berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.
Gambar 3.1. Tahapan dalam Prosedur Penelitian
G. Variabel Penelitian
1. Variabel X atau variabel bebas yaitu teknik pembelajaran probing. a. Definisi Konseptual
Teknik probing dalam proses belajar dan mengajar ialah teknik dimana guru mengajukan serangkaian pertanyaan yang sifatnya
membimbing dan menuntun sehingga terjadi proses berpikir. Penarikan
Kesimpulan Pengolahan dan Analisis
Data Penelitian KBM dengan Teknik
Probing Kelompok Eksperimen
KBM dengan Teknik Diskusi
Kelompok Kontrol Survei Tempat Uji Coba
Instrumen dan Penelitian Penyusunan Instrumen
Penelitian dan RPP Uji Coba Instrumen
Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen
Tahap Pelaksanaan
Penelitian
Pretest Pelaksanaan
Pembelajaran Posttest
Tahap Akhir Penelitian
Tahap Persiapan Sebelum Penelitian
36
b. Defrinisi Operasional Teknik probing merupakan teknik pengajaran yang akan
menggiring peserta didik sampai pada pemahaman yang dimaksud melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, jika jawaban dari
pertayaan tersebut benar maka akan dilanjutkan ke peserta didik berikutnya tetapi jika salah maka akan diajukan pertanyaan yang kedua.
2. Variabel Y atau variabel terikat yaitu hasil belajar siswa pada konsep getaran dan gelombang.
a. Definisi konseptual Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada penelitian ini hanya dilihat pada kemampuan kognitif
saja. b. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran fisika yang diukur dengan menggunakan instrumen tes pada
konsep getaran dan gelombang berupa kemampuan kognitif, dilihat dalam empat aspek yaitu ingatan C
1
, pemahaman C
2
, penerapan C
3
, dan analisis C
4
.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes sebagai instrumen penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah tes prestasi
achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Jenis tes ini diberikan setelah siswa yang
dimaksud mempelajari hal-hal yang diteskan dalam hal ini menggunakan teknik probing.
Kemudian tes ini diberikan sebagai posttest pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dimana dalam proses
pembelajarannya digunakan teknik pembelajaran sebagai berikut: 37
a. Kelompok eksperimen: menggunakan teknik probing. b. Kelompok kontrol: menggunakan teknik diskusi.
c. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh teknik tersebut terhadap hasil belajar peserta didik.
I. Instrumen Penelitian
Yang akan dijadikan instrumen pada penelitian ini adalah berupa tes, yaitu berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Kisi-kisi instrumen hasil belajar adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetensi
Dasar Indikator
Pembelajaran Aspek Kognitif
∑ Soal
C
1
C
2
C
3
C
4
Mendeskripsik an konsep
getaran dan gelombang
serta parameter-
parameternya Mengidentifikasi getaran
pada kehidupan sehari-hari 1, 2
4, 6 4
Mengukur periode dan frekuensi suatu getaran
3 13
7, 10,
15 9
6
Menyelidiki karakteristik gelombang longitudinal dan
gelombang transversal 17
5, 11, 12
8, 14, 16,
19 8
Mendeskripsikan hubungan antara kecepatan rambat
gelombang, frekuensi dan panjang gelombang
18, 20,
25 3
Mengaitkan konsep gelombang dengan
kehidupan sehari-hari 21,
24 23
22 4
∑ Soal
6 7
6 6
25
Presentase Soal
25 25
25 25
100
38
Keterangan:soal yang tidak digunakan dalam penelitian Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji untuk menentukan
apakah soal yang akan digunakan memenuhi syarat seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi, yang menyatakan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi
dua syarat penting yaitu: valid dan reliabel. 1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen dengan
validitas isi yang memadai maka peneliti menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu sebelum menyusun instrumen.
Pengujian validitas butir soal dengan menggunakan korelasi point biserial
q p
t t
p
S M
M pbi
−
=
γ keterangan:
phi
γ = koefisien korelasi biserial M
p
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
M
t
= rerata skor total S
t
= standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar
= ruhsiswa
jumlahselu nar
iswayangbe banyaknyas
p q = proporsi siswa yang menjawab salah
q = 1 - p
43
Berdasarkan hasil uji validitas, dari 25 soal yang diujicobakan terdapat 21 soal yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 23, dan 25.
2. Uji Reliabilitas
43
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 h. 79
39
Selain harus valid soal tes juga harus memiliki reliabilitas. Reliabilitas suatu alat ukur adalah sejauhmana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang
relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Sebelum instrumen diunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan
hasil belajar maka terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui koefisien relibilitas instrumen tersebut.
Perhitungan reabilitas menggunakan rumus KR-20 yaitu sebagai berikut:
−
− =
∑
2 2
11
1 S
pq S
n n
r keterangan:
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 - p
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= banyaknya item S
= standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar varians
44
Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Interval Koefisien
Kriteria
0,8
≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60
≤ r 0,80
Tinggi 0,40
≤ r 0,70
Sedang 0,2
≤ r 0,40
Rendah
0,20 Kecil
45
44
Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 100-101
45
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h.32
40
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen tes hasil belajar, didapat nilai koefisien internal seluruh item sebesar 0,834. Jika dilihat kriteria indeks koreksi di
atas, maka kriteria reliabilitasnya termasuk sangat tinggi.
3. Taraf kesukaran Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau
mudah. Soal dikatakan mudah jika untuk menyelesaikannya hanya langsung menggunakan data yang ada. Soal dikatakan sedang, jika untuk menyelesaikannya
tidak langsung menggunakan data yang ada dan untuk mencarinya cukup menggunakan satu konsep saja. Soal dikatakan sulitsukar, jika untuk
menyelesaikannya tidak menggunakan datainformasi yang ada, tetapi untuk mencarinya dengan beberapa konsep.
46
s
J Β
= Ρ
Untuk mengetahuinya, maka soal-soal diujikan tingkat kesukarannya terlebih dahulu. Pengujian terhadap derajat
kesukaran tiap soal menggunakan rumus:
keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar J
s
= jumlah seluruh siswa peserta tes
47
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran Interval Koefisien
Kriteria
0,00 ≤ P ≤ 0,30
Soal sukar
0,30 P ≤ 0,70
Soal sedang 0,70 P
≤ 1,00
Soal mudah
48
46
Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1995, hal. 238
47
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. cit, h.207-208
48
Ibid, h. 110
41
Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 25 soal tes hasil belajar yang diujikan, 8 soal termasuk dalam kriteria sukar, 16 soal termasuk
dalam kriteria sedang dan 1 soal termasuk dalam kriteria mudah.
4. Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang mampu rendah
prestasinya. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D −
= −
= keterangan:
D = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
49
Klasifikasi daya pembeda:
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Instrumen Interval Koefisien
Kriteria
0,00
≤ d 0,20
Jelek 0,20
≤ d 0,40
Cukup 0,40
≤ d 0,70
Baik 0,70
≤ d 1,00
Baik sekali
50
49
Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 213-214
50
Ibid, h. 218
Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 25 soal tes hasil belajar yang diujikan, 3 soal termasuk dalam criteria jelek, 1 soal termasuk dalam kriteria
cukup dan 21 soal termasuk dalam kriteria baik. Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar terdapat 22 soal yang sesuai kriteria dari 25 soal, tetapi yang dijadikan soal
pretest dan posttest hanya 21 soal saja.
J. Teknik Analisis Data