disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan”. Dapat
disimpulkan bahwa belajar erat kaitannya dengan perubahan perilaku yang mengacu pada suatu tindakan atau berbagai tindakan. Perubahan perilaku tersebut terjadi
karena didahului oleh proses pengalaman yang dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Perubahan perilaku bersifat relatif permanen yang sukar diukur dalam diri
seseorang. Menurut Anni dkk 2012: 68 “unsur-unsur yang saling terkait dalam belajar adalah peserta didik, rangsangan stimulus, memori, dan respon”. Peserta
didik memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan; otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori
yang kompleks; dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. Peristiwa yang merangsang rangsangan
peserta didik disebut stimulus. Kemudian segala sesuatu yang didapatkan peserta didik dari belajar disimpan dalam suatu memori yang berisi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. Kemudian tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon.
Dari pengertian-pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar
merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman yang dialami oleh individu baik pengalaman fisik, psikis maupun sosial.
2.1.2.1 Hasil Belajar
Rifa’i dan Anni 2012: 69 menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Benyamin
S. Bloom 1956 dalam Rifai’i dan Anni 2012: 70 menyampaikan “tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif cognitive domain, ranah
afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain”. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran
intelektual. Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Pemahaman didefinisikan sebagai
kemampuan memperoleh makna dari materi pembelajaran. Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi
baru dan kongkrit. Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. Sintesis
merupakan kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru. Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang
nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai, sedangkan
ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Jadi dapat disimpulkan hasil
belajar seseorang dapat dilihat dari perubahan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi hasil belajar merupakan perilaku yang diterima oleh manusia
setelah mengalami kegiatan belajar, keberhasilan dalam belajar ditentukan dari tiga ranah yang dikuasai sebagai hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik.
2.1.2.2 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran baik aktivitas berpikir maupun berbuat. Jadi guru harus menumbuhkan aktivitas belajar pada diri
siswa. Hal tersebut karena penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa itu sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian
dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, berdiskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah,
melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan. “Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan
itu dengan baik” Slameto, 2010: 36.
Sanjaya 2006: 132 menyatakan “belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi”. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi
juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Menurut Dimyati 2009: 114 “keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki
bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati”. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah
kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah seperti mengingat
kembali isi materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil
eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain.
Senada dengan pendapat Dimyati tersebut, Paul D. Dierich dalam Hamalik 2011: 172 membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:
1 Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya
membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2 Kegiatan-kegiatan lisan oral, yang termasuk di dalamnya antara lain
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi dan interupsi. 3
Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4
Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat
rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5
Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6 Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan
percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7 Kegiatan-kegiatan mental, yang termasuk di dalamnya antara lain
merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
8 Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat,
membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aktivitas belajar yaitu aktivitas
siswa dalam pembelajaran di kelas yang berkaitan dengan aktivitas berfikir maupun berbuat yang berkesan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.1.3 Strategi, Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran