.

3. Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use case. Tipe diagram ini sebaiknya digunakan diawal tahap desain atau analisis karena kesederhanaannya dan mudah untuk dimengerti. Sebuah message dari satu participant ke participant yang lain dan dari satu lifeline ke lifeline yang lain. Sebuah participant dapat mengirim sebuah message kepada dirinya sendiri. Simbol- simbol message dapat dilihat pada tabel Diagram UML pada halaman xiii.

4. Collaboration Diagram

Collaboration diagram melihat pada interaksi dan hubungan terstruktur antar objek. Tipe diagram ini menekankan pada hubungan relationship antar objek, sedangkan sequence diagram menekankan pada urutan kejadian. Dalam satu collaboration diagram terdapat beberapa object, link dan message . Collaboration diagram digunakan sebagai alat untuk menggambarkan interaksi yang mengungkapkan keputusan mengenai perilaku sistem.

5. Activity Diagram

Activity diagram memodelkan alur kerja workflow sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas dalam suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah flowchart karena kita dapat memodelkan sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari satu aktivitas kedalam keadaan sesaat state. Seringkali bermanfaat bila kita membuat sebuah activity diagram terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk membantu kita dalam memahami proses secara keseluruhan. Activity diagram juga sangat berguna ketika kita ingin menggambarkan perilaku paralel atau menjelaskan bagaimana perilaku dalam berbagai use case berinteraksi. Simbol-simbol yang sering dipakai pada activity diagram dapat di lihat pada tabel Diagram UML pada halam xiii.

6. Statechart Diagram

Kita dapat menggunakan Statechart diagram untuk memodelkan perilaku dinamis satu kelas atau objek. Statechart diagram memperlihatkan urutan keadaan sesaat state yang dilalui sebuah objek, kejadian yang menyebabkan sebuah transisi dari satu state atau aktivitas kepada yang lainnya, dan aksi yang menyebabkan perubahan satu state atau aktivitas. Statechart diagram khususnya digunakan untuk memodelkan tahap-tahap diskrit dari sebuah siklus hidup objek, sedangkan activity diagram paling cocok digunakan untuk memodelkan urutan aktivitas dalam suatu proses.

7. Component Diagram

Component diagram menggambarkan alokasi semua kelas dan objek ke dalam komponen-komponen dalam desain fisik sistem software. Diagram ini memperlihatkan pengaturan dan kebergantungan antara komponen-komponen software, seperti source code, binary code, dan komponen tereksekusi executable components. Kita dapat membuat satu lebih component diagram untuk menggambarkan komponen dan paket atau menerangkan isi dari tiap-tiap paket komponen. Notasi dari component diagram dapat dilihat pada tabel Diagram UML pada halaman xiii.

8. Deployment Diagram

Setiap model hanya memiliki satu deployment diagram. Diagram ini memperlihatkan pemetaan software kepada hardware .

2.9 Perancangan Menu Flow STDState Transition Diagram

Interaction Diagram dan State Chart menampilkan dua pandangan yang saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara objek-objek di dalam sistem, selama periode waktu yang pendek. Sedangkan state chart diagram, menulusuri individu-individu objek melalui keseluruhan daur hidupnya, menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan diterima objek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut. State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah objek. Event yang dapat dideteksi dan respon atas event-event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah objek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition . Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana objek- objek ini bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam perangkat lunak software. Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah objek, pengembang juga harus membuat objek-objek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilakuku objek, kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai dengan peningkatan kebutuhan. State transition diagram STD juga menunjukan bagaimana sistem bertingkah laku sebagai akibat dari kejadian eksternal. STD juga menunjukkan berbagai model tingkah laku state sistem dan cara di mana transisi dibuat dari state satu ke state yang lainnya. STD berfungsi sebagai dasar bagi pemodelan tingkah laku, Simbol untuk State Transition Diagram dapat dilihat pada tabel di halaman xv Pressman, 2002.

2.10 Dublin Core Metadata Initiative