luas pada siswa untuk terlibat dalam proses memecahkan masalah di dalam lingkungan belajar yang dibuat sebagaimana realitas yang sesungguhnya.
Berdasarkan tingkat perkembangannya, siswa sekolah dasar belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh. “Melalui
pelajaran IPS mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah sosial” Masitoh, dkk 2010: 4. Mereka dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Akhirnya mereka diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah
sosial yang dihadapinya. Masitoh,dkk 2007: 4-5 mengemukakan ada tiga rasional mempelajari IPS,
yaitu: “1 Supaya peserta didik dapat mensistematisasikan bahan, informasi,
dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna; 2 Supaya peserta didik dapat
lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggungjawab; 3 Supaya para peserta didik dapat
mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia”.
2.1.6 IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Materi perjuangan
mempertahankan kemerdekaan diajarkan pada siswa kelas V semester 2. Materi ini ada pada silabus dan Kompetensi Dasar no 4. Menurut
Setianto 2011: 1 menyatakan bahwa “perjuangan merupakan suatu usaha untuk
meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan”. Tirtoprojo 1982 dalam Setianto 2011: 1 menyatakan bahwa “pada masa penjajahan, perjuangan
adalah segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh atau mencapai kemerdekaan”. Jadi, Perjuangan mempertahankan
kemerdekaan merupakan usaha untuk mempertahankan suatu cita-cita mulia yang dilakukan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yang telah direbut
dari tangan penjajah baik perjuangan melalui diplomasi maupun perlawanan- perlawanan yang dilakukan di berbagai daerah. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Menurut Subagyo, dkk
2008: 18 “Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang memiliki kekuasaan tertinggi, yang berarti tidak berada di bawah kekuasaan lainnya”. Ketika negara kita
memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang masih ada di Indonesia. Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia seperti
sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu. Tugas tersebut berlaku saat Sekutu datang ke Indonesia. Rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya dipulihkan, berusaha
mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Usaha tersebut mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga di beberapa tempat terjadi pertempuran antara tentara
Jepang dengan rakyat Indonesia. Pertempuran-pertempuran tersebut menimbulkan korban di kedua belah pihak. Ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi Jepang,
Belanda NICA datang membonceng tentara Sekutu. Belanda ingin menguasai Indonesia lagi. Rakyat Indonesia tidak senang Belanda kembali ke bumi pertiwi.
Terjadilah pertempuran-pertempuran di berbagai daerah serta perundingan- perundingan antara Indonesia dan Belanda NICA. Ada dua bentuk perjuangan
mempertahankan kemerdekaan, yaitu perjuangan secara fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh.
Contoh perjuangan fisik yaitu: Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran “Medan Area”, Bandung Lautan Api, dll.
Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara- negara lain dan lewat perundingan. Contoh perjuangan diplomasi yaitu: Perjanjian
Linggarjati, Agresi Militer Belanda I, Perjanjian Renville, Agresi Militer Belanda II, Perjanjian Rom-Royen, Konferensi Meja Bundar KMB.
2.1.7 Performansi Guru