melakukan transaksi, pertimbangan ini mencakup kondisi kinerja perusahaan bangkrut atau sehat, prospek industri, situasi politik, kebijakan pemerintah dan
kondisi bursa itu sendiri. Dari faktor-faktor tersebut, pembeli dan penjual akan membangun persepsinya masing-masing. Didasari persepsi tersebut, maka akan
terbentuk permintaan dan penawaran terhadap saham, dari kekuatan itulah harga saham akan terbentuk di bursa. Nilai investasi pada surat berharga dipengaruhi
oleh harapan pemodal atau investor tentang kinerja perusahaan sehat atau tidak sehat di masa datang. Sebab bagi investor membeli saham berarti membeli
prospek perusahaan. Harga saham akan meningkat jika kinerja perusahaan baik dan tidak mengalami financial distressed maupun insolvibilitas. Dengan harga
saham yang meningkat tersebut berarti akan meningkatkan kemakmuran pemegang sahamnya. Harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan
manajemen perusahaan untuk beroperasi secara menguntungkan di tengah-tengah lingkungan usaha yang semakin kompetitif.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Siti Rodliyah 2002 yang melakukan penelitian tentang penerapan analisis diskriminan altman untuk memprediksi
tingkat kebangkrutan Study Kasus Pada Perusahaan Tekstil Dan Produk Tekstil Yang Tercatat Di BEJ. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa menurut
analisis diskriminan altman terhadap perusahaan tekstil dan produk tekstil yang tercatat di BEJ secara umum tidak mengalami kebangkrutan.
Universitas Sumatera Utara
Lolytha Septika Saragih 2010 yang meneliti hubungan variabel makro ekonomi dengan resiko kebangkrutan Altman Z-Score pada perusahaan
perbankan di BEI. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa variabel nilai tukar, suku bunga dan inflasi memiliki hubungan yang positif dengan resiko
kebangkrutan pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI. Josep Hasiholan Sianturi 2010 yang melakukan penelitian mengenai
analisis kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode altman z-score pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan perusahaan yang dianggap rawan bangkrut menurut Altman Z-Score dari tahun 2006-2008 sebesar
33,33. Altman 1968 meneliti mengenai prediksi kebangkrutan dengan
menggunakan teknik multiple discriminant analysis MDA. Sampel yang digunakan 66 perusahaan dengan 33 perusahaan pada masing-masing dari dua
grup. Dua puluh dua variabel rasio terseleksi yang diklasifikasikan menjadi lima kategori rasio standar: likuiditas, profitabilitas, leverage, solvabilitas dan aktivitas.
Lima variabel sebagai yang terbaik dalam prediksi kebangkrutan perusahaan adalah working capitaltotal assets, retained earningtotal assets, EBITtotal
assets, market value equitybook value of total debt, dan salestotal asset. Berikut
ini adalah Tabel yang menunjukkan ringkasan hasil penelitian terdahulu :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 Siti Rodliyah
2002 Penerapan Analisis
Diskriminan Altman Untuk Memprediksi
Tingkat Kebangkrutan Study Kasus Pada
Perusahaan Tekstil Dan Produk Tekstil
Yang Tercatat Di BEJ
Variabelnya rasio keuangan dari
laporan keuangan perusahaan tekstil
yang tercatat di BEJ. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa menurut analisis diskriminan altman
terhadap perusahaan tekstil dan produk tekstil yang tercatat di
BEJ secara umum tidak mengalami kebangkrutan.
2 Lolytha Septika
Saragih 2010
Analisis Hubungan Variabel Makro
Ekonomi Dengan Resiko Kebangkrutan
Altman Z-Score Pada Perusahaan
Perbankan Di BEI. Variabel independen
adalah nilai tukar, suku bunga, inflasi
dan variable dependennya adalah
kebangkrutan Variabel nilai tukar, suku bunga
dan inflasi memiliki hubungan yang positif dengan resiko
kebangkrutan pada perusahaan Perbankan di BEI.
3 Josep
Hasiholan Sianturi
2010 Analisis
Kebangkrutan Perusahaan Dengan
Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada
Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di
BEI. Variabel
independennya adalah nilai rasio
keuangan Altman Z- Score dan variabel
dependennya adalah kebangkrutan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat
penurunan perusahaan yang dianggap rawan bangkrut
menurut Altman Z-Score dari tahun 2006-2008 sebesar
33,33.
4 Edward I.
Altman The Journal of
Finance
, Vol. 23, No. 4.
Sep., 1968, pp. 589-609
Financial Ratios, Discriminant Analysis
and the Prediction of Corporate
Bankruptcy 22 rasio keuangan
yang diklasifikasikan menjadi 5 kategori
rasio standar meliputi liquidity,profitability,
solvency,activity ratios.
5 rasio terbaik menurut altman dalam prediksi kebangkrutan
perusahaan adalah rasio modal kerjatotal aktiva,rasio laba
ditahantotal aktiva,rasio laba sebelum pajak dan bungatotal
aktiva,rasio nilai pasar ekuitasnilai buku total
hutang,rasio penjualantotal aktiva.
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis