1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau
antar waktu. 2.
Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistic yang digunakan.
3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan dengan rasio keuangan.
4. Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi
atau prediksi variabel tertentu seperti kebangkrutan atau financial distress
Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat
dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan.
2.2 Sumber-sumber Informasi Prediksi Kebangkrutan
Kebangkrutan yang terjadi sebenarnya dapat diprediksi dengan melihat beberapa indikator. Menurut Foster 1986 terdapat beberapa indikator atau
sumber informasi mengenai kemungkinan dari kesulitan keuangan: 1.
Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang. 2.
Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial, struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industri, kemampuan
perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan lain sebagainya.
3. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan
perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan tunggal atau suatu kombinasi dari variabel keuangan.
4. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi.
2.3 Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan
Kebangkrutan yang terjadi pada perbankan di Indonesia disebabkan oleh nilai mata uang rupiah yang menurun, suku bunga tinggi, terjadinya rush, hutang
membengkak, simpanan nasabah rendah dan tingginya kredit macet yang melanda
Universitas Sumatera Utara
hampir seluruh bank di Indonesia.
Menurut Jauch dan Glueck dalam Adnan 2000:139
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan adalah :
a. Faktor Umum
1. Sektor ekonomi
Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku
bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya
dengan perdagangan luar negeri.
2. Sektor sosial
Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan
terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Faktor sosial yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang
terjadi di masyarakat.
3. Teknologi
Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk pemeliharaan dan
implementasi. Pembengkakan terjadi, jika penggunaan teknologi informasi tersebut kurang terencana oleh pihak manajemen, sistemnya tidak terpadu
dan para manajer pengguna kurang profesional.
4. Sektor pemerintah
Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan dan industri, pengenaan tarif
ekspor dan impor barang berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.
b. Faktor eksternal perusahaan meliputi pelanggan, pemasok atau kreditur,
pesaing atau bank lain. c.
Faktor Internal Perusahaan Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan secara internal adalah terlalu
besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga akan menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai akhirnya tidak dapat
membayar, manajemen tidak efisien yang disebabkan karena kurang adanya kemampuan, pengalaman, ketrampilan, sikap inisiatif dari manajemen, dan
penyalahgunaan wewenang dan kecurangan dimana sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun sangat merugikan apalagi yang
berhubungan dengan keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Manfaat Informasi Prediksi Kebangkrutan