dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai apakah Bank dapat mempertahankan nasabahnya dengan baik atau tidak.
7 Kemampuan memperoleh nasabah baru atau akuisisi nasabah customer acquisition
8 Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah nasabah baru yang berhasil diperoleh Bank dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau
dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal-Hal Yang Dapat Menarik Minat Menjadi Konsumen Nasabah Secara umum, pengertian dari minat adalah keinginan, kehendak dan kesukaan
seseorang. Sedangkan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat menarik minat seseorang terhadap suatu produk baik barang maupun jasa, maka terlebih dahulu
perusahaan harus mengadakan penentuan pasar supaya apa yang diinginkan oleh nasabah sesuai dengan apa yang diberikan oleh perusahaan. Sedangkan apa yang
diinginkan oleh nasabah serta apa yang mereka butuhkan seringkali yang ada malah sangat berbeda dan pemahaman serta kewaspadaan akan perbedaan tersebut penting
jika dikaitkan dengan penentuan pasar. Salah satu riset pasar yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan menanyai orang-orang atas pelayanan dan produk yang
bagaimana yang mereka inginkan. Maka dari hasil pertanyaan tersebut akan diperoleh jawaban yang sangat luas. Dapat dilihat adanya perbedaan antara keinginan dan
kebutuhan yang kadang kala sangat berbeda ataupun tidak sejalan dan bagi banyak
karyawan hal-hal tersebut dapat dijelaskan dengan hasil jawaban yang hasilnya belum signifikan karenanya perusahaan harus mencari tahu perbedaan tersebut dengan
menyusun suatu pertanyaan atas polling yang sebelumnya dilakukan berdasarkan hal tersebut.
3. Perlindungan Nasabah
Melihat begitu besarnya resiko yang dapat terjadi apabila kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan merosot, maka tidak berlebihan apabila
usaha perlindungan konsumen jasa perbankan mendapatkan perhatian khusus. Dalam rangka usaha melindunngi konsumen secara umum sekarang ini telah ada undang-
undang yaitu undang-undang nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-undang tersebut dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pemerintah maupun masyarakat itu sendiri secara swadaya untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen.
33
Dengan berlakunya Undang-undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan konsekuensi logis terhadap pelayanan jasa
perbankan. Pelaku usaha jasa perbankan oleh karenanya dituntut untuk : a.
Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. b.
Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan jasa yang diberikan.
33
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan diIndonesia, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 2003, hal 281
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif. d.
Menjamin kegiatan usaha perbankannya berdasarkan ketentuan standar perbankan yang berlaku.
BAB III DESKRIPSI UMUM AJB BUMIPUTERA 1912 UNIT USAHA SYARIAH
A. Sejarah Perusahaan
Bumiputera 1912 didirikan di Magelang pada tanggal 12 Februari 1912 oleh perkumpulan Guru-Guru Hindia Belanda PGHB. Pelopor berdirinya adalah seorang
Tokoh pergerakan nasional yaitu Bapak M. Ng. Dwidjosewojo Sekretaris Boedi Oetomo. Sesuai dengan Perkumpulan yang mendirikannya, perusahaan asuransi jiwa
ini diberi nama Onderlinge levensverzekering Maattschappij PGHB dan biasa disingkat dengan OL.Mij. PGHB.
Adapun perintis dalam pembentukan perusahaan ini adalah : 1. M. Ng. Dwidjosewojo – Komisaris adalah seorang guru bahasa jawa pada
Sekolah Pendidikan Guru Kweekshool di Yogyakarta 2. M.K.H. Soebroto – Direktur, adalah seorang guru bahasa melayu pada Sekolah
Calon Pegawai Opleding School Voor Inlandsche Ambtennaaren OSVIA di magelang
3. M. Adimidjojo - Bendahara, adalah seorang mantri guru pada Sekolah Dasar Hindia Belanda Hollandsh Inlandsche School HIS di Magelang
Tidak seperti perusahaan berbentuk perseroan terbatas PT dimana kepemilikannya oleh pemodal tertentu. Bumiputera yang berbentuk badan usaha
mutual atau usaha bersama ini menganut bahwa semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil – wakil mereka di Badan Perwakilan