METODOLOGI PENELITIAN Arus Komunikasi Vertikal Pada Organisasi Sapma Pemuda Pancasila USU (Studi Deskriptif Kualitatif Arus Komunikasi Vertikal Pada Organisasi Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Universitas Sumatera Utara)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif sehingga sangat subjektif, maka metodologi pun sebenarnya merupakan suatu rentang juga dari yang sangat kuantitatif objektif hingga yang sangat kualitatif subjektif Mulyana, 2001:145-146 Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Metode dekriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan melukiskan keadaan subjekobjek penelitian seseoraang, lembaga, masyarakat dan lainlain pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang tampak atau sebagaimana adanya Nawawi, 1995:63. III.2 Objek Penelitian Objek formal yang diteliti dalam penelitian ini adalah Organisasi kepemudaan di Universitas Sumatera Utara yaitu Satuan Mahasiswa dan Pelajar Pemuda Pancasila SAPMA PP III.3 Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah Arus Komunikasi Vertikal SAPMA PP USU pada Mahasiswa USU yang merupakan anggota SAPMA PP USU. Universitas Sumatera Utara III.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode wawancara mendalam in-depth interview Esterberg, dalam Sugiono,2005: 72 mendefenisikan “interview” atau wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide – ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu. Wawancara mendalam secara umum adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan Bungin, 2009: 108. Selain itu, Stainback, dalam Sugiyono, 2005:72 mengatakan bahwa dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal – hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi dimana hal tersebut tidak bisa ditemukan melalui observasi. 2. Observasi Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan oleh objek tersebut. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Yang diobservasi adalah interaksi perilaku dan percakapan yang terjadi antara subjek yang diriset Kriyantono, 2009:108. Observasi ini apabila dilihat dari akurasi data yang diperoleh mungkin dapat diandalkan, namun memerlukan waktu yang cukup banyak. Terutama jika objek pengamatan muncul dalam interval waktu yang lama serta berlangsung pada alokasi waktu yang lama pula Bungin, 2003:116 William 1973 menyarankan bahwa metodologi penelitian yang diperlukan untuk mengamati komunikasi manusia dari perspektif Universitas Sumatera Utara interaksionisme simbolik adalah peneliti mengambil peran sebagai pengamat yang berpartisipasi participant observer oleh si peneliti itu sendiri Fisher, 1990:244. 3. Penelitian Kepustakaan Studi Kepustakaan library research,yaitu dengan cara mengumpulkan semua data yang berasal dari literatur serta bahan bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan dalam penelitian ini menghasilkan berbagai data yang didapatkan dari buku – buku atau sumber bacaan mengenai komunikasi organisasi. III.4.1. Penentuan Informan Untuk menentukan subjek yang akan diambil, maka peneliti akan menggunakan purposive sampling, yaitu menggunakan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Persoalan utama dalam teknik ini adalah menentukan kriteria, di mana kriteria harus mendukung tujuan riset. Dalam penelitian ini, peneliti memilih anggota yang aktif dari organisasi SAPMA PP USU. III.4.2. Waktu Penelitian Wawancara dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2013-17 Januari 2014. III.4.3. Keabsahan Data Keabsahan data dimaksudkan untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta aktual di lapangan. Untuk menetapkan keabsahan data, maka dalam penelitian ini akan dilampirkan transkrip wawancara yang telah diverifikasi, diklarifikasi dan telah disetujui oleh para informan. III.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan bahan – bahan lain Universitas Sumatera Utara sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data adalah sangat penting, baik itu penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah dilapangan. Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian – pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru. Miles Huberman mengemukakan “The Most serious and central difficulty in the use of central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate” yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri dalam menganalisis objek penelitian untuk menganalisis data kualitatif. Dibutuhkan kemampuan- kemampuan yang lebih seperti kepekaan peneliti terhadap segala aspek yang diteliti sehingga akan memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan metode menyusun data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan informasi bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus samapi tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Miles Huberman, 1992: 16: 1. Reduksi data Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Universitas Sumatera Utara 2. Penyajian data Penyajian data ialah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan-kesmipulan itu juga dilakukan verifikasi dengan cara memikir ulang selama penulisan dan tinjauan ulang catatan lapangan. Disini peneliti akan membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan penyajian data kemudian ditarik kesimpulan yang disajikan secara naratif. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN