Sistem Perkawinan Sitem Kekerabatan Batak Toba

2.2.3 Sistem Perkawinan

Perkawinan dalam Koentjaraningrat 1994:103 adalah sebagai pengatur tingkah laku manusia yang berkaitan dengan kehidupan kelaminnya Perkawinan bukan hanya sekedar perjanjian sehidup semati antara laki-laki dan perempuan yang bersatu dalam sebuah rumah tangga, tetapi juga terbentuknya hubungan antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan menjadi sebuah keluarga besar Kepler, 2002:38. Sistem perkawinan menurut adat Batak Toba adalah sesuatu yang kompleks yang harus melalui tahapan-tahapan. Perkawinan bagi masyarakat Batak Toba adalah sebuah pranata yang tidak hanya mengikat seorang laki-laki dan seorang perempuan tetapi juga mengikat suatu keluarga besar yakni keluarga pihak laki-laki paranak dalam bahasa Batak Toba dan pihak perempuan parboru. Perkawinan mengikat kedua belah pihak tersebut dalam suatu ikatan kekerabatan yang baru, yang juga berarti membentuk satu dalihan na tolu tungku nan tiga yang baru juga. Secara umum, dalam adat Batak Toba, upacara perkawinan didahului oleh upacara pertunangan. Upacara ini bersifat khusus dan otonom, diakhiri dengan tata cara yang menjamin, baik awal penyatuan kedua calon pengantin ke dalam lingkungan baru, maupun perpisahan dan peralihan dari masa peralihan tetap, sebagaimana akan diteguhkan dalam upacara perkawinan. Dengan demikian, tata upacara perkawinan terdiri dari tata cara penyatuan tetap atau permanen ke dalam lingkungan sosial baru, dan tata cara penyatuan yang bersifat personal. Proses perkawinan dalam adat kebudayaan Batak Toba menganut hukum eksogami perkawinan di luar kelompok suku tertentu. Seorang perempuan akan meninggalkan kelompoknya dan pindah ke kelompok suami, namun dia akan tetap menyandang marganya sendiri; selanjutnya, perempuan tersebut beserta suaminya akan menyebut kelompok marga perempuan itu dengan hula-hula Vergouwen, 1986: xi Ini terlihat dalam kenyataan bahwa dalam masyarakat Batak Toba seseorang yang hendak menikah tidak boleh mengambil isteri dari kalangan kelompok marga sendiri namariboto, perempuan meninggalkan kelompoknya dan pindah ke kelompok suami, dan bersifat patrilineal, dengan tujuan untuk melestarikan marga dari pihak laki-laki. Hak tanah, milik, nama, dan jabatan hanya dapat diwarisi oleh garis laki-laki. Tahapan- tahapan yang ada pada masyarakat Batak Toba adalah sebagai berikut17: 1. Paranakkon Hata a Paranakkon hata artinya menyampaikan pinangan oleh paranak pihak b laki-laki kepada parboru pihak perempuan. c Pihak perempuan langsung memberi jawaban kepada orang yang disuruh oleh pihak laki-laki pada hari itu juga. d Pihak yang disuruh paranak panakkok hata masing-masing satu orang dongan tubu, boru, dan dongan sahuta. 2. Marhusip a Marhusip artinya membicarakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh pihak paranak sesuai dengan ketentuan adat setempat ruhut adat di huta i dan sesuai dengan keinginan parboru pihak perempuan. b Pada tahap ini tidak pernah dibicarakan maskawin sinamot. Yang dibicarakan hanyalah hal-hal yang berhubungan dengan marhata sinamot dan ketentuan lainnya. c Pihak yang disuruh marhusip ialah masing-masing satu orang dongan- tubu, boru tubu, dan dongan-sahuta. 3. Marhata Sinamot a Pihak yang ikut marhata sinamot adalah masing-masing 2-3 orang dari dongan-tubu, boru dan dongan sahuta. b Mereka tidak membawa makanan apa-apa, kecuali makanan ringan dan minuman. c Yang dibicarakan hanya mengenai sinamot dan jambar sinamot. 4. Marpudun Saut Marpudun saut artinya merealisasikan apa yang dikatakan dalam paranak hata, marhusip, dan marhata sinamot. Semua yang dibicarakan pada ketiga tingkat pembicaraan sebelumnya dipudun disimpulkan, dirangkum menjadi satu untuk selanjutnya disahkan oleh tua-tua adat. Dalam marpudun saut sudah diputuskan ketentuan yang pasti mengenai sinamot, ketentuan jambar sinamot kepada si jalo todoan, ketentuan sinamot kepada parjambar na gok, ketentuan sinamot kepada parjambar sinamot, parjuhut, jambar juhut, tempat upacara, tanggal upacara, ketentuan mengenai ulos yang akan digunakan, ketentuan mengenai ulos-ulos kepada pihak paranak, dan ketentuan tentang adat. 5. Unjuk Semua upacara perkawinan ulaon unjuk harus dilakukan di halaman pihak perempuan alaman ni parboru, di mana pun upacara dilangsungkan. Berikut adalah tata geraknya: a Memanggil liat ni Tulang ni boru muli dilanjutkan dengan menentukan tempat duduk. b Mempersiapkan makanan, c Paranak memberikan na margoar ni sipanganon dari parjuhut horbo, d Parboru menyampaikan dengke ikan, biasanya ikan mas, e Doa makan, f Membagikan jambar, g Marhata adat – yang terdiri dari tanggapan oleh parsinabung ni paranak, dilanjutkan oleh parsinabung ni parboru, tanggapan parsinabung ni paranak, tanggapan parsinabung ni parboru. h Pasahat sinamot dan todoan, i Mangulosi, dan j Padalan Olopolop. 6. Tangiang Parujungan Doa penutut pertanda selesainya upacara perkawinan adat Batak Toba.

2.3 Sistem Kepercayaan Dan Agama

Dokumen yang terkait

Analisis Tekstual Penyajian Andung Dalam Kematian Pada Masyarakat Toba Desa Sigumpar Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan

7 98 93

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

3 70 102

MAKNA TAMBAK BAGI ETNIS BATAK TOBA DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

1 5 24

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

2 2 11

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 1

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

1 2 15

ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

0 0 84

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT BATAK TOBA DAN BIOGRAFI ROTUA PARDEDE 2.1 Suku Batak Toba - Studi Deskriptif Manghirap Tondi Di Desa Lintong Nihuta Kecamatan Tampahan Dalam Masyarakat Batak Toba Oleh Ibu Rotua Pardede: Kajian Terhadap Tekstual Dan Musikal

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Studi Deskriptif Manghirap Tondi Di Desa Lintong Nihuta Kecamatan Tampahan Dalam Masyarakat Batak Toba Oleh Ibu Rotua Pardede: Kajian Terhadap Tekstual Dan Musikal

0 0 18

Studi Deskriptif Manghirap Tondi Di Desa Lintong Nihuta Kecamatan Tampahan Dalam Masyarakat Batak Toba Oleh Ibu Rotua Pardede: Kajian Terhadap Tekstual Dan Musikal

0 0 12