Analisa Data Pembahasan Perawatan Lanjut Usia dengan Demensia oleh Keluarga di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas

cara mendapat rekomendasi izin pelaksana peneliti dari Dekan Fakultas Keperawatan USU dan izin yang diperoleh dari Kepala Desa Kecamatan Medan Amplas. Setelah mendapat izin dari Kelurahan Timbang Deli Medan Amplas, peneliti meminta bantuan kader yang ada di kelurahan dalam mencari responden, kemudian melakukan pendekatan dan menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner, selanjutnya peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian, bila responden bersedia, maka responden dipersilakan menandatangani informed consent yang telah diberikan peneliti, setelah data dikumpulkan kembali, peneliti menganalisa data tersebut.

8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, yakni Editing dengan mengecek nama dan kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Koding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan analisa Deskriptif dengan program komputerisasi. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Untuk mendeskriptifkan tentang perawatan lansia dengan demensia oleh keluarga. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Pada bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang perawatan lansia dengan demensia oleh keluarga di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas, yang dilakukan dari tanggal 10 Oktober sampai dengan 1 Desember 2009 kepada 71 responden. Penyajian data meliputi karakteristik responden keluarga yang memiliki lansia dengan demensia untuk mengidentifikasi perawatan lansia dengan demensia.

1.1 Karakteristik Responden

Dari hasil pengumpulan data dan pengolahan data yang di lakukan peneliti terhadap keluarga yang memiliki lansia dengan demensia di Kelurahan Timbang Deli Medan Amplas. Menunjukkan hasil deskripsi karakteristik mencakup jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, agama, suku, pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik responden sebanyak 47 responden berumur 26-35 66,2, dan 24 responden 33,8 berumur 36-45, jenis kelamin perempuan 46 responden 64,8, beragama Islam 48 responden 67,6, dan suku Jawa 25 35,2. Berdasarkan jenjang pendidikan sebanyak 29 responden 40,8 berpendidikan SMU dan sebanyak 5 responden 7,0 tidak sekolah, sebanyak 25 responden 35,2 pekerjaan pegawai dan yang tidak bekerja 15 responden 21,1. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden di Kecamatan Timbang Deli Medan Amplas Karakteristik Frekuensi Persentase Umur 26-35 47 66,2 36-45 24 33,8 Jenis Kelamin Laki-laki 25 35,2 Perempuan 46 64,8 Agama Islam 48 67,6 Kristen 17 23,9 Hindu 4 5,6 Budha 2 2,8 Suku Batak 17 23,9 Melayu 11 15,5 Jawa 33 46,5 Nias 2 2,8 Dll minang 8 11,3 Pendidikan Tidak Sekolah 5 7,0 SD 4 5,6 SMP 11 15,5 SMU 29 40,8 Perguruan Tinggi 22 31,0 Pekerjaan Wiraswasta 17 23,9 BuruhTani 14 19,7 Pegawai 25 35,2 Tidak Bekerja 15 21,1 Universitas Sumatera Utara

1.2 Perawatan Lanjut usia Dengan Demensia

Kategori perawatan lansia dengan demensia di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas, berdasarkan hasil skor kuesioner yang diberikan responden, maka dapat di kategorikan bahwa yang memiliki perawatan buruk 3 responden 4,2, dan yang memiliki perawatan cukup 55 responden 77,5, sebagian lagi memiliki perawatan baik 13 responden 18,3. Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan kategori perawatan lansia dengan demesia oleh keluarga di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas Kategori perawatan lansia dengan demensia Frekuensi Persentase Buruk 20-40 3 4,2 Cukup41-60 55 77,5 Baik 61-80 13 18,3 a. Kebutuhan aktivitas primer pada perawatan lansia dengan demensia di Kelurahan Timbang Deli Medan Amplas Hasil penelitian terhadap kebutuhan aktivitas primer didapati mayoritas 8 responden 11,6 menyatakan sering mengingatkan lansia untuk mandi minimal 2 kali sehari dan mengingatkan lansia untuk mencuci rambut minimal 1 kali seminggu, 7 responden 10,1 menyatakan sering memberikan makan-makanan yang bergizi dan seimbang pada lansia, mengingatkan lansia untuk mengerjakan ibadah, memberikan waktu pada lansia untuk istirahat lebih kurang 1-2 jam dalam sehari, 6 responden 8,7 menyatakan sering membantu lansia untuk menyiapkan pakaian yang bersih dan slalu berganti, 5 responden 7,2 Universitas Sumatera Utara menyatakan sering menyediakan pegangan buang air kecil dan besar. Hasil penelitian perawatan lansia dengan demensia oleh keluarga di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas. Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan Kebutuhan Aktifitas Primer N=71 Pernyataan Frekuensi persentase TP N JR N KD N SR N Keluarga memberikan makan makanan yang bergizi dan seimbang 9 13 1420,3 3956,5 7 10,1 Keluarga mengingatkan membantu lansia untuk mandi minimal 2 kali sehari. 11,4 1826,1 4058 811,6 Keluarga mengingatkan lansia untuk mencuci rambut minimal 1 kali seminggu. 4 5,8 2333,3 34 49,3 8 11,6 Keluarga menyediakan pegangan untuk buang air kecil dan besar. 3 43 21 30,4 42 60,9 57,2 Keluarga membantu lansia untuk menyiapkan pakaian yang bersih dan slalu berganti. 710,1 2130,4 3550,7 68,7 Keluarga mrngingatkan lansia untuk mengerjakan ibadah. 57,2 2130,4 3652,5 710,1 Keluarga memberikan waktu pada lansia istirahat lebih kurang 1 – 2 jam dalam sehari. 22,9 1826,1 4260,9 710,1 Universitas Sumatera Utara b. Kebutuhan dari aktivitas rumah tangga pada perawatan lansia dengan demensia di Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas. Hasil penelitian terhadap kebutuhan aktivitas rumah tangga didapati mayoritas 4 responden 5,8 menyatakan keluarga sering membantumengingatkan lansia untuk membersihkan kamar, 3 responden 4,3 menyatakan keluarga sering membantu mengingatkan lansia untuk merapikan tempat tidur dan membersihkan merapikan pakaian lansia, 2 responden 2,9 menyatakan sering membantu menyiapkan makanan untuk lansia, dan membersihkanmerapikan rumah yang bisa menyebabkan trauma pada lansia. Hasil penelitian perawatan lansia dengan demensia oleh keluarga di Kecamatan Medan. Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan Kebutuhan Aktifitas Rumah Tangga N=71 Pernyataan Frekuensi persentase TP N JR N KD N SR N Keluarga membantu mengingatkan lansia untuk membersihkan kamar 3 4,3 2029,0 4260,9 45,8 Keluarga membantu mengingatkan lansia untuk merapikan tempat tidur. 1 1,4 2029,0 4565,2 34,3 Keluarga membersihkan merapikan pakaian lansia 4 5,8 18 26,1 4463,8 3 4,3 Universitas Sumatera Utara Keluarga membantu menyiapkan makanan untuk lansia 11,4 1927,5 4768,1 22,9 Keluarga membersihkan merapikan perlengkapan rumah yang bisa menyebabkan trauma pada lansia 68,7 2536,2 3652,1 22,9 c. Kebutuhan dari aktivitas waktu luang pada perawatan lansia dengan demensia di Kelurahan Timbang Deli Medan Amplas. hasil penelitian terhadap kebutuhan aktivitas waktu luang didapati sebanyak 9 responden 13 menyatakan keluarga sering menemani lansia dalam kegiatan rekreasi, 8 responden 11,6 menyatakan keluarga sering menemani lansia untuk mengobrol, 5 responden 7,2 menyatakan sering mengingatkan mengajak lansia untuk berolah raga, dan melakukan kegiatan berkebun, beternak, dan 4 responden 5,8 menyatakan keluarga sering menemani lansia menonton TV, menemani lansia untuk mengikuti kegiatan kelompoknya seperti yasinan, arisan dll, menemani lansia bermain kartu, mendengarkan radio, dan 3 responden 4,3 menyatakan keluarga sering memberikan lansia berkumpul dengan teman sebayanya untuk mengobrol. Hasil penelitian perawatan lansia dengan demensia oleh keluarga di Kecamatan Medan Amplas. Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan Kebutuhan Aktifitas Waktu Luang N=71 Pernyataan Frekuensi persentase TP N JR N KD N SR N Keluarga menemani lansia untuk mengikuti kegiatan kelompok seperti yasinan, arisan 1 1,3 23 33,3 41 59,4 45,8 Keluarga mengingatkanmengajak lansia untuk berolah raga 68,7 22 31,9 36 52,2 5 7,2 Keluarga menemani lansia untuk mengobrol 1014,5 19 27,5 33 46,4 8 11,6 Keluarga memberikan lansia berkumpul denga teman sebayanya untuk mengobrol 57,2 2231,9 3956,5 34,3 Keluarga menemani lansia menonton TV 68,7 23 33,3 3652,2 45,8 Keluarga menemani lansia dalam kegiatan rekreasi 34,3 1724,6 4058 913 Keluarga menemani lansia mendengarkan radio 57,2 1826,1 4260,9 45,8 Keluarga menemani lansia dalam melakukan kegiatan berkebun, berternak 68,7 1826,1 4058,0 57,2

2. Pembahasan

2.1 Kebutuhan aktivitas sehari-hari dari aktivitas primer Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan keluarga dengan kebutuhan aktivitas primer yaitu sebanyak 8 responden 11,6 menyatakan Universitas Sumatera Utara kebutuhan aktivitas primer para lanjut usia dengan demensia adalah mengingatkanmembantu lansia untuk mandi minimal 2 kali sehari, mencuci rambut minimal 1 kali seminggu sebanyak 8 responden 11,6, memberikan makan-makanan empat sehat lima sempurna pada lansia, mengingatkan lansia mengerjakan ibadah, dan memberikan waktu pada lansia istirahat lebih kurang 1 – 2 jam dalam sehari 7 responden 10,1, menyiapkan pakaian yang bersih dan slalu berganti 6 responden 8.7, menggunakan toilet duduk atau toilet jongkok yang di sekitarnya dibuat pegangan tangan untuk buang air kecil dan besar 5 responden 7,2. Hasil penelitian ini sesuai dengan pandangan dari Katz 1976 yang mengemukan bahwa aktivitas primer aktivitas sehari-hari dalam hal ini yang dilakukan seseorang dalam mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan yang meliputi kebersihan diri mandi, berpakaian, makan, buang air kecil dan air besar. Namun demikian ada 5 responden 7,2 yang menyatakan bahwa menyediakan pegangan untuk buang air kecil dan besar untuk lansia tidak menjadi kebutuhan primer, karena responden mengatakan saat mau buang air kecil dan besar lansia dibantu oleh keluarga. Hal ini berbeda dengan pandangan dari Shmitz 1994 bahwa lansia mempunyai ketergantungan dalam menggunakan pegangan tangan ke toilet meliputi pergi ke toilet; masuk dan keluar dari toilet, mengatur pakaian, membersihkan organ ekskresi. 2.2 Kebutuhan aktivitas sehari-hari dari aktivitas rumah tangga Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan keluarga dengan kebutuhan aktivitas rumah tangga yaitu sebanyak 4 responden 5,8 Universitas Sumatera Utara mengatakan keluarga sering membantumengingatkan lansia untuk membersihkan kamar, dan sebanyak 3 responden 4,3 mengatakan keluarga sering mengingatkan lansia untuk merapikan tempai tidur, merapikan membersihkan pakaian lansia, dan 2 responden 2,9 mengataka keluarga sering membantu menyiapkan makanan untuk lansia, membersihkan perlengkapan rumah yang bisa menyebabkan trauma pada lansia. Di ketahui mayoritas 4 responden 5,8 menyatakan keluarga sering membantumengingatkan lansia untuk membersihkan kamar, hal ini sesuai dengan dijelaskan Shmitz 1994 bahwa kemunduran gerak fungsional dapat di kelompokan menjadi tiga bagian diantaranya : 1 mandiri, yaitu lansia mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan orang lain, 2 di bantu sebagian, yaitu lansia mampu melaksanakan tugas dengan beberapa bagian memerlukan bantuan orang lain, 3 dibantu total, yaitu aktivitas di lakukan sepenuhnya dengan pengawasan dan bantuan orang lain karena lansia tidak dapat melakukan aktivitasnya. Namun demikian ada 2 responden 2,9 yang menyatakan bahwa membersihkanmerapikan perlengkapan rumah yang bisa menyebabkan trauma pada lansia tidak menjadi kebutuhan aktivitas rumah tangga pada lansia, karena keluarga khawatir apabila lansia melakukan aktivitas rumah tangga yang dapat menyebabkan trauma dan akan mengancam keselamatan lansia itu sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan pandangan dari Hurley 1998 bahwa keluarga perlu perhatikan lantai, Jaga permukaan lantai tetap bersih dan kosong, gunakan keramik lantai yang tidak licin supaya tidak terpeleset serta perlu banyak tekstur, Universitas Sumatera Utara dan gunakan karpet untuk mencegah terpeleset yang dapat menyebabkan trauma pada lansia. 2.3 Kebutuhan aktivitas sehari-hari dari aktivitas waktu luang Hasil penelitian ini menunjukan sebanyak 9 responden 13 menyatakan lansia membutuhkan rekreasi atau fasilitas sarana hiburan yang benar-benar dapat dinikmati, dan sebanyak 8 responden 11,6 keluarga menemani lansia untuk mengobrol, sebanyak 5 responden7,2 mengatakan keluarga mengingatkanmengajak lansia untuk berolah raga dan menemani lansia dalam melakukan kegiatan berkebun dan berternak, sebanyak 4 responden 5,8 mengatakan keluarga menemani lansia mendengarkan radio dan menemani lansia menonton TV, sebanyak 3 responden 4,3 mengatakan keluarga memberikan lansia berkumpul dengan taman sebayanya untuk mengobrol. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Katz 1976 dalam Pudjiastuti, 2002 bahwa aktivitas rekreasi dapat menghilangkan rasa bosan atau stress pada lansia yang salah satunya dengan berjalan-jalan. Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Darmojo 1995 tentang aktivitas waktu luang yang dapat di gunakan lanjut usia adalah menonton TV, mendengarkan radio, bermain kartu dan lain-lain. Sebanyak 3 responden 4,3 yang mengatakan bahwa memberikan lansia berkumpul dengan teman sebayanya untuk mengobrol tidak menjadi kebutuhan aktivitas waktu luang, karna keluarga sering menemani lansia untuk mengobrol. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan