Persamaan-persamaan  yang  terdapat  antara  informasi  virtual manuscript collection
dengan ke-3 hasil penelitian di atas adalah: 1.  Memiliki objek penelitian yang sama, yaitu koleksi digital dari
peninggalan-peninggalan manuskrip. 2.  Memiliki  visi  yang  sama,  yaitu  melestarikan  peninggalan
budaya bangsa. 3.  Sama-sama membangun sistem berbasis web.
Perbedaan  yang  ada  antara  antara  sistem  informasi  virtual manuscript collection
dengan ke-3 hasil penelitian di atas adalah: 1.  Ketiga  penelitian  tersebut  sama-sama  membangun  sistem
informasi koleksi digital manuskrip. Namun memiliki beberapa konten  yang  berbeda  dengan  cara  penyajian  manuskrip  yang
berbeda. 2.  Sistem  informasi  virtual  manuscript  collection  membangun
sistem  yang  sama  namun  memiliki  kelebihan.  Yaitu menggunakan knowledge sharing. Yang dapat dijadikan wadah
bertukar  informasi  serta  pengalaman  dalam  penelitian mengenai manuskrip.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan dalam merancang sistem informasi virtual manuscript  collection
adalah  OOAD  Object-Oriented  Analysis  and Design
.  Dibawah  ini  adalah  ringkasan  tahapan-tahapan  yang  digunakan dalam pengembangan sistem:
1.  Inception. Pada tahapan ini membahas:
a.  Tentukan  kebutuhan  requirement.  Menghasilkan  visi, kebutuhan fungsional, kebutuhan non fungsional.
b.  Tentukan  batasan  masalah  boundaries.  Menghasilkan  use case
dan mendeskripsikan use case secara detail. c.  Use  Case  Model  and  Definition.  Mendefinisikan  dan
menspesifikasikan  setiap  aktivitas  yang  ada  pada  use  case dalam bentuk dokumen.
2.  Elaboration. Pada tahap ini menghasilkan;
a.  Deployment  view.  Pada  sistem  berbasis  web,  paling  tidak  ada dua  pandangan  yaitu  server  dan  client.  Disini  menggunakan
deployment diagram sebagai tools.
b.  Logical  view.  Pada  umumnya  sistem  berbasis  web  memiliki empat logical component:
1.  Browser yang berjalan pada client. 2.  Web atau aplikasi.
3.  Component untuk logical aplikasi itu sendiri. 4.  Component untuk database server.
c.  Process view. Ada minimal dua proses pada aplikasi web pada umumnya,  tapi  ada  kemungkinan  bisa  menjadi  lebih  banyak.
Disini menggunakan sequence diagram. d.  Implementation  view.  Membuat  model  overview  untuk  sistem
informasi virtual manuscript collection.
3.  Construction.  yang  paling  penting  pada  analisis  aplikasi  web  yang
potensial adalah bagaimana mengidentifikasi entity dan process sebuah aplikasi.  Dibawah  ini  kegiatan-kegiatan  yang  dilaksanakan  pada
tahapan construction: a.
User  experience  model.  Pada  kegiatan  ini  adalah  bagaimana meng-capture  element-elemen  dari  user  interfaces  sebuah
aplikasi  berbasis  web.  Dan  membuat  peta  nafigasi  diantara halaman-halaman pada aplikasi.
b. Analysis  and  design  model.  Dalam  analisis  dan  desain,  kita
membahas  tentang  entitas  dan  proses  dari  sistem  dengan menggunakan class diagram dan activity diagram.
4.  Transition.  Fase  ini  adalah  ketika  anda  tim  produksi  dapat
memastikan bahwa software yang dibuat dapat diterima oleh end-user. selama  fase  ini,  produk  diberikan  kepada  komusitas  user  untuk  di
evaluasi dan di uji alpha testing, beta testing, and so on. Pada  penelitian  ini,  penulis  menggunakan  blax  box  testing  untuk
menguji  sistem  informasi  yang  akan  dibangaun.  Dengan  tahapan- tahapan berikut ini:
1. Perencanaan Pengujian
Tujuan  perencanaan  adalah  mengidentifikasi  strategi pengujian  dan  prosedur  pengujian  yang  memungkinkan  yang
efektif dan efisien. Tahap ini dapat dilakukan secara paralel dengan perancangan sistem. Tahap ini meliputi:
a.  Pendefinisian  tujuan  pengujian,  sumber  daya  yang  diperlukan, pembagian tanggung jawab, dan jadwal.
b.  Identifikasi resiko-resiko dan prioritas-priorotas c.  Identifikasi entitas-entitas yang diuji dan yang tidak diuji.
2. Perancangan Pengujian
Tujuan  perancangan  pengujian  adalah  mendefinisikan kasus-kasus,  data  dan  prosedur-prosedur  pengujian  agar  dapat
mencapai  tujuan  yang  diidentifikasi  di  perencanaan  pengujian. Perancangan  pengujian  melibatkan  strategi-strategi  perencanaan
untuk secara dini mendeteksi kegagalan, termasuk: a.  Pendefinisian  urutan  pengujian  untuk  mereduksi  usaha-usaha
yang perlu dilakukan oleh penguji maupun tim implementasi. b.  Pendefinisian kasus-kasus pengujian berdasarkan artifak-artifak
pengembangan.
3. Eksekusi Pengujian
Tujuan  tahap  ini  adalah  pengujian  dinamis  terhadap perangkat  lunak  berdasarkan  kasus-kasus  pengujian  yang
didefinisikan  selama  perancangan  pengujian  untuk  dapat menyingkap
kegagalan-kegagalan. Pengujian
hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan kasus pengujian yang tepat.
4. Analisis Hasil Pengujian
Tahap  ini  melaksanakan  analisis  hasil  pengujian  berdasar kualitas produk perangkat lunak agar dapat melakukan peningkatan
produk,  peningkatan  proses  dan  menentukan  kriteria  mengakhiri pengujian.
3.3 Kerangka Berfikir