Teri sebagai sumber kalsium memiliki keistimewaan dibandingkan dengan ikan lainnya yaitu bentuk tubuhnya yang kecil sehingga mudah dan praktis
dikonsumsi oleh semua umur. Ikan teri merupakan sumber kalsium sebagai pencegah pengeroposan tulang yang tahan dan tidak mudah larut dalam air.
Rasa gurih dapat diperoleh secara alami dari berbagai macam bahan makanan,
seperti kaldu ayam, daging
sapi, daging
babi, atau
ikan, kerang, udang, kecap ikan, kecap
asin, kecap inggris, rumput
laut, tomat, bawangputih, asparagus, jamur, miso, tauco,keju, santan kelapa, terasi , dan lain-lain.
a. Proses penangan dan pengolahan ikan teri nasi stolephorus sp. setengah
kering sni 01-3471-1994
Penanganan dan pengolahan ikan teri nasi setengah kering adalah semua kegiatan yang menghasilkan produk akhir yang berupa ikan teri nasi setengah
kering. Tahap produksi ini meliputi proses sortasi awal, pencucian, perendaman, perebusan, pengeringan, sortasi akhir, pengemasan dan pelabelan.
1. Sortasi awal
Ikan teri nasi dari nelayan dimasukkan kedalam wadah berinsulasi atau tong plastik, secepat mungkin dilakukan sortasi jenis dan
mutunya. Kemudian ditimbang dan dicuci dengan air dingin atau air laut untuk mengilangkan kotoran.
2. Pencucian
Pencucian ulang atau pembilasan dilakukan dengan menggunakan air dingin dan bersih untuk menghilangkan air laut atau menurunkan
kadar garam. 3.
Perendaman Sebelum dilakukan perebusan ikan teri nasi setengah kering direndam
dalam air es selama kurang lebih 10 menit.
4. Perebusan
Tahapan selanjutnya adalah tahap perebusan. Dalam proses perebusan air yang digunakan untuk perebusan ditambah garam sebanyak 3-4
dari volume air yang direbus. Setelah air perebusan mendidih, dimasukkan ikan teri ke dalam perebusan selama 3-5 menit sambil
dilakukan pengadukan untuk meratakan panas dan menghilangkan busa pada keranjang perebusan. Setelah diangkat, ikan teri nasi
ditiriskan diangin-anginkan sampai tiris. 5.
Pengeringan Pengeringan dapat dilakukan dengan cara penjemuran diatas para
para, sejenis alat yang terbuat dari bambu atau dengan cara lain yang sesuai sampai setengah kering dan dilanjutkan dengan pengangin-
anginan. 6.
Sortasi akhir
Tahap sortasi ini dilakukan dengan tujuan menghilangan kotoran yang masih menempel, kemudian sortasi jenis mutu dan ukuran teri yang
diinginkan. 7.
Pengemasan Bahan pengemas untuk ikan teri nasi setengah kering harus cukup
kuat, tahan perlakuan fisik, mempunyai permeabilitas yang rendah terhadap air uap air, gas bau, tidak mudah ditembus minyak dan
lemak, tidak boleh melekat pada produk dan tidak boleh menulari produk. Pembungkus harus terbuat dari bahan yang baik dan
memenuhi persyaratan bagi produk, metode pengolahan dan pemasarannya. Teknis pengemasan produk harus dikemas dengan
cepat, cermat, secara saniter dan higienis. Pengemasan harus dilakukan dalam kondisi yang dapat mencegah terjadinya penularan
dan kontaminasi dari luar terhadap produk akhir.
2.4 Pemanfaatan penambahan ikan teri nasi dan wortel dalam pembuatan