Fungsi Komunikasi Nonverbal Komunikasi Nonverbal a. Pengertian Komunikasi Nonverbal

dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar hearing aids seperti alat bantu pendengaran. Bila dilihat secara fisik penyandang tuna rungu tidak berbeda dengan manusia normal pada umumnya. Namun, setelah berkomunikasi barulah diketahui bahwa seseorang tersebut mengalami gangguan pada pendengarannya. 39 Murni Winarsih mengemukakan bahwa tuna rungu adalah suatu istilah umum yang menunjukan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. Orang yang menyandang status tuli akan kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran. Sedangkan menurut Tin Suharmini mengemukakan tunarungu dapat diartikan sebagai keadaan dari seseorang individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui suara sejenis komunikasi verbal pada umumnya. 40 39 Sutjihati Somantri, Tuna Rungu Dalam Pandangan sosial, Yogyakarta: Graha Ilmu, 1996, h. 74. 40 Sutjihati Somantri, Tuna Rungu Dalam Pandangan sosial, h. 74. Beberapa dan definisi diatas telah jelas bahwa tuna rungu adalah seseorang yang memiliki gangguan dalam pendengaran baik secara keseluruhan maupun memiliki sedikit pendengeran yang masih sedikit berfungsi. 41

b. Karakteristik Tuna Rungu

Karakteristik penyandang tuna rungu dari segi fisik tidak memiliki karakteristik yang berbeda. Karena secara fisik tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat. Sebagai dampak dari kekurangan pendengaran penyandang tuna rungu memiliki karakteristik yang berbeda dilihat dari berbagai aspek menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati diantaranya yaitu dari segi: intelegensi, bahasa bicara, emosi dan sosial. 42 a. Segi intelegensi Penyandang tuna rungu tidak berbeda dari orang lain kebanyakan namun penyandang tuna rungu memiliki intelegensi yang sangat rendah dari pada anak normal kebanyakan karena dipengaruhi oleh kemampuan penyandang tuna rungu dalam interaksi yang kurang di fahami melalui bahasa verbal. Aspek intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali sulit dipahami. Sedangkan bahasa yang bersumber pada penglihatan dan gerakan akan mudah ditanggapi. 41 Murni Winarsih, Pembinaan Tuna Rungu Dalam Lingkungan Sosial, Yogjakarta: Graha Ilmu, 2007, h. 23. 42 Murni Winarsih, Pembinaan Tuna Rungu dalam Lingkungan Sosial, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h. 24.