Metode Efektivitas Metode Dan Lingkungan Seleksi Untuk Menghasilkan Galur Harapan Padi Adaptif Terhadap Kondisi Nitrogen Suboptimum

44 Tabel 4.4. Keragaan komponen hasil dari 10 galur terbaik padi menggunakan MBM pada lingkungan seleksi N suboptimum N- dan optimum N+ pada lingkungan produksi N suboptimum N- dan optimum N+ Lingkungan produksi Lingkungan seleksi Populasi JAP BSB JGI PJM BRM N- N- GampaiIR77674 7.8b 2.8a 138.5a 26.7b 4.1a ProgolAsahan 6.5b 2.9a 111.0a 26.6b 4.2a N+ GampaiIR77674 12.4a 2.6a 125.0a 27.0ab 3.9a ProgolAsahan 11.7a 2.7a 140.6a 27.4a 4.4a N+ N- GampaiIR77674 11.8a 2.6a 151.4a 27.7a 4.6a ProgolAsahan 12.2a 2.7a 118.7a 26.2b 4.4a N+ GampaiIR77674 12.8a 2.6a 142.7a 28.5a 4.4a ProgolAsahan 11.4a 2.7a 137.7a 27.0b 4.6a a Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada P≤0.05, JAP: jumlah anakan produktif, BSB: bobot 100 butir, JGI: jumlah gabah isi, PJM: panjang malai, BRM: bobot malai. Pada lingkungan produksi suboptimum lingkungan seleksi berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif dan panjang malai Tabel 4.4. Yoseftabar 2013 menyatakan dosis 300 kg N ha -1 menghasilkan malai panjang dan jumlah gabah tinggi. Bobot 100 butir, jumlah gabah isi, dan bobot malai tidak berbeda nyata. Menurut Dhurai et al. 2014 dan Dutta et al. 2013 jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, dan bobot 1000 butir memiliki heritabilitas tinggi dan kemajuan genetik yang tinggi. Karakter tersebut dikendalikan oleh banyak gen dengan aksi gen aditif. Penggaluran yang kemudian dilakukan pada generasi lanjut bertujuan untuk memfiksasi gen-gen tersebut. Hasil gabah dari 10 galur terbaik dan diferensial seleksi ditampilkan pada Tabel 4.5. Galur B14250F-1-4 merupakan hasil seleksi di lingkungan suboptimum dan memiliki hasil tertinggi di lingkungan produksi suboptimum 9059 kg ha -1 . Pada lingkungan produksi optimum, B14262F-7-1 merupakan galur dengan hasil gabah tertinggi 8363 kg ha -1 , berasal dari lingkungan seleksi optimum. Terdapat masing-masing satu galur yang termasuk ke dalam 10 galur tertinggi pada lingkungan produksi suboptimum maupun optimum N, yaitu B14262F-6-2 yang berasal dari lingkungan seleksi N suboptimum dan galur B14250F-5-1 diseleksi pada lingkungan optimum. Penggunaan lingkungan seleksi yang berbeda mnghasilkan galur-galur dengan hasil tinggi yang berbeda pula pada setiap lingkungan produksi. Diferensial seleksi galur terbaik hasil seleksi pada kondisi suboptimum dan ditanam pada kondisi suboptimum adalah 2969 kg ha -1 . Nilai diferensial seleksi ini tertinggi dibandingkan nilai pada lingkungan produksi optimum. Pada lingkungan suboptimum, lingkungan seleksi optimum memiliki diferensial seleksi tertinggi sedangkan pada lingkungan produksi optimum, diferensial seleksi tertinggi berasal dari galur yang diseleksi pada kondisi optimum. Pada metode MBM baik lingkungan seleksi N suboptimum maupun N optimum tidak mempengaruhi hasil pada lingkungan produksi N suboptimum. Menurut Anwar dan Darjanto 2009 galur yang berasal dari lingkungan seleksi optimum dapat toleran terhadap kondisi suboptimum karena 45 Tabel 4.5. Hasil gabah dari 10 galur terbaik padi menggunakan MBM pada lingkungan produksi N suboptimum N- dan optimum N+ Lingkungan seleksi Lingkungan produksi N- N+ Galur Hasil kg ha -1 Galur Hasil kg ha -1 N- B14250F-1-4 9059 B14250F-3-10 8083 B14250F-5-2 7781 B14250F-1-7 7467 B14250F-2-6 7029 B14250F-14-3 7295 B14250F-11-4 6445 B14250F-15-6 7148 B14250F-3-5 6345 B14250F-7-6 6772 B14262F-3-3 6216 B14262F-10-14 5628 B14262F-9-6 6185 B14262F-10-1 5399 B14262F-6-2 5757 B14262F-6-2 5121 B14262F-14-3 4619 B14262F-9-3 5119 Rata-rata 6604 6449 Diferensial seleksi 2969 2011 N+ B14250F-6-9 9396 B14262F-7-1 8363 B14250F-9-9 8434 B14250F-5-3 8327 B14250F-6-4 8225 B14250F-5-1 6903 B14262F-15-6 7641 B14262F-5-2 6801 B14262F-12-4 6678 B14250F-2-4 6250 B14250F-5-1 6451 B14250F-5-2 6016 B14250F-3-7 6287 B14262F-1-2 5956 B14262F-11-6 6188 B14250F-4-7 5937 B14262F-8-3 5353 B14262F-3-5 5592 Rata-rata 7184 6683 Diferensial seleksi 3555 2207 IR77674 + LSI 5428 5956 Asahan + LSI 5247 5322 Ciherang + LSI 4754 5076 Inpari 6 + LSI 5683 6043 Inpari 23 + LSI 6393 6149 Inpari 33 + LSI 4492 4756 a LSI = Least Significant Increase dengan taraf α5. LSI di N suboptimum = 830 dan LSI di N optimum = 783 memiliki kemampuan menggunakan nitrogen untuk membentuk hasil panenan dalam bentuk gabah. Nilai LSI Least Significant Increase digunakan untuk membandingkan hasil galur dengan varietas ceknya Petersen 1994; Saleem et al. 2013. LSI diperoleh dengan mengalikan nilai t tabel 5 dengan kuadrat tengah galat terlampir Lampiran 7. Hasil galur nyata lebih tinggi dari cek jika hasilnya lebih dari hasil cek ditambah LSI dan sebaliknya. Hasil cek terlampir pada lampiran 6. Galur hasil seleksi di lingkungan N subptimum, yaitu B14250F-1-4, B14250F-5-2, B14250F-2-6, dan B14250F-11-4 terlihat nyata lebih tinggi dibandingkan varietas cek terbaik Inpari 23. Galur lainnya meskipun lebih rendah dibandingkan Inpari 23 namun masih lebih tinggi dibandingkan varietas Ciherang dan Inpari 33. Sebanyak 6 galur yang diseleksi di optimum juga nyata lebih tinggi dibandingkan Inpari 23 dan galur lainnya