Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah paham dalam berorganisasi tersebut adalah hal yang wajar terutama pada saat pertukaran pendapat. Atasan Laura selalu mengatasi salah paham tersebut dengan bertanya kepada anggota tersebut kemudian dicari solusi dari masalah tersebut secara baik-baik. Atasan Laura juga membuat peraturan yang tegas agar anggotanya patuh dengan peraturan tersebut dan tidak melakukan hal yang dilarang oleh peraturan tersebut. Peraturan yang dibuat oleh atasan Laura juga sebelumnya dimusyawarahkan bersama anggota. Musyawarah tersebut berguna agar pendapat dan aspirasi anggota dapat didengar oleh atasan dan ikut berpartisipasi dalam organisasi tersebut. Peraturan tersebut disetujui oleh semua pihak dalam organisasi apabila keputusannya bertujuan untuk kepentingan organisasi. Laura sebagai anggota dari SAPMA PP USU telah mengkonstruksikan komunikasi organisasi dalam SAPMA PP USU melalui musyawarah dalam pengambilan keputusan karena dalam musyawarah tersebut anggota-anggota dan atasan saling bertukar pendapat. Laura juga mengkonstruksikan upward communication di dalam SAPMA PP USU melalui adanya pemberian saran kepada atasan yang bertujuan untuk kepentingan organisasi dan juga memberikan laporan mengenai hasil kinerja anggota.

IV.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pandangan masing-masing informan berbeda-beda satu sama lainnya. Informan 1,2,3,4,5,6,7 dan 8 merupakan bagian dari SAPMA PP USU. Komunikasi yang terjalin pada mereka di dalam SAPMA PP USU berjalan dengan baik. Komunikasi yang berjalan dengan baik di dalam suatu organisasi juga menentukan sukses tidaknya suatu organisasi tersebut, oleh karena itu, sangat perlu membina hubungan yang baik antara sesama di dalam organisasi, baik sesama bawahan ataupun antara bawahan dengan atasan. Hubungan yang baik itu tentunya dengan adanya intensitas berkomunikasi yang baik juga. Atasan yang mampu mengarahkan seluruh bawahannya untuk dapat mewujudkan tujuan dari sebuah organisasi adalah atasan yang profesional. Selanjutnya, keberhasilan atasan dapat dilihat dari keahlian berkomunikasi. Penggunaan cara atasan dalam Universitas Sumatera Utara menyampaikan pesan baik itu lisan dan tulisan ialah baik dan dapat dipahami isi kejelasan pesan yang telah disampaikan oleh atasan. Lingkungan organisasi merupakan salah satu proses kegiatan menciptakan saling tukar menukar pesan antara atasan dan bawahan downward communication dan juga antara bawahan dan atasan upward communication. Komunikasi dan hubungan yang telah terjalin baik dan akrab antara anggota dengan atasan di dalam SAPMA PP USU membuktikan bahwa proses terjalinnya hubungan dan komunikasi telah melalui proses yang panjang dan berdasarkan atas pengalaman mereka berorganisasi. Komunikasi ke bawahan downward communication berjalan dengan baik terbukti dari atasan berfungsisebagai pusat kekuatan dalam sebuah organisasi, diharapkan atasan selalu berkomunikasi dengan semua pihak melalui hubungan formal maupun hubungan informal, sebab suksesnya pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan itu sebagian besar ditentukan sekali oleh keterampilannya menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan kegiatan organisasi. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan loyalitas kinerja setiap anggota terhadap tugas dan tanggung jawabnya. SAPMA PP USU juga menerapkan asas kekeluargaan yang membuat atasannya menjadi akrab dengan anggotanya karena kegiatan yang ada di dalam SAPMA PP USU tersebut tidak hanya dilakukan oleh bawahan saja melainkan atasan juga ikut serta dalam melaksanakan kegiatan organisasi tersebut. Komunikasi ke atas upward communication yang dilakukan antara bawahan terhadap atasan dalam hal pemberian informasi tugas telah dilakukan dengan efektif. Bawahan telah memiliki hak untuk menyampaikan persoalan- persoalan dan dalam pekerjaan mereka masing-masing. Saran-saran dari bawahan kepada atasan juga sangat diterima dengan positif oleh atasan itu sendiri. Dalam hal ini, atasan telah siap untuk melakukan komunikasi upward communication sehingga bawahan merasa tidak sungkan untuk menyampaikan persoalan- persoalan yang mereka alami dalam melaksanakan instruksi dari atasan dan juga dalam hal penyampaian saran-saran mereka kepada atasannya. Jika dilihat dari tugas dan tanggung jawab, suatu organisasi terbentuk apabila memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang saja Muhammad, 2009:24. Oleh karena itu, adanya komunikasi antara atasan dan bawahan downward communication dan juga komunikasi antara bawahan terhadap atasan upward communication harus terjalin dengan baik sehingga dapat mencari solusi permasalahan untuk setiap persoalan pekerjaan dalam organisasi. Gambar IV.2 Alur Analisis Pembahasan Sumber: Peneliti Peneliti melihatadanya fungsi informatif di dalam SAPMA PP USU tersebut seperti di dalam komunikasi ke atas upward communicationyaitu adanya musyawarah yang dibuat oleh atasan, di dalam musyawarah tersebut atasan bertukar informasi sehingga di dengar oleh seluruh anggota.Fungsi informatif juga terjadi pada komunikasi ke bawah downward communication Komunikasi Organisasi SAPMA PP USU Komunikasi Ke Atas Upward Communication 1. Fungsi Informatif 2. Fungsi Regulatif 3. Fungsi Persuasif 4. Fungsi Intergratif Komunikasi Ke Bawah Downward Communication Pembahasan Universitas Sumatera Utara yaitu bawahan yang menghadiri musyawarah agar menyatakan aspirasi dan pendapat kepada atasan agar didengar oleh atasan. Peneliti juga melihat adanya fungsi regulatif di dalam SAPMA PP USU tersebut seperti di dalam komunikasi ke atas upward communication adanya saran-saran dan pendapat dari bawahan mengenai peraturan yang akan dibuat oleh atasan sehingga peraturan tersebut disetujui dan dipatuhi oleh atasan dan bawahan dan kemudian dapat dilaksanakan secara bersama-sama. Fungsi regulatif juga ditemukan di dalam komunikasi ke bawah downward communication yaitu adanya pemberian dan adanya ketegasan dalam menerapkan dan menaati peraturan secara bersama-sama baik itu bawahan maupun atasan tanpa terkecuali. Fungsi Persuasif juga diterapkan di dalam SAPMA PP USU tersebut yaitu di dalam komunikasi ke atas upward communication terdapat bawahan yang senang dengan atasannya karena. Atasan juga mengayomi dan memperhatikan kinerja bawahannya sehingga bawahan menjadi nyaman di dalam organisasi tersebut sedangkan pada komunikasi ke bawah downward communication terdapat atasan yang selalu memberikan motivasi-motivasi yang membangun kepada bawahannya sehingga membuat kinerja bawahannya semakin baik dan bertanggung jawab untuk kedepannya. Fungsi Integratif juga terdapat di dalam SAPMA PP USU tersebut yaitu di dalam komunikasi ke atas upward communication terdapat saran yang diberikan bawahan kepada atasan dalam berorganisasi cukup diterima secara bijaksana oleh atasan itu sendiri. Atasan cukup terbuka dan menanggapi dengan positif saran-saran dari bawahan tersebut. Instruksi yang diberikan oleh atasan cukup jelas dimengerti oleh bawahan itu sendiri sehingga dalam berkinerja semakin bagus. Komunikasi ke bawah downward communication terdapat saran yang diberikan atasan cukup diterima dengan baik oleh anggota itu sendiri. Instruksi yang diberikan atasan pun sebelumnya atasan meminta saran atau pendapat dari bawahan itu sendiri agar dalam pelaksanaan instruksi itu sendiri terlaksana dengan lancar tanpa adanya pertentangan dari anggota itu sendiri. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian pada organisasi SAPMA PP USU, dalam hal arus komunikasi vertikal yaitu komunikasi ke bawah downward communication yaitu proses komunikasi yang terjadi antara atasan kepada bawahandan juga komunikasi ke atas upward communication yaitu proses komunikasi yang terjadi anatar bawahan kepada atasan yang berupa intruksi tugas jobs instruction, pelaksanaan tugas job rationale, informasi peraturan job instruction, pemberian motivasi bawahan yang telah diberikan oleh atasan telah dilakukan dengan baik dan juga pemberian informasi saran dan masalah kinerja dari bawahan kepada atasan juga telah dilakukan dengan baik oleh bawahan tersebut. Begitu juga dengan tingkat kejelasan dan cara atasanmaupun bawahan dalam memberikan informasi kepada anggota yang lainnya sudah sesuai dan terlaksana dengan baik. Dengan adanya pemberian informasi yang telah disampaikan oleh atasanmaupun anggota tersebut mengakibatkan kinerja bawahan maupun atasan dalam melakukan tugasnya masing-masing semakin baik pula. 2. Berdasarkan hasil penelitian pada organisasi SAPMA PP USU, dalam hal komunikasi anggota kepada pemimpin dan pemimpin dengan anggotanya yaitu melalui musyawarah yang dilakukan dengan baik oleh SAPMA PP USU yang berguna untuk bertukar saran dan jugauntuk pengambilan keputusan dalam melakukan kegiatan SAPMA PP USU sehingga anggota maupun atasan bisa menyalurkan aspirasinya. Keputusan untuk melakukan kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama baik itu bawahan maupun atasan, dengan adanya kegiatan tersebut membuat tidak ada batasan antara atasan dengan bawahan karena dalam SAPMA PP USU menerapkan asas Universitas Sumatera Utara