Karakteristik Tuna Rungu Klasifikasi Penyandang Tuna Rungu

Menurut Boothroyd seperti yang dikutip dalam buku Murni Winarsih Pembinaan Tuna Rungu dalam Lingkungan Sosial klasifikasi tuna rungu adalah sebagai berikut: a. Kelompok I : kehilangan 15-30 dB, mild hearing losses atau ketunarunguan ringan; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia normal. b. Kelompok II : kehilangan 31-60, moderate hearing losses atau ketunarunguan atau sedang; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia hanya sebagian. c. Kelompok III : kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses atau ketunarunguan berat; daya tangakap terhadap suara cakapan manusia tidak ada. d. Kelompok IV : kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses atau ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. e. Kelompok V : kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing lossesatau ketunarunguan total; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. 44 Penyanang tuna rungu dalam proses pemahaman akan terlambat karena informasi yang diterima tidak sebanyak informasi yang diterima oleh orang yang mendengar pada umumnya. Informasi yang didapatkan penyandang tuna rungu akan menjadi tidak bermakna 44 Murni Winarsih, Pembinaan Tuna Rungu dalam lingkungan sosial, Yogjakarta: Graha Ilmu, 2007, h. 23 apa-apa jika mereka tidak memahami apa maksud dari informasi tersebut. Infomasi yang disampaikan harus dikongkritkan sesuai dengan bahasa yang sudah mereka mengerti. 45 45 Artikel ini diakses melalui www.unas-dokumen-komunikasitunarungu.com, pada tanggal 7 maret 2014, pukul. 13.45. 51

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN TUNA RUNGU SEHJIRA

A. Profil Umum Yayasan Sehjira Deaf Foundation

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam pergaulan hidup manusia di mana masing-masing individu satu sama lain terjadi interaksi, saling mempengaruhi demi kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. 1 Yayasan tuna rungu SehjiraDeaf Foundation adalah sebuah yayasan yang menaungi dan memberikan perlindungan bagi para penyandang tunarungu atau tuli. Yayasan ini bergerak dalam bidang sosial khususnya memberikan advokasi dan pelatihan khusus bagi penyandang tunarungu yang memiliki keterbatasan dan hambatan dalam berkomunikasi. 2 Yayasan tunarungu SehjiraDeaf Foundation berlokasi di Komplek DPR RI-Pribadi Blok C No.40 Joglo Jakarta Barat, lokasi yang berada tidak jauh dari jalan raya ini yang memungkinkan kenyamanan bagi para penyandang tunarungu untuk melakukan aktivitas dan mengembangkan segala bentuk kegiatan di yayasan Sehjira. 1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti,2003, h. 28. 2 Wawancara Pribadi dengan Rachmita, Pada tanggal 7 Maret 2014, pukul. 16.45. Sebagai lembaga non-profit dengan anggota yang semakin banyak, yayasan sehjira dihadapkan pada suatu tantangan untuk mengembangkan organisasi agar eksistensinya dapat membantu pengembangan potensi para anggota untuk mendapatkan hak dan kehidupan yang layak dimasyarakat. Untuk mencapai hal tersebut pihak yayasan menyari pentingnya suatu tujuan dan kerangka kerja yayasan sehjira yang sesuai dengan visi misi serta ciri khas dan keadaan saat ini. 3 Pelatihan dan kemandirian yang diadakan diyayasan Sehjira Deaf Foundation sangat memberikan sisi positif bagi para penyandang tunarungu. Karena dengan adanya kegiatan yang dilakukan tersebut dapat membantu mereka dalam bersosialisasi dengan masyarakat lingkungan luas. Menurut Rachmita Maun Harahap mengatakan bahwa “Penyandang tunarungu harus memiliki sedikitnya potensi untuk pengembangan diri, agar mampu bersaing dengan manusia normal pada umumnya, yang tidak mempunyai latarbelakang kecacatan fisik. Dan mereka juga lebih percaya diri”. 4 Penyandang tunarungu memang jauh berbeda untuk melakukan komunikasi dengan manusia pada umumnya, karena tunarungu ini mengalami kekurangan pendengaran yang jauh dari kata normal. Kecacatan seperti ini dialami bisa karena sejak lahir, dan ada juga 3 Dokumen Pribadi Yayasan Sehjira Deaf Foundation. 4 Wawancara Pribadi dengan Rachmita, pada tanggal 7 Maret 2014, pukul. 16.57. karena faktor usia. Namun hal tersebut tidak mengurangi bahwa penyandang tunarungu juga sama halnya dengan manusia normal kebanyakan ingin mendapatkan kehidupan yang layak dan setara seperti masyarakat pada umumnya. Yayasan Sehjira memberikan dukungan dan perlindungan terhadap penyandang tuna rungu agar mereka merasa terlindungi dari segala macam bentuk diskrimisi. Advokasi yang diberikan yayasan sehjira mendapat perhatian juga dari segala macam bentuk lembaga yang membantu para penyandang tuna rungu dalam menggapai kelayakan hidup serta dapat menerima segala macam bentuk tantangan dari lingkungan sosial. Pelatihan dan advokasi yang diberikan yayasan sehjira tidak memandang golongan dan status sosial. Karena yayasan ini bergerak dibidang sosial dan sebagai lembaga non-profit maka yayasan ini tidak membeda-bedakan siapapun yang ingin bergabung dalam lembaga ini. Komunikasi yang dilakukan pengurus yayasan kepada para anggota yayasan Sehjira terkadang mengalami hambatan dalam komunikasi baik bahasa dan gerak isyarat yang dilakukan penyandang tunarungu berat dengan ringan. Mereka masing-masing mempunyai gerak dan isyarat tertentu agar si pembicara dapat memahami maksud dan tujuan kita.