Evaluasi Keragaan Generasi F
                                                                                25 LadangUS2  pada  fase  vegetatif  tinggi  tanaman  tergolong  pendek  namun
memasuki  fase  generatif  pertumbuhannya  meningkat  dengan  malai  panjang 27.15  cm  dan  bobot  malai  terberat  3.97  g.  Hal  ini  mungkin  disebabkan
adanya pengaruh tetua dimana  Bintang  Ladang memang memiliki malai  lebih baik  dibandingkan  tetua  lainnya  Tabel  3.5.  Pengaruh  tetua  Bintang  Ladang
terlihat  lebih  dominan  dibandingkan  US2  meskipun  US2  juga  memiliki karakter  malai  yang  baik.  Tetua  Progol  maupun  Asahan  memiliki  karakter
malai  lebih  rendah  dibandingkan  Bintang  Ladang  dan  US2  yang mempengaruhi  malai  turunannya.    Untuk  populasi  GampaiIR77674  terlihat
bahwa ketiga karakter memiliki nilai  terendah dibandingkan populasi lainnya. Kemungkinan  hal  tersebut  dipengaruhi  tetua  Gampai  dengan  karakter  malai
terendah  dibandingkan  tetua  lainnya.  Bobot  malai  Gampai  paling  rendah karena  selain  malainya  pendek,  gabahnya  berbentuk  bulat  kecil.  Gampai
terlihat lebih dominan dibandingkan IR77674 dan hal ini terlihat dari populasi kombinasi keduanya.
Pemilihan  tetua  yang  tepat  mempengaruhi  penampilan  keturunannya. Tetua Bintang Ladang mungkin memiliki kemampuan menggunakan N secara
efisien  dibandingkan  tetua  lainnya.  Suatu  genotipe  dinyatakan  efisien  jika memiliki daya hasil tinggi pada kondisi N rendah Segda et al. 2014. varietas
yang  efisien  dalam  mengunakan  N  mampu  menggunakan  nitrogen  untuk membentuk  hasil  panenan  dalam  bentuk  gabah  sehingga  menghasilkan  bobot
gabah  yang  tinggi  dibandingkan  varietas  yang  tidak  efisien  Anwar  dan Darjanto  2009.  Menurut    Mildaerizanti  et  al.  2012  pada  kadar  N  rendah
kemampuan  tanaman  dalam  fotosintesis  terbatas  karena  N  berpengaruh terhadap  pembentukan  pigmen  fotosintesis  dan  protein  enzim  fiksasi
karbondioksida.  Kekurangan  N  menyebabkan  klorofil  yang  terbentuk  sedikit sehingga energi yang mampu dihasilkan untuk proses fotosintesis juga kurang.
Sebaliknya, padi lokal lebih mampu menyeimbangkan pengalokasian nitrogen untuk pembentukan struktur kloroplas dan untuk pembentukan energi sehingga
tetap dapat menghasilkan laju fotosintesis. 3.3.2 Parameter Genetik dan Korelasi Antar Karakter dari Tiga Populasi
Padi Generasi F
3
Keragaman  genetik  mempengaruhi  keberhasilan  suatu  proses  seleksi dalam  program  pemuliaan  tanaman.  Sebelum  menentukan  metode  seleksi  dan
waktu seleksi, perlu diketahui nilai keragaman genetik pada tanaman yang diuji Wolie  et  al.  2013.  Berdasarkan  Tabel  3.6  pendugaan  ragam  panjang  malai
dan  bobot  malai    diketahui  bahwa  ragam  lingkungan  lebih  besar  daripada ragam genotip, kecuali pada karakter bobot malai populasi ProgolAsahan. Hal
tersebut  menunjukkan  bahwa  keragaman  sifat  panjang  malai  dan  bobot  malai lebih  dipengaruhi  oleh  faktor  lingkungan.  Hal  ini  dapat  disebabkan  karena
karakter-karakter  tersebut  merupakan  karakter  yang  dipengaruhi  oleh  banyak gen  sehingga  pengaruh  setiap  gen  terhadap  fenotip  menjadi  lebih  kecil  dan
bersifat kumulatif Hermawan et al. 2013.
Dengan  penghitungan  nilai  relatif  dari  masing-masing  karakter diperoleh  kriteria  KKG  tinggi  adalah  pada  karakter  panjang  malai  dan  bobot
malai  dari  populasi  ProgolAsahan.  Nilai  KKG  yang  tinggi  menunjukkan bahwa perbaikan melalui seleksi dimungkinkan dengan  karakter  ini.  Karakter
26 Tabel 3.6.  Parameter genetik panjang malai dan bobot malai padi populasi F3
Populasi Karakter
σ
2
p σ
2
e σ
2
g h
bs 2
KKG Nilai
kriteria  Nilai kriteria
Bintang LadangUS2
Panjang Malai  5.24  5.56  0.32 0.06
rendah 0.19
sedang Bobot Malai
1.15  0.95 0.2
0.17 rendah
0.15 rendah
GampaiIR77674 Panjang Malai  5.47  6.19  0.72
0.13 rendah
0.28 sedang
Bobot Malai 0.61  0.65  0.04
0.07 rendah
0.07 rendah
ProgolAsahan Panjang Malai  7.18  3.76  3.42
0.48 sedang
0.62 tinggi
Bobot Malai 1.58  0.41  1.17
0.74 tinggi
0.36 tinggi
a
σ
2
p=ragam  fenotipe,  σ
2
e=ragam  lingkungan,  σ
2
g=ragam  genotipe,  h
bs 2
=heritabilitas  arti luas,  KKG=koefisien keragaman genetik
dengan nilai keragaman tinggi dan sangat tinggi  dapat  dikatakan  mempunyai keragaman  genetik  luas  dan  sebaliknya.  Keragaman  genetik  yang  luas
menunjukkan adanya pengaruh genetik yang lebih dominan daripada pengaruh lingkungan  Martono  2009.  Keragaman  genetik  yang  luas  merupakan  salah
satu  syarat  terhadap  seleksi  pada  karakter  yang  diinginkan  karena  proses seleksi terhadap karakter tersebut akan lebih efisien Aminasih 2009. Karakter
tanaman  yang  mempunyai  nilai  absolut  KKG  rendah  termasuk  dalam kelompok yang mempunyai keragaman sempit.
Karakter  bobot  malai  pada  populasi  ProgolAsahan  menunjukkan  nilai heritabilitas  tinggi  dengan  panjang  malai  heritabilitas  sedang.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  faktor  genetik  lebih  berperan  dari  faktor  lingkungan dalam  penampilan  fenotipe.  Nilai  duga  heritabilitas  tinggi  terhadap  karakter
umur  berbunga,  umur  panen,  tinggi  tanaman,  dan  hasil  juga  dilaporkan  oleh Akinwale  et  al.  2011.  Nilai  heritabilitas  tinggi  sangat  berperan  dalam
meningkatkan  efektifitas  seleksi.  Pada  karakter  yang  memiliki  heritabilitas tinggi seleksi akan berlangsung efektif dan dapat dilakukan pada generasi awal
karena  pengaruh  lingkungan  kecil,  sehingga  faktor  genetik  lebih  dominan dalam penampilan genetik tanaman. Nilai heritabilitas tinggi  yang diikuti oleh
respon  seleksi  tinggi  merupakan  hasil  kerja  gen  aditif.  Sebaliknya  suatu  sifat yang  memiliki  nilai  heritabilitas  tinggi  dan  diikuti  dengan  respon  seleksi
rendah  akibat  pengaruh  gen  bukan  aditif  dominan,  epistasis  Kemajuan genetik  harapan  merupakan  tolak  ukur  dalam  persen  dari  pergeseran  nilai
tengah populasi dari kondisi populasi sampai kondisi setelah dilakukan seleksi, dengan asumsi besaran differensial Aryana 2010.
Tabel  3.7.  Korelasi  antara  karakter  tinggi  tanaman  dengan panjang  dan  bobot  malai  padi  pada  tiga
kombinasi persilangan F
3
, MK 2012 N=300 Kombinasi
Panjang malai Bobot malai
Bintang LadangUS2 0.11tn
0.16 GampaiIR77674
-0.01tn 0.038tn
ProgolAsahan 0.01tn
-0.00tn
= nyata dan tn = tidak nyata berdasarkan uji t pada taraf α 5
27 Pada  populasi  Bintang  LadangUS2  dan  GampaiIR77674,  panjang
malai dan bobot malai memiliki nilai heritabilitas rendah yang berarti karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan daripada genetik dan seleksi
akan  efektif  dilakukan  pada  generasi  akhir.  Sebaliknya  jika  nilai  heritabilitas suatu  karakter  tinggi  menunjukkan  bahwa  karakter  lebih  dipengaruhi  faktor
genetik  dan  seleksi  dapat  dilakukan  pada  awal  generasi  dengan  hanya  dari melihat penampilan fenotipnya Kumar et al. 2009; Akinwale et al. 2011. Dari
26 padi lokal Jambi diketahui bahwa karakter panjang malai dan bobot  gabah berisi memiliki nilai heritabilitas tinggi dan KKG luas Buhaira et al. 2014.
Korelasi  menunjukkan  keeratan  hubungan  antara  dua  karakter  tanaman yang  berbeda  Tabel  3.7.  Tinggi  tanaman  berkorelasi  positif  pada  karakter
panjang malai tiga kombinasi kecuali pada GampaiIR77674 meski korelasinya tidak  nyata.  Pada  kombinasi  Bintang  LadangUS2  tinggi  tanaman  berkorelasi
nyata  positif  dengan  bobot  malai.  Kecuali  pada  kombinasi  ProgolAsahan dimana  tinggi  tanaman  berkorelasi  negatif  dengan  bobot  malai  tetapi  korelasi
tersebut tidak nyata. Karakter tinggi tanaman yang berkorelasi dengan karakter komponen hasil, seperti panjang dan bobot malai, dapat dipertimbangkan untuk
dimanfaatkan dalam  proses seleksi tanaman padi  yang berpotensi  hasil tinggi. Hirzel  et  al.  2011  dan
Syakhril  et  al.  2014  menyatakan  bahwa  p
emberian nitrogen dapat meningkatkan tinggi tanaman, panjang malai, panjang dan lebar
daun.  Hasil  gabah,  bahan  kering,  tinggi  tanaman  dan  komponen  hasil  lainnya positif dipengaruhi oleh aplikasi nitrogen.