UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
65
36. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Lanjutan
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal. Risiko ini melekat dalam semua
proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan layanan Perusahaan dan Entitas Anak.
Risiko Harga
Risiko harga adalah fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar. Saat ini, Perusahaan dan Entitas Anak tidak menghadapi resiko harga.
37. INSTRUMEN KEUANGAN
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian.
31 Desember 2015 Pinjaman dan
piutang Nilai wajar
melalui laba rugi Liabilitas pada biaya
perolehan diamortisasi Jumlah
Aset Keuangan Kas dan setara kas
39.613.510.754 -
- 39.613.510.754
Piutang usaha - pihak ketiga 62.472.666.928
- -
62.472.666.928 Piutang lain-lain
8.210.541.369 -
- 8.210.541.369
Aset tidak lancar lainnya - deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
2.004.652.912 - -
2.004.652.912 112.301.371.963
- - 112.301.371.963
Liabilitas keuangan Utang usaha - pihak ketiga
- -
19.081.283.440 19.081.283.440
Utang lain-lain -
- 8.522.668.141
8.522.668.141 Utang pembiayaan konsumen
- -
898.590.273 898.590.273
- -
28.502.541.854 28.502.541.854
31 Desember 2014 Pinjaman dan
piutang Nilai wajar
melalui laba rugi Liabilitas pada biaya
perolehan diamortisasi Jumlah
Aset Keuangan Kas dan setara kas
87.869.458.854 -
- 87.869.458.854
Piutang usaha - pihak ketiga 66.654.415.955
- -
66.654.415.955 Piutang sewa pembiayaan – pihak ketiga
12.238.706.418 -
- 12.238.706.418
Piutang lain-lain 5.064.503.609
- -
5.064.503.609 Aset tidak lancar lainnya - deposito berjangka
yang dibatasi penggunaannya 8.520.445.793
- - 8.520.445.793
180.347.530.629 - -
180.347.530.629 Liabilitas keuangan
Utang bank -
- 14.220.219.480
14.220.219.480 Utang usaha - pihak ketiga
- -
27.148.721.639 27.148.721.639
Utang lain-lain -
- 12.875.152.874
12.875.152.874 Utang pembiayaan konsumen
- -
941.477.853 941.477.853
- -
55.185.571.846 55.185.571.846
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
66
37. INSTRUMEN KEUANGAN Lanjutan
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar: Nilai wajar kas dan setara kas, piutang usaha, piutang sewa pembiayaan, piutang lain-lain, utang bank, utang
usaha dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
Nilai wajar dari piutang pihak berelasi, aset tidak lancar lainnya dan utang jangka panjang dinilai menggunakan arus kas yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga pasar.
38. REKLASIFIKASI AKUN
Akun defisit dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Rincian reklasifikasi akun tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelum Reklasifikasi Reklasifikasi
Sesudah Reklasifikasi
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Keuntungan aktuaria imbalan kerja -
799.388.726 799.388.726
Defisit 3.425.763.241
799.388.726 4.225.151.967
39. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Pada tanggal 24 Februari 2016, entitas anak BLM menerima pencairan atas fasilitas pinjaman dari PT Bank ICBC Indonesia sebesar Rp48.000.0000.000 sesuai dengan perjanjian kredit antara BLM dan PT Bank ICBC
Indonesia yang ditandatangani pada tanggal 28 November 2015.
40. PERYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ISAK YANG DIKELUARKAN DAN DIREVISI
Berikut ini ikhtisar PSAK dan ISAK yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK dan Sewan Standar Akuntansi Syariah DSAS - IAI yang relevan untuk Perusahaan, namun belum berlaku efektif
untuk laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2015:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016: a.
ISAK No. 30,”Pungutan”, merupakan interpretasi atas PSAK No. 57,”Provisi”, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontijensi” yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan, selain dari pada
pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK No. 46 “Pajak Penghasilan” serta denda lain atas pelanggaran perundang-undangan, kepada pemerintah.
b. Amandemen PSAK No. 4,”Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan
Keuangan Tersendiri”, memperkenankan penggunaan metode ekuitas sebagai salah satu metode pencatatan investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan
tersendiri entitas tersebut.