29 menunjukkan bahwa pada GampaiIR77674 dikendalikan oleh banyak gen
pada karakter panjang malai dan bobot malai. Berdasarkan hasil tersebut, seleksi untuk sifat unggul kedua karakter tersebut untuk GampaiIR77674 akan
lebih sulit dibandingkan karakter yang dikendalikan oleh sedikit gen.
Berdasarkan pendugaan aksi gen dan jumlah gen yang mengendalikan karakter yang diamati, disimpulkan bahwa perbedaan jumlah gen yang
mengendalikan suatu karakter dapat menyebabkan aksi gennya berbeda. Karakter panjang malai dan bobot malai pada populasi GampaiIR77674
dikendalikan oleh banyak gen dan aksi gennya aditif. Seleksi terhadap karakter tersebut akan lebih sulit karena dikendalikan oleh banyak gen sehingga seleksi
harus dilakukan pada generasi lanjut. Pada populasi Bintang LadangUS2 dan ProgolAsahanuntuk karakter bobot malai dikendalikan oleh sedikit gen dan
aksi gennya berbeda yaitu aditif + epistasis komplementer. Bobot malai ProgolAsahan dikendalikan oleh sedikit gen dan aksi gen aditif+epistasis
komplementer. Maka seleksi karakter tersebut akan lebih mudah dilakukan namun seleksi dilakukan sampai dengan generasi lanjut untuk mengurangi aksi
gen epistasis. Jumlah gen yang mengendalikan menentukan sebaran karakter apakah mengerucut atau melebar.
Jumlah gen mempengaruhi jumlah kelas dari sebaran. Semakin banyak gen yang mengendalikan maka semakin banyak kelas yang terbentuk pada
sebaran dan semakin besar keragaman antar galur. Karakter yang dikendalikan dengan jumlah gen yang lebih sedikit terlihat lebih mengerucut dibandingkan
karakter yang dikendalikan oleh banyak gen. Galur-galur akan banyak berada pada daerah nilai tengah dan keragaman semakin sempit pada bentuk sebaran
yang mengerucut Roy 2000; Rohaeni 2010. Hubungan tersebut terlihat pada pola sebaran masing-masing karakter yang disajikan Gambar 3.3 sampai
dengan Gambar 3.8.
Sebaran galur pada karakter panjang malai dan berat menunjukkan posisi kelas dari kedua tetua pada ketiga populasi yang diuji. Pada populasi
Bintang LadangUS2, Bintang Ladang memiliki nilai tengah lebih besar dari US2. Hal ini sama pada karakter bobot malai. IR77674 memiliki nilai tengah
panjang malai dan bobot malai yang juga lebih besar dari Gampai. Pada populasi ProgolAsahan, nilai tengah Progol untuk panjang dan bobot malai
lebih besar dari Asahan.
Bobot malai digunakan sebagai karakter untuk menyeleksi individu tanaman yang akan dilanjutkan pada generasi berikutnya karena selain karakter
ini merupakan komponen hasil juga memiliki aksi gen aditif dan aditif+epistasis komplementer pada populasi yang diuji. Dua populasi yang
diteruskan
pada generasi
berikutnya adalah
GampaiIR77674 dan
ProgolAsahan berdasarkan karakter bobot malai yang merupakan salah satu komponen hasil. Pada GampaiIR77674 bobot malai dikendalikan oleh banyak
gen dan aksi gen aditif dan ProgolAsahan yang memiliki bobot malai tertinggi dan karakter dikendalikan oleh sedikit gen. Pada ProgolAsahan bobot malai
juga memiliki nilai heritabilitas dan KKG yang tinggi sehingga karakter ini sesuai jika dijadikan sebagai kriteria seleksi.
30
Gambar 3.3. Sebaran populasi padi generasi F
3
populasi Bintang LadangUS2 untuk karakter panjang malai
Gambar 3.4. Sebaran populasi padi generasi F
3
populasi GampaiIR77674 untuk karakter panjang malai
Gambar 3.5. Sebaran populasi padi generasi F
3
populasi ProgolAsahan untuk karakter panjang malai
32 30
28 26
24 22
20 18
50 40
30 20
10
Panjang malai cm Fr
e q
u e
n c
y
Mean 24,2
StDev 2,684
N 300
Histogram with Normal Curve of Panjang malai cm 4. ProgolAsahan
Progol Asahan
28,5 27,0
25,5 24,0
22,5 21,0
19,5 18,0
30 25
20 15
10 5
Panjang malai cm Fr
e q
u e
n c
y
Mean 23,55
StDev 2,339
N 300
Histogram with Normal Curve of Panjang malai cm 3. GampaiIR77674
Gampai IR77674
34 32
30 28
26 24
22 20
70 60
50 40
30 20
10
Panjang malai cm Fr
e q
u e
n c
y
Mean 25,90
StDev 2,290
N 298
Histogram with Normal Curve of Panjang malai cm 2. Bintang LadangUS2
US2 Bintang Ladang
31
Gambar 3.6. Sebaran populasi padi generasi F
3
populasi Bintang LadangUS2 untuk karakter bobot malai
Gambar 3.7. Sebaran populasi padi generasi F
3
populasi GampaiIR77674 untuk karakter bobot malai
Gambar 3.8. Sebaran populasi padi generasi F
3
populasi ProgolAsahan untuk karakter bobot malai
8 7
6 5
4 3
2 70
60 50
40 30
20 10
Berat malai g Fr
e q
u e
n c
y
Mean 3,967
StDev 1,073
N 298
Histogram with Normal Curve of Berat malai g 2. Bintang LadangUS2
Bintang Ladang US2
5,4 4,8
4,2 3,6
3,0 2,4
1,8 1,2
40 30
20 10
Berat malai g Fr
e q
u e
n c
y
Mean 2,861
StDev 0,7840
N 300
Histogram with Normal Curve of Berat malai g 3. GampaiIR77674
Gampai IR77674
9,0 7,5
6,0 4,5
3,0 1,5
60 50
40 30
20 10
Berat malai g Fr
e q
u e
n c
y
Mean 3,760
StDev 1,256
N 300
Histogram with Normal Curve of Berat malai g 4. ProgolAsahan
Progol Gampai
32
3.3.4 Keragaan Galur-Galur Generasi F
4
dan F
5
Hasil Seleksi Bulk dan Pedigri di Kondisi Lingkungan N Optimum dan N Suboptimum
Pada MT 2 atau generasi F
4
, galur-galur padi sudah ditanam per malai atau per galur dan dicampur atau bulk. Jumlah rumpun yang dipanen atau
diseleksi pada generasi F
4
dan F
5
berbeda tergantung kepada jumlah tanaman yang memiliki penampilan baik. Jumlah tanaman persilangan GampaiIR77674
yang diseleksi pada MT 2 dari hasil seleksi pedigri baik di lokasi N- dan N+ mencapai lebih dari 250 tanaman, masing-masing 356 dan 284 tanaman.
Persilangan ProgolAsahan diseleksi di lokasi N- dan N+, masing-masing sebanyak 303 dan 265 tanaman. Tinggi tanaman pada kondisi N+ lebih tinggi
dibandingkan tinggi tanaman pada kondisi N- Tabel 3.10. Populasi ProgolAsahan memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dari populasi
GampaiIR77674. Antara kedua metode seleksi di kedua lokasi N, tinggi tanaman tidak berbeda. Lokasi N+ juga meningkatkan jumlah anakan
produktif, bobot malai, panjang malai, dan bobot malai per rumpun. Populasi yang diseleksi dengan metode pedigri memiliki karakter yang lebih baik
dibandingkan metode modifikasi bulk. Penelitian Sarutayophat dan Nualsri 2010 terhadap generasi F
4
dua populasi kacang yardlong membandingkan Tabel 3.10. Rata-rata beberapa karakter generasi F
4
dari kombinasi persilangan GampaiIR77674 dan ProgolAsahan pada kondisi lingkungan
seleksi N suboptimum N- dan N optimum N+
Populasi N-
N+ Pedigri
KK Bulk
KK Pedigri
KK Bulk
KK Tinggi tanaman
GampaiIR77674 105.7b
7.4 104.7b
8.7 115.0a
7.4 113.2a
8.0 ProgolAsahan
117.8c 10.3
116.0c 9.5
130.3b 9.7
134.2a 10.7
Jumlah anakan produktif GampaiIR77674
9.7b 31.1
10.3b 40.6
14.1a 36.8
10.5b 33.0
ProgolAsahan 8.4b
41.1 7.6a
34.1 10.3a
41.1 8.5b
38.9 Bobot malai
GampaiIR77674 3.8a
20.9 2.6c
19.5 3.8a
25.2 3.3b
23.8 ProgolAsahan
2.8b 50.4
2.7c 22.5
2.6c 41.2
2.9a 27.5
Panjang malai GampaiIR77674
27.6a 11.1
26.4b 11.3
28.6a 12.1
28.2a 9.8
ProgolAsahan 26.2b
9.9 24.7c
10.2 27.2a
10.7 26.1b
9.9 Jumlah gabah isi per malai
GampaiIR77674 114.7a
24.5 60.4d
28.3 109.5b
30.6 100.3c
25.6 ProgolAsahan
65.0a 47.9
59.8b 34.0
56.2c 55.4
58.3b 52.4
Bobot malai per rumpun GampaiIR77674
27.4b 35.2
16.2d 44.2
36.5a 44.6
24.7c 38.5
ProgolAsahan 17.5a
74.2 13.2c
36.6 18.9a
62.9 15.1b
43.2 Bobot 100 butir
GampaiIR77674 2.7b
10.7 3.0a
19.1 2.7b
11.8 2.7b
11.1 ProgolAsahan
2.9a 15.6
2.9a 17.3
2.7b 20.6
2.9a 23.1
a
Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji t pada taraf 5
33 efektivitas metode pedigri dan single seed descent SSD dan diketahui bahwa
kedua metode sama efektif untuk mendapatkan galur berdaya hasil tinggi dan seleksi dilakukan pada generasi lanjut karena heritabilitas karakter hasil dan
komponen hasil yang diamati rendah.
Jumlah tanaman yang diseleksi bulk lebih sedikit karena hanya dipilih 100 tanaman dengan penampilan baik yang kemudian di bulk untuk ditanam di
musim 3 sebagai generasi F
5
. Hasil seleksi pedigri ditanam per nomor atau per tanaman yang dipilih sehingga mencapai 150 galur lagi pada musim ke-3.
Tanaman yang diseleksi pada musim ke-3 lebih sedikit karena diharapkan mendapat tanaman yang lebih baik dari galur-galur pilihan dari musim
sebelumnya MT2. Persilangan GampaiIR77674 dan ProgolAsahan diseleksi tidak lebih dari 200 tanaman. Sedangkan pada seleksi bulk tetap dipilih
sebanyak kurang lebih 100 tanaman dari pertanaman benih panen bulk MT 2.
Pada F
4
, kedua kombinasi persilangan memiliki bobot malai per rumpun lebih besar pada kondisi lingkungan N+ dibandingkan di N-.
Sedangkan jika dilihat dari metode seleksi, metode pedigri memiliki bobot malai per rumpun yang lebih besar dibandingkan bulk. Bobot malai individu
generasi F
4
GampaiIR77674 berkisar antara 3-6 gram per malai. ProgolAsahan memiliki bobot malai rendah mencapai 2 gram. Rata-rata bobot
malai hasil bulk masih lebih rendah dari pedigri dengan berat di bawah 3 gram sedangkan bobot malai F
5
lebih tinggi dari F
4
, baik dari bulk maupun pedigri di kedua lingkungan nitrogen. Kombinasi GampaiIR77674 bobot malai per
rumpun lebih besar dari ProgolAsahan, di kedua lingkungan nitrogen. Data pada MT 3 juga menunjukkan hal yang sama, dimana hasil seleksi pedigri
lebih tinggi dari bulk dan pertanaman di N+ lebih tinggi dari N-.
Rata-rata panjang malai pada kedua generasi di N- berkisar antara 27- 28 cm sedangkan di N+ lebih panjang hingga mencapai 29 cm. Panjang malai
kombinasi ProgolAsahan masih lebih rendah dibandingkan GampaiIR77674. Pada generasi F
4
rata-rata jumlah gabah isi GampaiIR77674 baik pedigri N- dan N+ mencapai 100 butir, namun ProgolAsahan hanya berkisar 50-60 butir
saja. Jumlah gabah F
5
meningkat menjadi lebih dari 120 butir permalai di kedua persilangan, baik melalui bulk maupun pedigri dan di kedua lingkungan
N. Untuk karakter bobot 100 butir populasi GampaiIR77674 hasil seleksi
modifikasi bulk memiliki bobot lebih tinggi dibandingkan metode dan lingkungan seleksi lainnya. Pada populasi ProgolAsahan seluruh metode,
kecuali pedigri pada kondisi N+, bobot 100 butir tidak berbeda nyata. Jumlah anakan produktif tanaman GampaiIR77674 berkisar antara 9-10 anakan di N-
pada F4 pedigri dan bulk mencapai 14 anakan. Pada F
5
jumlah anakan rata rata menurun menjadi 8 anakan. Kombinasi ProgolAsahan rata-rata anakan lebih
rendah berkisar antara 7-8 anakan, baik di F
4
maupun F
5
, di kedua lingkungan nitrogen. Untuk karakter tinggi tanaman, rata-rata tinggi tanaman di atas 100
cm. Tanaman lebih tinggi yang ditanam di lingkungan N+. Karakter tinggi tanaman, umur berbunga dan bobot 1000 butir merupakan karakter yang dapat
digunakan sebagai kriteria seleksi karena berpengaruh positif nyata dan langsung terhadap hasil Jambhulkar dan Bose 2014. Pada generasi F
5
seluruh karakter dari populasi GampaiIR77674 maupun ProgolAsahan dan metode